Tahan Aset Crypto Terlalu Lama Bisa Menjadi Bagholder! Ini Pengertian dan Contohnya
Ketika memutuskan untuk berinvestasi, prinsip high risk high return memang wajib dipahami oleh setiap investor, termasuk di instrumen crypto. Namun, tidak sedikit orang yang terjun ke dunia investasi crypto hanya sekadar FOMO atau Fear of Missing Out serta tak memahami bagaimana cara kerja dan risikonya.
Bahkan, beberapa di antara mereka tak tahu bagaimana cara tepat memilih aset crypto yang menjanjikan. Alhasil, kinerja aset tersebut seiring waktu terus menurun dan memberi kerugian besar jika harus terpaksa dicairkan. Nah, apabila kamu berada dalam kondisi tersebut, peluang menjadi seorang bagholder akan menjadi sangat tinggi.
Tentunya, untuk bisa terhindar dari risiko kerugian yang sangat besar tersebut, kamu harus memahami beragam hal penting seputar investasi crypto ini, termasuk maksud istilah bagholder. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah penjelasan lengkap mengenai bagholder.
Baca Juga: Tentang Transaksi On Chain, Teknologi Penting yang Terdapat di Jaringan Blockchain
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Pengertian Bagholder
Pengertian Bagholder
Jadi, apa yang sebenarnya dimaksud dengan istilah bagholder? Sejatinya, istilah ini mengacu pada satuan dari pemilik saham atau shareholder yang pergi hanya dengan sekadar membawa tas kosong. Istilah ini pada awalnya digunakan pada era Great Depression, yang mana banyak orang kala itu rela mengantre makanan sembari membawa kantong atau tas berisikan kentang.
Di samping itu, bagholder juga bisa diartikan sebagai istilah yang berasal dari wilayah Inggris yang merupakan frase untuk menggambarkan orang yang terjebak serta dituduh mencuri. Hal tersebut dikarenakan ia memiliki tas yang berisi dengan barang curian dan pelaku aslinya telah berhasil melarikan diri lebih dulu.
Sedangkan, pada dunia investasi, istilah ini memiliki pengertian yang lebih luas untuk bisa dipahami. Secara umum, di dunia investasi, bagholder mengacu pada investor yang harus memahami tentang apa tujuannya menahan modal investasi yang telah ditanamnya, sekaligus untuk berapa lama.
Hal tersebut terjadi karena semakin panjang sebuah periode investasi yang dilakukan oleh investor, kemungkinan semakin besar aset yang dipunyainya memberikan risiko hingga memicu potensi kerugian yang besar di kemudian hari. Oleh sebab itu, ketika berinvestasi, investor perlu berhati-hati dan mengambil langkah maupun strategi menanam modal agar tak jatuh ke golongan bagholder ini.
Cara Kerja Bagholder
Setelah memahami tentang pengertiannya di atas, kamu pasti menyadari jika menjadi bagholder ini adalah hal yang harus dihindari ketika menanam modal, termasuk saat investasi crypto. Agar terhindar dari risiko tersebut, memahami tentang bagaimana cara kerja dari istilah bagholder tentu menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bagholder adalah istilah non formal di mana menjadi gambaran terhadap investor yang sedang memiliki posisi atau memegang aset dengan nilai yang terus berkurang seiring waktu. Karena terus melakukan hal tersebut, pada akhirnya aset investasi yang dimiliki oleh investor sama sekali tak bernilai dan diibaratkan sebagai sebuah tas kosong yang dibawa ke mana-mana.
Pada awalnya, seorang investor akan gigih berpegang teguh kepada modal investasinya di sebuah aset crypto dalam jangka waktu yang lama. Kemudian, karena performanya yang terus memburuk seiring waktu, nilai dari aset yang terus dipegangnya tersebut berakhir ke angka 0. Dalam kondisi inilah investor akhirnya disebut sebagai seorang bagholder.
Lalu, apa penyebab seseorang terus terjerembap di lubang investasi gagal ini dan enggan melakukan exit strategy? Jawabannya simpel, yakni karena mereka terlalu mempercayai tren jika sebuah aset crypto yang dipilihnya mempunyai prospek menjanjikan di waktu mendatang tanpa menganalisis dan membuktikannya sendiri.
Keteguhan dalam menahan aset sampai waktu yang sangat lama hingga akhirnya sama sekali tak bernilai pun akhirnya terus dilakukan. Sederhananya, pemicu utama seseorang terjebak hingga menjadi seorang bagholder adalah ketidakmampuan dan ketidaktahuannya tentang cara memahami kinerja aset crypto yang terus memburuk hingga terus bertahan sampai nilainya sama sekali tak berharga.
Alasan Seseorang Terjebak Menjadi Bagholder
Pada dasarnya, alasan utama kenapa seseorang berakhir menjadi seorang bagholder adalah karena ketidaktahuannya tentang dunia investasi dan tidak mampu menganalisis performa aset yang dimilikinya. Dengan sekadar berbekal keyakinan jika nilai sebuah akan meningkat di waktu mendatang, ia terus menahan aset tersebut hingga sama sekali tak berharga.
Orang yang terjun ke dunia crypto tanpa bekal pengetahuan apa pun juga berisiko menjadi korban dari oknum bandar yang melakukan modus agar bisa mengambil keuntungan. Misalnya, di sebuah aset yang nilainya terus menurun, oleh bandar nilainya diangkat dengan cara menanamkan modalnya di sana dengan nominal yang masif.
Karena nilainya yang meningkat secara signifikan, beberapa orang tergiur untuk turut berinvestasi di dalamnya dengan harapan mampu mendapat peluang keuntungan. Padahal, cara tersebut hanyalah modus yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab.
Ketika nilai aset berhasil meningkat dengan sangat besar, seluruh modal yang telah ditanamkan oleh oknum akan dicairkan dan membuat nilai aset kembali hancur. Trik yang biasa disebut sebagai pump and dump ini sering kali terjadi pada instrumen crypto atau saham yang terdapat dalam kategori penny stock.
Baca Juga: Ubah Objek Digital Jadi Crypto, Yuk Kenali Apa Itu Minting, Cara Kerja, Hingga Risikonya
Contoh Kondisi Bagholder
Agar lebih mudah memahami tentang definisi bagholder, ada baiknya kamu mencermati contoh kasusnya berikut ini.
Seorang investor tergolong sebagai bagholder diibaratkan sebagai orang yang membawa kantong, tapi isinya kosong atau sekadar sampah yang tak bernilai. Begitu pula pada konteks aset crypto yang dimiliki oleh seseorang, yang mana aset tersebut terus dibawa dan dimiliki tanpa ada keinginan untuk dilepas atau dijual padahal nilainya sudah berada pada titik terendahnya serta tak dapat lagi naik.
Selain itu, bagholder juga menggambarkan sebuah harapan untuk tiap investor ataupun trader terhadap aset yang dimilikinya serta masih amat percaya pada kondisi pasar yang akan bounce back dan membuat nilai asetnya kembali naik. Padahal, harapan tersebut jika terus diyakini akan menjadi lubang kerugian yang jauh lebih besar lagi.
Contoh konkret dari bagholder adalah saat sebuah instrumen saham milik sebuah perusahaan mengalami kebangkrutan serta skandal akuntansi. Akibatnya, banyak korban terkena skema pump & dump dan mengalami kerugian akibat nilai saham yang terus menurun dan berakhir tak berharga.
Cara agar Terhindar dari Risiko Menjadi Seorang Bagholder
Ilustrasi Aset Crypto
Tak hanya sekadar mengetahui pengertiannya, kamu tentu juga perlu memahami bagaimana cara terhindar dari risiko menjadi seorang bagholder. Sebenarnya, ada banyak cara untuk menghindari bagholder, di antaranya adalah:
- Terus memperbanyak informasi seputar dunia investasi, tak terkecuali aset crypto. Selain itu, pahami jika tak ada instrumen investasi yang tak memiliki risiko dan pastinya sebanding dengan potensi keuntungan yang mungkin diberikan. Hal ini karena dalam dunia investasi dikenal prinsip high risk high return yang penting dipahami semua investor.
- Pastikan untuk penuh pertimbangan setiap kali mengambil keputusan investasi. Termasuk saat berencana memilih sebuah instrumen investasi yang tepat, usahakan untuk melakukan analisis fundamental dan teknikal terlebih dulu guna mengetahui peluang atau prospeknya secara akurat.
- Pun jika sudah membeli sebuah aset crypto, usahakan untuk terus memantau perkembangannya, serta mencermati berita guna memahami sentimen terhadap pergerakan nilainya. Apabila aset crypto menunjukkan performa yang positif dan telah memberi keuntungan, tak ada salahnya untuk menjualnya segera guna merealisasikan profit. Takutnya, apabila ditahan terlalu lama, potensi keuntungan tersebut akan hilang atau menurun dan menjadi tak maksimal. Begitu pula sebaliknya, jika nilai aset crypto melemah hingga mencapai batas tertentu, jangan ragu untuk melakukan exit strategy. Jadi, risiko kerugian tidak akan terus memburuk hingga berakhir menyeretmu menjadi seorang bagholder.
Bekali Diri saat Investasi Crypto agar Tak Berakhir Jadi Bagholder
Itulah penjelasan tentang apa itu bagholder dan segala hal penting seputarnya yang wajib dipahami. Pada dasarnya, seseorang berisiko menjadi bagholder ketika terjun ke dunia investasi tanpa bekal pemahaman yang cukup dan asal menanam modal. Karenanya, agar terhindar dari risiko tersebut, cari tahu dulu tentang bagaimana cara berinvestasi crypto dengan benar dan meningkatkan peluang mendapatkan imbal hasil.
Baca Juga: Agar Paham saat Trading, Ini Kumpulan Istilah Crypto yang Penting untuk Dimengerti