Tips Menghindari Gosip di Kantor
Kamu sering mendengar atau melihat rekan kerja bergosip? Ada saja bahan yang dijadikan gunjingan, entah itu sesama rekan kerja, atasan, klien, maupun orang lain di luar kantor Rasanya lingkungan kantor sudah toxic banget.
Gosip berseliweran tak terkontrol, bahkan di saat jam kerja. Kondisi seperti ini dapat membuatmu kurang nyaman saat bekerja, meskipun bukan kamu yang jadi korban gosip mereka.
Tetapi lingkungan kantor yang dipenuhi gosip sudah tidak sehat. Mau buru-buru resign tidak mungkin, karena masih butuh pekerjaan.
Satu-satunya cara adalah menutup telinga rapat-rapat dan menghindari rekan kerja tukang gosip. Cara lain agar terhindar dari lingkungan kerja toxic akibat gosip:
Baca Juga: 7 Tips Memilih Kursus Online Terbaik untuk Tingkatkan Skill
1. Tidak memulai bergosip
Hal yang paling sederhana adalah tidak memulai bergosip. Jangan pernah menjadi orang pertama yang suka menyebar keburukan orang lain.
Lagipula buat apa? Toh, orang yang kamu gunjingkan tidak mengganggu atau merugikanmu. Kalau hanya mau dipuji jadi orang yang tahu segalanya, itu bukanlah predikat baik.
Terlebih jika kinerja ataupun produktivitasmu di kantor rendah. Kamu hanya akan dicap penggosip andal ketimbang karyawan teladan.
Coba kalau kamu berada di posisi orang yang kamu gosipi, pastinya bakal ‘panas juga kupingmu.’ Mungkin juga sakit hati atau marah.
Ingat hukum karma berlaku. Jadi, lebih baik tidak mencampuri urusan orang lain. Hidup akan lebih tenang dan fokus pada pekerjaan.
2. Jadi pendengar saja
Apabila kamu terjebak pada sebuah obrolan dengan rekan kerja yang mulai menjurus ke hal-hal berbau gosip, tidak perlu ditanggapi. Cukup jadi pendengar saja.
Hindari memberi komentar yang seolah-olah mendukung perkataan rekan kerjamu. Nanti malah makin panjang pembahasannya.
Lebih baik katakan bahwa kamu tidak mengetahui apapun. Tidak ingin mencampuri urusan orang lain, atau berusaha mencari alasan pergi meninggalkan mereka.
3. Jaga jarak dengan si biang gosip
Kamu pasti tahu mana saja rekan kerja yang dijuluki tukang gosip. Jika sudah tahu dan mengenal watak mereka, sebaiknya jaga jarak.
Tidak perlu terlalu akrab dengan mereka. Karena mereka bisa saja menyeret kamu dalam percakapan yang ujung-ujungnya gosip. Kalau ngobrol, seperlunya saja. Misalnya hanya untuk urusan pekerjaan, bukan yang menyangkut ranah privasi.
Rekan kerja tukang gosip jangan dijadikan teman akrab. Karena orang-orang seperti itu tidak bisa dipercaya. Mungkin saja di belakangmu, mereka membicarakanmu atau membongkar privasi kamu ke rekan kerja lain sebagai bahan gunjingan.
Selain itu, berkawan dengan rekan kerja tukang gosip akan mengubah imej kamu di mata rekan kerja lain, bahwa kamu si tukang penyebar gosip.
4. Tidak perlu cari perhatian ke bos
Persaingan di dunia kerja memang sengit. Bukan hanya berusaha menunjukkan kinerja baik, tetapi juga ada yang sampai cari perhatian, menjilat, bahkan ABK (Asal Bapak Senang) apapun dilakukan.
Jika kamu tidak ingin menjadi bahan gosip, hindari cari-cari perhatian ke bos. Misalnya, bekerja dengan cepat dan rajin ketika ada bos, sok sibuk padahal tidak menghasilkan apapun dalam bekerja, membantu urusan pribadi bos, dan lainnya.
Kalau berbuat seperti ini, memang kamu menghindari rekan kerja tukang gosip, tetapi kamu yang justru jadi omongan mereka. Kamu bisa dipromosi naik jabatan, tetapi bukan dari kerja nyata, melainkan cari muka ke bos.
5. Hilangkan sifat kepo
Bila kamu punya sifat kepo atau rasa ingin tahu yang lebih dalam, hati-hati bisa terjerembab pada urusan pergosipan. Kamu kepo kalau rekan kerja punya gosip panas di kantor.
Mau tahu, sehingga dengan berbagai cara mengulik informasi tersebut. Ini yang bahaya, akhirnya kamu malah ikut ngerumpi.
Sebaiknya sifat kepo kamu ini dipakai untuk bekerja. Penasaran belajar hal-hal atau bidang baru. Bukan untuk mencari tahu urusan orang lain.