Biaya Konversi Mata Uang Asing Kartu Kredit, Hal yang Perlu Diingat!

Salah satu keunggulan yang ditawarkan kartu kredit adalah fleksibilitas penggunaannya yang tak hanya bisa digunakan di dalam negeri tetapi juga luar negeri. Tentunya hal ini menjadi angin segar, apalagi buat kamu yang senang traveling dan belanja di luar negeri. Namun, perlu dipahami bahwa terdapat biaya konversi mata uang asing kartu kredit yang perlu diperhatikan. 

Singkatnya, konversi mata uang asing adalah biaya nilai tukar mata uang yang dikenakan saat bertransaksi menggunakan mata uang asing. Supaya bertransaksi di luar negeri lebih nyaman, yuk, simak penjelasan lengkap berikut, termasuk tips hemat dan informasi penting lainnya!

Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik!  

Pengertian Biaya Konversi Mata Uang Asing Kartu Kredit

Biaya konversi mata uang asing pada kartu kredit adalah biaya kartu kredit yang diberikan ketika nasabah melakukan transaksi dalam mata uang yang berbeda dari mata uang yang diterbitkan oleh bank. Biaya ini muncul karena sistem kartu kredit secara otomatis mengonversi nilai kurs dalam transaksi dari mata uang kita ke mata uang asing, contohnya seperti dari rupiah ke dolar.

Besaran biaya konversi pun berbeda-beda, tergantung dari kebijakan bank yang digunakan, baik Visa maupun Mastercard. Biaya konversi tersebut mencakup dua komponen, yaitu biaya jaringan kartu kredit dan biaya administrasi bank penerbit.

  1. Biaya Jaringan Kartu Kredit

    Biaya tersebut adalah biaya yang dikenakan oleh jaringan kartu kredit seperti Visa, MasterCard, atau AMEX. Besaran biaya ini biasanya berkisar antara 1% hingga 2% dari total transaksi.

  2. Biaya Administrasi Bank Penerbit

    Selain biaya jaringan, bank penerbit kartu kredit juga mengenakan biaya administrasi yang berkisar antara 1,5% hingga 2,5%. Biaya ini dihitung berdasarkan nilai tukar terhadap Rupiah saat transaksi dicatat.

Bagaimana Biaya Konversi Mata Uang Asing Dihitung?

Jika sering menggunakan kartu kredit untuk transaksi internasional, kamu pasti penasaran sebenarnya bagaimana biaya konversi mata uang asing dihitung? Berikut contoh penghitungannya. 

Misalnya, kamu berbelanja di luar negeri dengan nilai transaksi setara $100. Jika kurs bank pada hari pencatatan adalah Rp15.500/USD, maka nilai transaksimu adalah: 

Nilai Transaksi x Kurs USD

= 100 x Rp15.500

= Rp1.550.000. 

Dengan tambahan biaya jaringan (2%) menjadi:

Biaya Jaringan = Nilai Transaksi x 2%

Biaya Jaringan = Rp1.550.000 x 2%

Biaya Jaringan = Rp31.000

Lalu, ditambahkan biaya administrasi 2%:

Biaya Administrasi = Nilai Transaksi x 2%

Biaya Administrasi = Rp1.550.000 x 2%

Biaya Administrasi = Rp31.000

Maka, total biaya konversi mata uang asing dihitung adalah sebagai berikut.

Nilai Transaksi Setelah Kurs + Biaya Jaringan + Biaya Administrasi

Rp1.550.000 + Rp31.000 + Rp31.000 = Rp1.612.000

Dengan mengetahui cara penghitungan ini bisa membantu kamu memperkirakan total belanja dengan kartu kredit di luar negeri. Pastikan untuk terus mengecek kurs dan biaya lainnya agar transaksi yang dilakukan tidak membengkak. 

Hal yang Perlu Diperhatikan saat Hendak Mengonversi 

Saat berbelanja di luar negeri menggunakan kartu kredit, terkadang terdapat biaya konversi yang bisa lebih besar dari yang dibayangkan. Hal ini dikarenakan terkadang ada perbedaan tanggal transaksi dan pencatatan di bank yang membuat adanya perbedaan kurs. 

Oleh karena itu, kamu perlu memperhatikan beberapa hal saat memakai kartu kredit di luar negeri. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Perbedaan Tanggal Transaksi dan Tanggal Pencatatan

    Kamu mungkin merasa bingung saat mengalami kejadian jumlah tagihan kartu kredit dalam rupiah berbeda dengan jumlah saat bertransaksi. Hal ini bisa terjadi karena tanggal transaksi saat kamu belanja dan tanggal pencatatan oleh bank ternyata tidak selalu sama,terutama untuk transaksi di luar negeri. 

    Adanya perbedaan waktu atau proses administrasi lain, menjadi penyebab pencatatan tersebut tertunda hingga 1-2 hari. Sehingga, kurs yang dipakai untuk tagihan adalah kurs pada tanggal pencatatan. Hasilnya transaksi tersebut bisa lebih murah atau lebih mahal tergantung kurs pada hari itu.

  2. Biaya Tambahan pada Transaksi Mata Uang Asing

    Saat memakai kartu kredit untuk transaksi dalam mata uang asing, terdapat dua biaya yang ditambahkan, yaitu biaya konversi mata uang asing dari jaringan kartu kredit (seperti VISA atau Mastercard) dan biaya administrasi dari bank penerbit kartu.

    Biaya ini langsung masuk ke nilai tukar di tagihan, makanya kadang-kadang angka di tagihan berbeda dengan yang dibayarkan saat belanja.

  3. Pilih Bayar dalam Kurs Asli, Bukan Rupiah

    Saat berbelanja di luar negeri dan toko tempat kamu belanja menawarkan untuk langsung mengonversi pembayaran ke rupiah, sebaiknya ditolak ya. 

    Metode tersebut disebut Dynamic Currency Conversion (DCC), yaitu konversi menggunakan kurs merchant, bukan kurs jaringan kartu kredit atau bank. 

    Biasanya, kurs ini lebih mahal, plus ada biaya tambahan 0.8%-1%. Apakah lebih baik membayar mata uang asing dengan kartu kredit? 

    Iya, asalkan kamu memilih untuk membayar dalam mata uang asli untuk lebih menghemat biaya.

Hemat Biaya dengan Cerdas Saat Transaksi di Luar Negeri

Memahami biaya konversi mata uang asing kartu kredit penting banget untuk menghemat pengeluaran saat transaksi luar negeri. Selain itu, selalu cek kurs yang berlaku di kartu kredit milikmu sebelum bertransaksi.

Kalau ternyata kurang menguntungkan, kamu bisa mempertimbangkan alternatif seperti money changer yang bisa pakai kartu kredit untuk mendapatkan kurs yang lebih baik.