Biayanya Terus Melambung, Begini Cara Melawan Inflasi Pendidikan agar Keuangan Tak Kewalahan
Tidak sedikit di antara kamu mungkin tengah bahagia karena baru saja dikaruniai buah hati. Akan tetapi, bukan bermaksud untuk mengurangi momen senang tersebut, memiliki momongan berarti kamu harus menyiapkan segala biaya untuk membesarnya kelak. Hal ini termasuk pula terkait biaya pendidikannya hingga jenjang pendidikan tertentu.
Ya, dana pendidikan adalah salah satu biaya yang wajib disiapkan oleh orang tua agar mampu menjamin masa depan si kecil. Hanya saja, selain biayanya yang sejak awal sudah sangat besar, orang tua juga memiliki tantangan lain yaitu adanya inflasi pendidikan. Karena inflasi pendidikan tersebut, biaya yang harus ditanggung oleh orang tua akan terus membengkak seiring waktu.
Tips Mempersiapkan Biaya Pendidikan di Tengah Inflasi
Sebagai orang tua, kamu tentu perlu mencari cara agar bisa menyiasati hal tersebut dan mempersiapkan dana pendidikan dengan seoptimal mungkin. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara melawan inflasi pendidikan ini agar keuangan kelak tak kewalahan? Nah, jika kamu ingin tahu, berikut penjelasan tentang bagaimana cara melawan inflasi pendidikan dan contoh perhitungannya.
1. Kuatkan Dulu Fondasi Finansial Keluarga
Cara melawan inflasi pendidikan yang pertama adalah dengan memastikan jika kondisi keuangan keluarga dalam kondisi yang kondusif dan kokoh. Usahakan jika arus kas finansialmu positif, alias nominal pengeluaran lebih kecil dibanding pendapatan. Sebagai contoh, dengan penghasilan tiap bulan sebesar 5 juta, pastikan pengeluaran bulanan tidak lebih dari nominal tersebut, atau di angka 3 maupun 4 juta saja.
Setelah memastikan jika pengeluaran lebih kecil ketimbang pendapatan, jangan lupa pula untuk memiliki dana darurat dengan nominal yang ideal, misalnya 6 sampai 12 kali pengeluaran bulanan. Tidak kalah penting, salah satu indikasi kondisi keuangan yang kokoh adalah terlindungi oleh asuransi kesehatan serta asuransi jiwa yang wajib untuk disiapkan.
Dengan memiliki dana darurat dan proteksi asuransi tersebut, kondisi keuangan akan lebih siap mengantisipasi situasi darurat yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Jadi, proses mengumpulkan dana pendidikan mampu dilakukan tanpa rasa khawatir berlebihan.
2. Mulai Pikirkan Sekolah yang Ingin Dituju
Setelah memastikan jika kondisi keuangan tengah kondusif dan fondasinya kokoh, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah memikirkan sekolah mana yang ingin dituju. Sekarang ini, terdapat banyak sekali sekolah dengan sistem atau model yang beragam.
Misalnya, ada sekolah swasta, sekolah negeri, maupun sekolah internasional yang bisa dijadikan pilihan oleh orang tua dalam memberikan pendidikan bagi anaknya. Selain itu, tergantung dari kebutuhan dan keinginan, ada pula opsi sekolah alam dan juga homeschooling yang juga perlu dipilih dengan menyesuaikan potensi anak.
Apabila kamu telah mendapatkan gambaran tentang jenis sekolah yang bakal dituju, proses merencanakan dana pendidikan akan menjadi lebih mudah dilakukan. Apabila berencana memilih sekolah swasta ketimbang sekolah negeri, sudah pasti dana pendidikan yang harus dikumpulkan relatif lebih mahal.
Di samping itu, akan lebih optimal jika rencana sekolah ini dipetakan hingga jenjang pendidikan tingkat lanjut, misalnya kuliah di jurusan kedokteran. Hal ini bisa dilakukan agar persiapan dananya menjadi lebih matang dengan mengecek biaya pendidikannya saat ini dan menambahkannya dengan nilai inflasi.
Baca Juga: Mengupas Sistem Pendidikan di Indonesia dan Perbandingannya dengan Negara Maju
3. Tentukan Target Nominal Dana Pendidikan di Tiap Jenjang
Seperti yang telah dijelaskan di poin sebelumnya, menentukan sekolah mana yang akan dituju oleh anak kelak mampu memberikan kisaran biaya pendidikan yang harus dikumpulkan. Sehingga, cara melawan inflasi pendidikan selanjutnya adalah menentukan target nominalnya di tiap jenjang mulai dari TK, SD, sampai perguruan tinggi jika perlu.
Tentunya, penentuan target nominal dana pendidikan di tiap jenjang tersebut perlu disesuaikan dengan tingkat inflasi per tahunnya. Sebagai contoh, untuk jenjang TK, biaya yang harus dibayarkan adalah 5 juta.
Ternyata, dalam kurun waktu 5 tahun, inflasi dana pendidikan di tingkat TK mencapai 50 persen. Sehingga, jika kamu berencana untuk menyiapkan biaya tersebut bagi anak 5 tahun mendatang, dana yang harus terkumpul bukan lagi 5 juta, tapi 7,5 juta karena ada beban inflasi. Hal ini berlaku pula pada penentuan target nominal dana pendidikan yang harus terkumpul di jenjang lain, seperti SD, SMP, SMA, hingga kuliah.
4. Kumpulkan Dana Pendidikan di Tabungan Khusus
Agar bisa tetap fokus mengumpulkan biaya pendidikan, sebaiknya pisahkan dananya di rekening tabungan khusus yang tak tercampur dengan dana untuk kebutuhan lain. Misalnya, jangan jadikan satu tabungan dana untuk memenuhi kebutuhan harian dengan dana pendidikan agar terhindar dari risiko digunakan tak sesuai tujuannya. Selain itu, dana pendidikan juga bisa diletakkan di instrumen investasi agar lebih aman dari risiko disalahgunakan.
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
5. Investasi agar Dana Pendidikan Terkumpul Lebih Optimal
Jika setelah menghitung jumlah biaya pendidikan yang harus dikumpulkan terasa nominalnya terlalu sulit untuk bisa dijangkau oleh keuangan, jangan langsung putus asa. Pasalnya, ada cara agar masalah tersebut dapat disiasati, yakni dengan memanfaatkan investasi. Daripada harus repot menambah penghasilan dengan melakukan kerja sampingan atau memulai bisnis yang terlalu berisiko, langkah awal yang paling tepat untuk dilakukan adalah investasi.
Lalu, mengapa investasi bisa menjadi cara melawan inflasi pendidikan? Jawabannya simpel, dana yang terkumpul di instrumen investasi bisa terus bertambah seiring waktu dengan tingkat imbal hasil tertentu. Bahkan, jika andal dan lihai dalam berinvestasi serta memilih instrumen yang tepat, imbal hasil yang diberikan bisa melebihi tingkat inflasi pendidikan.
Yang terpenting, sesuaikan strategi dan jenis instrumen investasi yang dipilih dengan tujuan serta jangka waktunya. Misalnya, jika ingin mengumpulkan dana pendidikan di jenjang TK atau SD yang bakal digunakan tahun depan, usahakan untuk memilih instrumen investasi berisiko rendah, seperti deposito atau reksa dana pasar uang. Pasalnya, instrumen tersebut mampu memberi peluang imbal hasil yang lebih stabil dan mudah dicairkan ketika dibutuhkan.
Sebaliknya, jika berencana mengumpulkan biaya kuliah yang masih akan dilakukan 10 tahun mendatang, instrumen investasi berisiko tinggi seperti saham bisa menjadi pilihan ideal. Sebab, peluang imbal hasil yang diberikan sangat besar dan tingkat risikonya bisa diantisipasi dengan panjangnya jangka waktu investasi.
6. Pastikan Diversifikasi Instrumen Investasi
Jika memilih untuk berinvestasi ketika mengumpulkan dana pendidikan, jangan lupa untuk melakukan diversifikasi. Sejatinya, diversifikasi adalah strategi di mana investor menempatkan modal investasinya di sejumlah instrumen berbeda sekaligus dengan rasio tertentu.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, jangan menempatkan dana kuliah dan masuk TK dalam instrumen yang sama karena tujuan serta jangka waktu investasinya tidak sama. Jadi, usahakan untuk melakukan diversifikasi guna menekan risiko investasi dan mengoptimalkan peluang keuntungannya.
7. Pertimbangkan Mengajukan Asuransi Pendidikan
Cara melawan inflasi pendidikan yang terakhir adalah dengan mengajukan asuransi pendidikan. Sesuai namanya, asuransi pendidikan merupakan produk yang mampu memberi jaminan pembayaran dana pendidikan anak ketika dibutuhkan. Tentunya, keuntungan tersebut hanya bisa didapatkan jika rutin membayar biaya rutin sesuai ketentuan.
Namun, tidak hanya menjamin biaya pendidikan, asuransi pendidikan menghadirkan pula manfaat proteksi tertentu. Beberapa contohnya adalah jaminan perlindungan atas risiko sakit, kecelakaan, cacat, hingga meninggal dunia yang membuat pihak tertanggung tak mampu memenuhi biaya pendidikan dengan semestinya. Dengan memiliki produk asuransi ini, biaya pendidikan tetap akan bisa dibayarkan hingga jenjang tertinggi walaupun tengah dihadang oleh musibah tertentu yang dilindungi sesuai ketentuan pada polis.
Baca Juga: 20 Negara Dengan Sistem Pendidikan Terbaik di Dunia
Contoh Perhitungan Dana Pendidikan
Di setiap jenjang pendidikan, dana yang harus dikumpulkan serta jangka waktunya tentu tidak akan sama. Misalnya, untuk TK, biayanya adalah 5 juta dengan kurun waktu pengumpulan 4 tahun. Sementara untuk biaya pendidikan SMA mencapai 35 juta dengan jangka waktu pengumpulan 14 tahun.
Dari contoh tersebut, orang tua tentu perlu menyisihkan nominal dana yang berbeda untuk mengumpulkan biaya pendidikan di jenjang tertentu. Nah, jika kamu memanfaatkan investasi untuk mengumpulkan dana tersebut, berikut adalah contoh perhitungannya.
Jenjang |
Nominal dana |
Jangka Waktu |
Peluang Imbal Hasil Tahunan |
Nabung per Bulan |
TK |
10 juta |
3 tahun |
3 persen |
270 ribu |
SD |
18 juta |
5 tahun |
7 persen |
250 ribu |
SMP |
28 juta |
11 tahun |
10 persen |
117 ribu |
SMA |
38 juta |
14 tahun |
10 persen |
105 ribu |
Kuliah |
60 juta |
17 tahun |
12 persen |
91 ribu |
Perlu dipahami jika contoh di atas hanyalah perkiraan dan belum tentu sesuai dengan kondisi sebenarnya sehingga perlu disesuaikan dengan preferensi serta kondisi keuangan orang tua.
Beri Pendidikan Semaksimal Mungkin, Siapkan Biayanya Sekarang Juga!
Inflasi pendidikan memang menjadi mimpi buruk para orang tua. Tapi, pada dasarnya, ada beragam cara melawan inflasi pendidikan yang bisa dilakukan untuk menyiasatinya. Yang terpenting, siapkan biayanya sedini mungkin agar bisa memberi pendidikan pada anak semaksimal mungkin.
Baca Juga: Pusing Mau Bayar Biaya Pendidikan Anak? Pinjam KTA Saja