Apa Itu Kurs Jual dan Beli? Inilah Penjelasan dan Cara Menghitungnya

Jika kamu pernah menukar uang asing dengan Rupiah ataupun sebaliknya di bank ataupun money changer, pasti pernah mendengar istilah kurs jual dan kurs beli. Walaupun belum tahu banyak mengenai kedua istilah tersebut, setidaknya pasti kamu pernah menemui tulisan tersebut.

Barangkali, pernah terpikirkan olehmu bahwa nilai kurs cuma ada satu, seperti 1 USD = 15.704 IDR (pada waktu tulisan dibuat). Pengumuman kurs tersebut yang paling banyak didengar di berbagai media.

Ternyata, yang dimaksud kurs tidaklah melulu demikian. Ada tiga kurs yang berlaku, yaitu kurs jual, kurs beli, dan kurs tengah.

Mau tahu seperti apa lengkapnya? Berikut adalah ulasannya.

Baca Juga: Kurs: Pengertian, Jenis, dan Faktor yang Memengaruhinya

Penjelasan Praktis Mengenai Kurs Jual dan Kurs Beli

loader

Ilustrasi Kurs Jual dan Beli

Kurs erat kaitannya dengan tukar-menukar uang asing yang ada di bank atau yang ada di tempat penukaran uang (money changer). Agar lebih mudah dipahami, kurs jual dan kurs beli selalu diartikan melalui sudut pandang bank atau money changer. Bukan dari sudut pandangmu sebagai orang yang menukarkan.

Istilah kurs nilai tukar mata uang asing berasal dari bahasa asing. Menurut Paul R. Krugman dan Maurice, kurs adalah harga mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang lainnya. Sementara menurut Menurut Salvator, kurs adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya.

Mudahnya, kamu bisa mengartikannya sebagai berikut.

  1. Kurs jual (Rupiah -> uang asing) merupakan kurs yang dipakai apabila bank/money changer ingin menjual uang asing (valuta asing/valas) kepada masyarakat (jika kamu ingin menukarkan Rupiah dengan uang asing). Atau juga bisa diartikan sebagai harga jual mata uang/valas oleh bank/money changer.
  2. Kurs beli (Rupiah <- uang asing) merupakan kurs yang dipakai apabila bank/money changer ingin membeli uang asing darimu (jika kamu ingin menukarkan uang asing dengan Rupiah). Atau juga bisa diartikan sebagai kurs yang telah diberlakukan bank apabila melakukan pembelian mata uang asing atau valas.

Ilustrasi Perhitungan Kurs Jual dan Kurs Beli

loader

Menghitung Kurs

Di bawah ini adalah ilustrasi contoh perhitungan kurs jual dan kurs beli yang dapat membantu kamu untuk lebih memahaminya.

Ilustrasi Perhitungan Kurs Jual

Cermat Indra Kusuma berencana akan berlibur ke Austria. Karena Austria merupakan negara yang tergabung dalam Uni Eropa maka mata uang yang berlaku adalah Euro. Jadi, Cermat Indra Kusuma harus menggunakan mata uang Euro selama di sana. Pergilah Cermat Indra Kusuma ke bank untuk menukarkan sejumlah Rupiah yang dimilikinya dengan Euro.

Pada saat menukarkan uangnya, kurs jual Euro saat itu: 1 EUR = 14.500 IDR (misalnya). Sementara kurs beli Euro: 1 EUR = 14.000 IDR (misalnya). Karena Cermat Indra Kusuma ingin menukarkan Rupiahnya dengan Euro, kurs juallah yang menjadi acuan perhitungannya. Jadi, Euro yang akan diperoleh Cermat Indra Kusuma apabila ingin menukarkan Rp60 juta adalah sekitar €4.137,9 (60.000.000 IDR/14.500 IDR).

Ilustrasi Perhitungan Kurs Beli

Puas dengan liburannya di Austria, Cermat Indra Kusuma kembali ke Indonesia. Rupanya masih ada €200 yang tidak dipakainya. Cermat Indra Kusuma kemudian berencana menukarkan Euronya agar nilainya bisa dimanfaatkan. Pergilah Cermat Indra Kusuma ke money changer yang ada di bandara. Karena yang ditukarkan adalah Euro ke Rupiah, kurs belilah yang berlaku sebagai acuannya.

Pada saat penukaran, ternyata kurs beli Euro mengalami sedikit perubahan: 1 EUR = 14.050 IDR (misalnya). Jadi, Rupiah yang didapat Cermat Indra Kusuma dari penukaran dengan mengacu pada kurs beli adalah Rp2.810.000 (200 EUR x 14.050 IDR).

Ini yang Dimaksud dengan Kurs Tengah

loader

Penukaran Mata Uang

Di samping kurs jual dan juga kurs beli, ada satu jenis kurs lagi, yaitu kurs tengah. Menurut definisinya, kurs tengah adalah kurs antara kurs jual dan kurs beli (penjumlahan dari kurs beli dan kurs jual yang dibagi dua). Pada umumnya, kurs jual lebih tinggi atau lebih mahal dibandingkan dengan kurs beli.

Pedagang valas mengambil margin keuntungan dari selisih penukaran uang asing/valas ini. Ketika kamu melihat daftar dari kurs mata uang asing yang terdapat di koran, TV, ataupun internet dan di sana tidak terdapat detail dari kurs jual dan kurs beli, berarti nilai kurs itu adalah kurs tengah.

Kurs tengah memiliki beberapa fungsi yang penting dalam konteks keuangan dan bisnis. Berikut adalah beberapa fungsi kurs tengah:

  • Pencatatan nilai konversi mata uang asing: Kurs tengah digunakan dalam mencatat nilai konversi mata uang asing dalam laporan keuangan perusahaan. Kurs tengah BI, yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, sering digunakan sebagai acuan dalam pencatatan nilai konversi mata uang asing.
  • Laporan keuangan: Kurs tengah BI memainkan peran penting dalam laporan keuangan perusahaan. Dalam laporan keuangan, kurs tengah digunakan untuk menghitung nilai konversi aset, kewajiban, pendapatan, dan biaya yang dinyatakan dalam mata uang asing.
  • Pelaporan pajak: Kurs tengah juga digunakan dalam melaporkan pajak. Dalam beberapa kasus, kurs tengah BI atau kurs KMK (Kurs Mata Uang Kepabeanan) digunakan sebagai dasar perhitungan pajak, seperti PPh Pasal 26 yang terutang.
  • Referensi harga: Kurs tengah BI juga dapat digunakan sebagai referensi harga dalam transaksi bisnis tertentu. Meskipun tidak digunakan untuk aktivitas penukaran mata uang asing secara langsung, kurs tengah BI memberikan gambaran nilai tukar yang representatif dalam pasar valuta asing Indonesia.

Baca Juga: Kurs Tengah BI: Pengertian, Fungsi dan Perbedaannya dengan JISDOR

Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!

Mulai Berinvestasi Sekarang!  

Inilah Aturan Transaksi Menggunakan Uang Asing di Indonesia

Secara umum transaksi di wilayah Indonesia wajib menggunakan Rupiah. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 17/3/PBI/2015 khususnya Bab II Pasal 2 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah. Pihak yang melakukan perdagangan barang ataupun jasa di dalam negeri tidak boleh menolak transaksi dengan mata uang Rupiah.

Meskipun demikian, ada beberapa pengecualian dalam peraturan tersebut dan beberapa hal berikut masih bisa menggunakan mata uang asing:

  • Pembayaran utang luar negeri Pemerintah.
  • Belanja barang dan modal Pemerintah.
  • Jual beli surat utang atau obligasi.
  • Penerimaan pajak dan non-pajak.
  • Penerimaan hibah dari luar negeri.
  • Transaksi terkait ekspor dan impor.
  • Transaksi online lintas negara.
  • Konsumsi WNI di luar negeri.
  • Simpanan dalam bentuk valas di bank.
  • Transaksi pembiayaan dari kreditur internasional.
  • Transfer valas ke luar negeri.
  • Kredit valas untuk kegiatan ekspor.
  • Pasar uang antarbank (PUAB) dalam bentuk valas.
  • Obligasi valas.
  • Visa on arrival.
  • Proyek infrastruktur strategis Pemerintah dengan syarat tertentu.

Keluarnya aturan tersebut tak lepas dari meningkatnya transaksi yang menggunakan valas, terutama dolar. Jelas hal tersebut sama sekali tidak menguntungkan bagi Indonesia. Sebab membuat Rupiah makin melemah di hadapan dolar. Situasi tersebut jika dibiarkan akan merembet ke perekonomian Indonesia. Dan tak menutup kemungkinan terjadi krisis seperti tahun 1998 yang mana Rupiah betul-betul anjlok nilainya terhadap dolar.

Pengaruh Kurs terhadap Transaksi Harian

Kurs mata uang memiliki dampak signifikan terhadap berbagai transaksi harian, terutama bagi individu yang melakukan perjalanan ke luar negeri atau berbelanja secara online. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai pengaruh kurs dalam dua konteks utama: perjalanan ke luar negeri dan belanja online.

1. Perjalanan ke Luar Negeri

Saat seorang traveler menukar rupiah ke mata uang asing, seperti dolar AS, mereka akan dikenakan kurs jual. Ini berarti bahwa bank atau money changer akan menjual mata uang asing kepada mereka dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tukar pasar. Misalnya, jika kurs pasar untuk 1 dolar AS adalah 15.000 rupiah, bank mungkin menawarkan kurs jual sebesar 15.200 rupiah. Selisih ini merupakan margin keuntungan bagi bank atau money changer.

  • Kurs Jual: Ketika melakukan penukaran, traveler harus siap untuk membayar lebih dari nilai tukar pasar. Ini penting untuk diperhatikan agar mereka dapat memperkirakan berapa banyak uang yang perlu disiapkan untuk perjalanan mereka. Sebaliknya, ketika traveler kembali ke Indonesia dan ingin menukar sisa uang asing yang mereka miliki, mereka akan dikenakan kurs beli. Kurs beli adalah harga yang ditawarkan oleh bank atau money changer untuk membeli kembali mata uang asing dari individu. Biasanya, kurs beli juga lebih rendah dibandingkan dengan kurs pasar, sehingga traveler mungkin mendapatkan nilai tukar yang kurang menguntungkan saat menukar kembali uang mereka.
  • Kurs Beli: Misalnya, jika traveler ingin menukar kembali dolar AS ke rupiah, dan kurs beli yang ditawarkan adalah 14.800 rupiah per dolar, mereka akan kehilangan sebagian nilai tukar yang seharusnya mereka dapatkan jika menukarnya di pasar.

2. Belanja Online

Dalam konteks belanja online, terutama ketika melakukan pembelian di e-commerce internasional, transaksi biasanya dilakukan dalam mata uang asing. Dalam hal ini, kurs yang berlaku adalah kurs jual yang ditetapkan oleh bank atau penyedia layanan pembayaran. Ketika seseorang melakukan pembelian, mereka akan dikenakan kurs yang sedikit lebih tinggi dari kurs pasar sebagai bagian dari margin keuntungan.

  • Transaksi dalam Mata Uang Asing: Misalnya, jika seseorang membeli barang seharga 100 dolar AS, dan kurs jual yang berlaku adalah 15.200 rupiah, maka total biaya yang harus dibayar dalam rupiah adalah 1.520.000 rupiah. Ini menunjukkan bagaimana kurs dapat mempengaruhi total biaya yang dikeluarkan oleh konsumen.

Penting untuk dicatat bahwa bank atau penyedia layanan pembayaran sering kali menetapkan kurs yang lebih tinggi untuk menutupi risiko fluktuasi nilai tukar dan biaya operasional. Oleh karena itu, konsumen perlu memperhatikan kurs yang berlaku saat melakukan transaksi internasional agar tidak terkejut dengan biaya yang lebih tinggi dari yang diharapkan.

Cara Bank dan Money Changer Menetapkan Kurs

Menetapkan kurs mata uang adalah proses yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor. Bank dan money changer memiliki cara masing-masing dalam menentukan kurs jual dan beli, yang berdampak pada keuntungan mereka. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai dua aspek penting dalam penetapan kurs: spread kurs dan kurs interbank.

1. Spread Kurs

Spread kurs adalah selisih antara kurs jual dan kurs beli yang ditawarkan oleh bank atau money changer. Kurs jual adalah harga di mana mereka menjual mata uang asing kepada konsumen, sedangkan kurs beli adalah harga di mana mereka membeli kembali mata uang asing dari konsumen.

  • Keuntungan dari Spread: Spread ini menjadi sumber keuntungan bagi bank dan money changer. Semakin besar spread, semakin besar keuntungan yang dapat mereka ambil dari setiap transaksi. Misalnya, jika kurs jual untuk dolar AS adalah 15.200 rupiah dan kurs beli adalah 14.800 rupiah, maka spreadnya adalah 400 rupiah. Dalam setiap transaksi, bank atau money changer akan mendapatkan keuntungan dari selisih ini.
  • Faktor yang Mempengaruhi Spread: Besar kecilnya spread dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk likuiditas pasar, volume transaksi, dan biaya operasional. Di pasar yang lebih likuid, spread cenderung lebih kecil karena persaingan yang lebih ketat di antara penyedia layanan. Sebaliknya, di pasar yang kurang likuid, spread bisa lebih besar.

2. Kurs Interbank

Kurs interbank adalah kurs yang digunakan oleh bank-bank besar untuk transaksi antarbank. Kurs ini biasanya lebih kompetitif karena transaksi dilakukan dalam volume besar, yang memungkinkan bank untuk mendapatkan harga yang lebih baik.

  • Kurs untuk Konsumen Ritel: Meskipun kurs interbank lebih menguntungkan, kurs yang diberikan kepada konsumen ritel seringkali lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya tambahan biaya operasional yang harus ditanggung oleh bank atau money changer saat melayani transaksi individu. Misalnya, jika kurs interbank untuk dolar AS adalah 15.000 rupiah, bank mungkin menawarkan kurs jual kepada konsumen sebesar 15.200 rupiah untuk menutupi biaya dan mendapatkan keuntungan.
  • Dampak pada Konsumen: Bagi konsumen, penting untuk memahami bahwa mereka tidak selalu mendapatkan kurs yang sama dengan yang berlaku di pasar interbank. Oleh karena itu, saat melakukan transaksi, konsumen perlu membandingkan kurs yang ditawarkan oleh berbagai bank atau money changer untuk mendapatkan nilai tukar yang lebih baik.

Dengan Memahami, Kekeliruan Bisa Terhindari

Hal-hal yang menyangkut kurs perlu benar-benar dipahami bagi kamu yang sering bepergian ke luar negeri ataupun melakukan transaksi dengan mata uang asing. Biasanya karena kurangnya info yang didapat mengenai kurs jual dan beli, tak sedikit yang keliru dalam memahami kedua istilah kurs tersebut. Dengan memahami penjelasan di atas, mudah-mudahan kekeliruan dalam membedakan kurs jual dengan kurs beli bisa terhindari.

Pemahaman tentang kurs jual dan kurs beli sangat penting dalam investasi valuta asing. Kurs jual digunakan saat menukar rupiah dengan mata uang asing, sementara kurs beli digunakan saat menukar mata uang asing dengan rupiah. Kedua kurs ini mempengaruhi nilai tukar mata uang dalam investasi, oleh itu, memeriksa kurs mata uang secara rutin penting. Dengan pemahaman yang baik terhadap keduanya, kamu bisa membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi.

Baca Juga: Apa Itu Kurs Beli, Faktor yang Mempengaruhi dan Cara Hitung