Tips Mengajari Anak Mengelola Uang di Usia Dini
Berbagai pro dan kontra sering muncul saat orang tua diminta untuk mengajarkan anak cara mengelola uang sejak dini. Hal yang wajar karena beberapa orang berpendapat kalau ini dapat menyebabkan pola pikir anak menjadi materialistis saat dirinya beranjak dewasa. Akibatnya, apa yang ada dipikiran anak hanya uang dan uang.
Padahal bila diajarkan dengan benar, maka anak dapat mengelola keuangannya secara mandiri saat dewasa nanti. Sehingga orang tua tidak perlu takut saat memberikan uang yang banyak kepada anak, karena sejatinya anak tahu mau diapakan uang tersebut.
Tertarik untuk mengajari anak tentang cara mengelola uang sejak dini? Coba terapkan beberapa tips berikut ini.
9 Tips Ajari Anak Cara Mengelola Uang
1. Mulai dari Uang Logam
Mengingat usianya masih dini, sebaiknya jangan perkenalkan anak dengan uang kertas terlebih dahulu karena nominalnya terlalu besar. Sebagai gantinya, perkenalkan anak dengan uang logam dengan berbagai nominal. Lalu, ajari anak cara menghitung total uang logam dan barang apa saja yang bisa didapatkan anak saat membelanjakan uang tersebut.
Cara ini akan membantu anak untuk mengenal uang serta manfaatnya dengan lebih baik. Jadi ketika anak beranjak dewasa, dirinya lebih hati-hati saat membelanjakan uang.
2. Beri Hadiah Berupa Celengan
Jika selama ini hadiah yang diberikan berupa mainan atau pakaian, sesekali ganti dengan celengan dengan bentuk unik dan lucu. Berikan penjelasan sederhana mengenai fungsi celengan, sehingga anak tahu cara menggunakan celengan tersebut. Setelah itu, berikan uang jajan agar anak bisa belajar untuk menyisihkan sebagian uangnya untuk ditabung.
Nominal uang jajannya tidak perlu banyak. Kamu hanya perlu mengajari anak menabung secara konsisten, sehingga nominal uang miliknya bisa bertambah banyak dari waktu ke waktu.
3. Ajari Anak Cara Memakai Kalkulator
Alat hitung sederhana dan praktis, seperti kalkulator juga perlu diperkenalkan kepada anak. Kalkulator akan memudahkan anak untuk menghitung jumlah uang secara keseluruhan. Mulai dari pemasukan, pengeluaran, dan savings, sehingga anak tahu arus uang masuk dan keluar dengan baik.
Tidak perlu memakai kalkulator ilmiah, karena kalkulator pasar saja sudah cukup di usia anak yang masih muda. Yang terpenting, ajari anak cara menggunakan tombol-tombol yang ada pada kalkulator sesuai dengan fungsi matematika yang benar. Dengan demikian, anak tidak bingung saat ingin melakukan perhitungan.
4. Pandu Anak dalam Membuat Catatan Keuangan
Meski kelihatannya rumit, namun cara ini sangat bagus bila kamu ingin mengajarkan anak tentang cara mengelola uang ke level yang lebih tinggi. Ajarkan anak untuk membuat catatan keuangan sederhana, seperti pemasukan di sebelah kiri sementara pengeluaran di sebelah kanan.
Ajarkan anak tentang cara ini di usia antara 6-10 tahun. Pada rentang usia ini, anak sudah mendapat pelajaran matematika sederhana di sekolah yang bisa langsung diaplikasikan dalam pengelolaan uang sehari-hari. Pandu anak dalam prakteknya, jadi saat ada kesalahan, kamu bisa langsung memberitahu letak kesalahannya dan segera memperbaikinya.
5. Ajak Anak Belanja Bersama
Sebagai orang tua, kamu pasti penasaran tentang cara anak mengelola uangnya sendiri. Nah, untuk mengetahui hal ini, sesekali ajak anak untuk belanja bersama. Dari sini, kamu bisa tahu apakah anak termasuk tipikal yang boros atau tidak, suka diskon atau tidak, mengedepankan kualitas atau kuantitas, dan lain sebagainya.
Bukan hanya mengelola uang, tapi kamu juga bisa mengajari anak tentang cara menentukan kualitas barang saat berbelanja. Dengan demikian, anak tidak belanja asal-asalan, tetapi mempertimbangkan kualitas dan harga dari barang yang ingin dibelinya.
6. Buatkan Buku Tabungan Pribadi
Saat anak sudah memasuki usia remaja, tak ada salahnya untuk membuatkan buku tabungan pribadi lalu memberikannya kepada anak. Mulai dari sekarang, ajak anak untuk menyisihkan uangnya secara lebih intens ke rekening pribadi demi masa depannya. Selain aman, menyimpan di rekening juga dapat meminimalisir keinginan anak untuk belanja konsumtif.
Untuk memantau baik buruknya arus keuangan anak, kamu bisa melakukan pengecekan secara berkala lewat setiap catatan di buku rekening pribadinya.
7. Berikan Kartu Kredit Cadangan
Memberikan anak kartu kredit di usianya yang masih muda memang berisiko, karena dapat membuat keinginan belanja anak menjadi tidak terkontrol. Maka dari itu, jelaskan dulu bagaimana cara menggunakan kartu kredit, manfaat, dan kerugian sebelum memberikan kartu tambahan kepada anak.
Ajari anak untuk lebih berhati-hati saat menggunakan kartu kredit untuk menghindari masalah finansial yang tidak diharapkan. Lakukan pula pemantauan secara rutin untuk memastikan kalau kartu tidak disalahgunakan oleh anak.
8. Perkenalkan Konsep Tentang Berinvestasi
Disini kamu tidak membuat rekening investasi atas nama anak, melainkan menjelaskan konsep kalau uang itu dapat bertumbuh asal ditempatnya pada instrumen yang pas. Kamu bisa mencontohkannya dengan mengajak anak untuk menyisihkan uang secara rutin selama beberapa bulan, lalu memberikan bunga dalam jumlah tertentu.
Imbal hasil dalam bentuk bunga itulah yang nantinya akan diakui sebagai keuntungan. Pemahaman tentang dunia investasi sejak dini secara tidak langsung akan menarik minat anak untuk berinvestasi. Tidak perlu menunggu sampai dirinya punya penghasilan sendiri, tapi dia akan berinvestasi dari uang jajan yang disisihkannya.
9. Beri Tanggung Jawab untuk Mengelola Uang Sendiri
Caranya bisa dengan cara memberikan buku tabungan atas namanya sendiri atau memberi kartu kredit tambahan. Dari sini kamu bisa mengetahui apakah anak bertanggung jawab atas uang yang diberikan padanya atau tidak. Apakah anak bisa berhemat atau malah menjadi konsumtif karena fasilitas yang diberikan.
Pemberian tanggung jawab di usia muda membuatnya punya waktu yang lebih banyak untuk belajar saat melakukan kesalahan dalam mengelola keuangan. Alhasil, kesalahan yang sama tidak terulang kembali di kemudian hari.
Lebih Cepat Lebih Baik
Semakin cepat mengajari anak tentang cara mengelola uang, maka semakin kompeten pula anak dalam mengelola keuangan pribadinya saat tumbuh besar nanti. Jangan pernah takut untuk mengajari anak agar dirinya menjadi terbiasa selagi kamu memberikan yang positif.
Namun, kamu perlu bersabar sebab anak kecil tidak bisa langsung menerima pembelajaran yang orangtua berikan. Untuk itu, ajari anak secara bertahap dengan contoh yang nyata. Dengan begitu, anak akan meniru dan mempraktikannya hingga tumbuh dewasa.