Basis Point, Standar Ukuran pada Bunga dan Persentase Lain di Dunia Keuangan
Tak dapat dibantah jika semua investor ingin mendapatkan keuntungan optimal dari setiap aktivitas investasinya. Tentunya, hal tersebut hanya bisa diwujudkan melalui analisis dan perhitungan tertentu yang dilakukan secara akurat. Lantas, bagaimana cara investor agar bisa memastikan perhitungan dan analisisnya tidak akan meleset?
Salah satunya adalah dengan menggunakan satuan ukuran yang disebut basis point. Bagi investor awam atau pemula, istilah ini mungkin tidak terlalu familiar terdengar di telinga. Padahal, basis point dapat menjadi indikator penting dalam proses analisis investor agar mampu mengoptimalkan aktivitas investasinya.
Agar lebih lancar dalam menanam modal, memahami apa itu BPS atau basis point menjadi hal yang wajib Anda lakukan. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak panduan lengkap tentang basis point dan segala hal penting seputarnya berikut ini.
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Pengertian Basis Point
Basis point, atau bisa juga disingkat BPS, adalah unit ukuran yang digunakan dalam menggambarkan suku bunga serta persentase lain pada bidang finansial. Istilah basis pada basis point menunjukkan pergerakan dasar antar 2 poin persentase maupun perbedaan antar 2 suku bunga. Perubahan yang tercatat umumnya terbatas, namun bahkan fluktuasi sekecil apa pun bisa memicu hasil perubahan yang berlebihan.
BPS atau basis point kerap digunakan dalam perhitungan perubahan pengembalian dari indeks saham, suku bunga, serta sekuritas pendapatan tetap. Di samping itu, basis point juga bisa digunakan dalam menjelaskan penurunan atau kenaikan terkecil ketika menilai suku bunga acuan maupun imbal hasil dari obligasi. Melalui perhitungan basis point, investor ataupun analis bisa menghilangkan sejumlah ambiguitas yang muncul ketika membicarakan persentase.
Dalam perhitungannya, setiap basis point setara dengan nilai 0,01 persen. Berikut adalah tabel contoh nilai konversi BPS dalam persentase.
Basis Point |
Nilai Persentase |
1 |
0.01% |
5 |
0.05% |
10 |
0.1% |
50 |
0.5% |
100 |
1% |
1000 |
10% |
10000 |
100% |
Cara Kerja Basis Point
Poin dasar atau basis point merupakan satuan yang berguna untuk mengetahui perubahan yield pada obligasi pemerintah atau korporasi yang diperdagangkan investor. Sebagai contoh, ada investor senior memberitahu Anda jika dividen yang dibagikan perusahaan A pada pemegang sahamnya akan dinaikkan sejumlah 10 BPS dibanding tahun lalu. Apabila tahun sebelumnya pembagian dividen perusahaan A adalah 4 persen, nilai dividen yang dibayarkan ke investor di periode selanjutnya adalah 4,1 persen.
Tiap investor tentu ingin imbal hasil terbaik dari aktivitas investasinya. Tapi, tidak jarang mereka akan mendengar fluktuasi keuntungan yang mungkin diperolehnya dengan perhitungan basis point.
Contoh lainnya, Anda adalah investor reksa dana yang mungkin menghadapi beban biaya tahunan. Biaya tahunan ini adalah bagian aset dan dikurangi tiap tahun oleh pihak Manajer Investasi selaku biaya layanannya. Apabila rasio pengeluaran disebutkan sejumlah 150 basis point, berarti Manajer Investasi mengenakan biaya sebesar 1,5 persen dari jumlah aset reksa dana Anda.
Fungsi Basis Point dalam Investasi
Sebagai istilah yang luas dikenal analis keuangan dan investor, penggunaan basis point memudahkan proses komunikasi dan penyampaian informasi. Istilah ini bisa juga menghilangkan ambiguitas serta kesalahan bisnis dari sifat instrumen finansial yang sensitif serta membutuhkan informasi yang akurat dan jelas saat terjadi perubahan suku bunga acuannya.
Sebagai contoh, saat membahas terkait suku bunga yang berubah dari 10 persen menjadi 11 persen, banyak orang memakai metode absolut dalam menggambarkan peningkatan bunga 1 persen tersebut. Ada pula yang mengimplementasikan perubahan suku bunga tersebut secara proporsional dengan peningkatan sejumlah 9,09 persen.
Hal tersebut tentu bisa membuat bingung banyak orang secara memicu ambiguitas. Alhasil, istilah basis point digunakan untuk menghindari kebingungan tersebut serta menjelaskan jika suku bunga mengalami kenaikan sejumlah 100 BPS. Karena itu, wajar jika basis point menjadi satuan penting yang bisa memberikan kejelasan terkait informasi finansial.
Tentang Nilai Harga dari Basis Point
Masih berkaitan dengan basis point, Anda juga perlu memahami tentang apa itu nilai harga basis point alias price value of basis point. Bisa juga disingkat sebagai PVBP, price value of basis point adalah ukuran dari perubahan pada nilai absolut harga obligasi berdasarkan 1 perubahan basis point pada yield.
PVBP juga bisa merujuk pada DV01 atau perubahan nilai dolar untuk pergerakan 1 BPS. Hal ini merupakan cara lain untuk mengukur risiko tingkat bunga dan mirip dengan durasi yang mengukur perubahan persentase pada harga obligasi setiap perubahan 1 persen dalam suku bunganya.
PVBP hanyalah sebuah kasus khusus dari durasi mata uang. Daripada menggunakan perubahan 100 basis point, nilai harga dari basis point secara sederhana menggunakan perubahan 1 poin dasar. Hal ini tak berarti ada kenaikan atau penurunan pada tingkat bunga karena pergerakan yang kecil pada bunga secara umum setara di perubahan arah mana pun.
Penggunaan Basis Point pada Instrumen Investasi
Penggunaan basis point juga berlaku pada sejumlah instrumen investasi. Istilah ini kerap digunakan pada reksa dana serta ETF, dan umumnya merujuk pada biayanya. Misalnya, rasio pengeluaran manajemen tahunan reksa dana atau MER sejumlah 0,15 persen akan ditulis sebagai 15 BPS.
Ketika reksa dana dibandingkan dengan produk lain, basis point digunakan untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas terkait perbedaan biayanya. Sebagai contoh, analis mungkin akan menjelaskan sebuah reksa dana dengan pengeluaran 0,35 persen memiliki 10 poin dasar lebih rendah terkait biaya dibanding produk lain dengan pengeluaran tahunan 0,45 persen.
Dikarenakan tingkat bunga tidak berlaku pada ekuitas, basis point lebih jarang digunakan sebagai istilah dalam menjelaskan harganya di pasar saham. Perubahan harga saham lebih sering dijelaskan menggunakan mata uang secara langsung agar lebih mudah dipahami investor atau trader.
Perbandingan Basis Point dan Persentase
Alasan kenapa trader lebih suka menggunakan basis point dalam menunjukkan perubahan nilai atau bunga adalah agar informasi dijelaskan lebih akurat serta menghindari ambiguitas. Hal ini bisa mempercepat komunikasi serta menjauhkan kesalahan trading dibanding saat menggunakan ukuran persentase.
Karena nilai instrumen keuangan kerap bersifat sangat sensitif meski karena adanya perubahan yang sangat kecil pada suku bunga dasarnya, memastikan kejelasan informasi sangat penting dilakukan oleh investor atau trader. Dengan begitu, perhitungan, analisis, evaluasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukannya bisa lebih akurat dan memberikan hasil yang optimal pada aktivitas trading ataupun investasi.
Penggunaan Basis Point Adalah untuk Menghindari Kesalahan Ukuran di Bidang Keuangan
Intinya, basis point merupakan unit ukuran yang biasa digunakan dalam sektor finansial. Untuk setiap basis point mempunyai nilai 1 per 100 atau 0,01 persen, dan umumnya dipakai guna mengindikasikan perubahan suku bunga pada obligasi maupun instrumen keuangan lain. Karena ukurannya yang lebih akurat dalam menunjukkan perubahan, penggunaan istilah ini berguna untuk menghindari kesalahan perhitungan dengan ukuran yang sangat kecil sekalipun.