Tips Mengelola Uang untuk Single Parents di Saat New Normal

Menjalani kehidupan sebagai seorang single parent tentu tidak mudah. Apalagi di tengah situasi pandemi virus corona saat ini, orang tua tunggal atau single parents dituntut untuk bisa multitasking seperti menjaga rumah, anak dan keuangan dengan baik.  

Menyoal uang, mengelola uang dengan baik itu penting agar tidak terjerat dalam tumpukan utang yang disebabkan oleh kebiasaan keuangan yang buruk. Ditambah dengan biaya pendidikan yang tidak murah sebab setiap tahun diprediksikan mengalami kenaikan.  

Buat para single parents, memikirkan semua itu bisa jadi membuat Anda pusing dan stres. Namun, di tengah pandemi ini yang utama adalah menjaga kesehatan Anda dan anak. 

Setelahnya baru memikirkan urusan biaya kebutuhan hidup hingga biaya pendidikan. Tak perlu overthinking semua ada solusinya. Berikut cara cermat mengelola uang buat single parents di era new normal, seperti di kutip dari cermati.com.

Ilustrasi kelola keuangan 

1. Buat Manajemen Finansial

Poin paling penting yang menjadikan seorang single parent bisa menghidupi keluarga dengan baik yakni dengan memiliki manajemen keuangan yang tepat. Buatlah manajemen finansial sederhana yakni membuat pos-pos keuangan bulanan. 

Alokasikan anggaran untuk pos keuangan penting seperti pos biaya hidup (kebutuhan makan sehari-hari, transportasi, listrik, air, internet) pos kebutuhan anak (bayar sekolah dan uang jajan), pos bayar cicilan (KPR, Kartu Kredit, Motor/Mobil, Asuransi) lalu pos tabungan dana darurat dan investasi. Sisanya, baru pos hiburan (uang jalan-jalan atau belanja konsumtif). 

Jangan lupa, tambahkan juga pos kesehatan di era new normal. Alokasikan uang ini untuk membeli vitamin, hand sanitizer hingga masker. Latih diri Anda untuk bijak mengelola keuangan bulanan dengan baik, hingga bijak menggunakan kartu kredit dan dompet digital untuk memenuhi kebutuhan keluarga Anda. 

2. Cari Tambahan Pendapatan

Langkah yang satu ini sifatnya wajib, terlebih lagi untuk para ibu yang menjadi orang tua tunggal. Apabila mantan suami masih menanggung biaya hidup anak, hal tersebut tentu cukup melegakan.Jika tidak, maka Anda harus kreatif untuk mencari tambahan pemasukan.

Apabila Anda sudah memiliki pekerjaan full time, maka usahakan untuk menambah pendapatan dengan cara-cara yang mudah. Misalnya membuka toko online, menjadi reseller, atau menerima pekerjaan lain sesuai kemampuan Anda. 

Pastikan Anda bisa membagi waktu dengan baik ketika bekerja dan merawat anak. Memiliki dua pekerjaan memang tidak mudah, namun jika Anda bisa membagi waktu dengan baik, semuanya akan terasa ringan, ditambah uang yang didapatkan bisa menjadi penyemangat Anda. 

3. Miliki Dana Darurat dan Asuransi

Situasi pandemi ini mengajarkan kita semua pentingnya memiliki dana darurat yang cukup. Sebagai single parent, apabila Anda sudah memiliki tabungan dana darurat, maka terus perkuat nilai dari tabungan dana darurat Anda.

Jangan terlena apabila Anda sudah punya dana darurat yang cukup. Cek asuransi Anda, apa sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum. Contoh asuransi yang dapat di pertimbangkan untuk dimiliki antara lain asuransi kesehatan, jiwa hingga pendidikan. 

Bagi Anda yang belum punya dana darurat dan asuransi, tidak perlu menyesal. Mulai pelan-pelan dari sekarang. Caranya, rutin sisihkan 5-10 persen dari gaji Anda untuk tabungan dana darurat. 

Simpan uang dana darurat di tabungan atau deposito. Ingat ya, jangan tergoda untuk menggunakannya jika bukan kebutuhan darurat. Untuk asuransi, mulai dulu dari asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Pastikan jangan asal beli asuransi, pahami produk, benefit dan cara klaim agar bisa memanfaatkan dengan baik.    

Baca Juga: Duit Ngepas, Tapi Mau Investasi. Begini Caranya!

4. Mulai Investasi di Pasar Modal

Ketika keuangan Anda sudah stabil pasca berpisah dengan pasangan, dan Anda sudah memiliki dana darurat yang cukup serta sudah bisa mengelola keuangan dengan baik. Maka, langkah selanjutnya adalah mulailah investasi untuk mewujudkan tujuan keuangan di masa depan. 

Contoh tujuan keuangan jangka panjang antara lain menyiapkan dana pendidikan hingga perguruan tinggi. Umumnya, biaya pendidikan selalu mengalami kenaikan dan jangan lupa hitung juga pertambahan biaya akibat inflasi. 

Dari sini, Anda mestinya paham jika menabung saja tidak akan cukup. Anda perlu investasi. Tapi, sebelum Anda investasi, Anda harus pelajari dulu keuntungan dan risiko dari produk investasi yang akan Anda beli.