Gaji Pas-pasan tapi Mau Jadi Sultan? Coba Cara Ini
Menjadi kaya adalah impian banyak orang. Kekayaan bisa diraih meskipun status kamu karyawan dengan gaji pas-pasan. Tidak ada yang mustahil di dunia ini.
Kehidupan bak roda yang terus berputar. Mungkin saat ini kamu ada di bawah. Kerja keras bagai kuda untuk membiayai kebutuhan.
Kemudian lima atau 10 tahun ke depan, nasibmu berubah. Menjadi "sultan", jutawan, atau hartawan. Tinggal menikmati hasil jerih payah sambil rebahan.
Bukan hanya perjuangan banting tulang yang bisa membuatmu kaya raya. Namun juga usahamu dalam menata keuangan sedari dini walau gaji pas-pasan.
Artinya kamu piawai mengalokasikan penghasilan untuk kebutuhan masa depan. Tidak hanya memikirkan hari ini, boros dalam membelanjakan uang.
Berikut cara cerdas menata keuangan bagi kamu yang bergaji pas-pasan agar cita-cita jadi "sultan" tercapai:
Baca Juga: Cara Menghitung Keuntungan Reksadana, Lengkap dengan Contoh
1. Investasi jangka panjang, dimulai sedini mungkin
Sudah tak diragukan lagi bila investasi adalah salah satu cara tepat untuk melipatgandakan uang. Duit diputar investasi dalam jangka panjang, maka hasilnya akan maksimal.
Sebagai contoh gaji Rp 4 juta per bulan. Saban bulan, alokasi dana untuk investasi 10 persen atau Rp 400 ribu. Ditaruh di instrumen reksadana pendapatan tetap dengan return sekitar tujuh sampai delapan persen per tahun.
Jika kamu konsisten investasi selama 10 tahun, maka uang akan berkembang menjadi Rp 70 juta hingga Rp 74 juta. Atau ingin punya duit Rp 100 juta dengan alokasi anggaran Rp 400 ribu per bulan.
Berharap mendapat return dari reksadana saham sebesar 16 persen per tahun. Maka, kamu harus investasi dalam jangka waktu 9 tahun.
Coba kalau uang Rp 400 ribu hanya untuk mengikuti gaya hidup hedon kamu. Dijamin bakal miskin selamanya, dan sengsara di masa tua.
2. Tidak berutang
Biarpun butuh uang, hindari utang. Lebih baik kamu mencari pekerjaan sampingan untuk meningkatkan penghasilan ketimbang mengajukan utang.
Sebab, risikonya banyak. Kamu harus membayar pokok utang beserta bunganya. Itu semua akan menjadi beban keuangan setiap bulan.
Belum lagi kalau telat bayar, bisa kena denda sehingga membuat utangmu semakin membengkak. Utang juga hanya akan menghambat pencapaian tujuan keuanganmu, jadi susah kaya, terlebih bila utang dipakai untuk konsumtif.
Jika kamu tidak punya utang, alokasi 30 persen dari gaji dapat kamu gunakan untuk menambah anggaran masa depan, seperti investasi maupun tabungan.
Selain itu, dengan mengatur keuangan secara tepat, mengerem belanja agar tidak besar pasak daripada tiang, semestinya tidak akan membuat finansialmu berantakan. Dan pastinya terhindar dari utang.
Kalaupun sudah terlanjur memiliki utang, segera lunasi kewajiban tersebut dan tidak menambah utang baru agar kamu memperoleh kemerdekaan finansial.
3. Disiplin menabung
Menabung beda dengan investasi. Tetapi sebenarnya tujuan sama untuk mengamankan keuangan di masa depan. Menabung di rekening tabungan sebetulnya bunganya kecil.
Tidak akan membuatmu kaya raya. Malah uangmu akan tergerus inflasi dan biaya administrasi. Namun dengan menabung kamu belajar menyisihkan uang.
Kalau ingin hasil yang lebih besar, kamu dapat membuka tabungan berjangka atau deposito. Menaruh uang di deposito, bunganya lebih besar dibanding tabungan biasa.
Hanya saja lebih kecil ketimbang investasi. Anggarkan minimal 10 persen dari gaji sebulan untuk ditabung. Jika gajimu Rp 4 juta, sebesar 10 persen atau Rp 400.000 untuk investasi, berarti jumlah yang sama untuk tabungan.
Seperti disebutkan di atas, kalau tidak punya utang atau memiliki sumber penghasilan lain, kamu dapat mengalokasikan dana tabungan lebih besar.
4. Meningkatkan keahlian dan belajar hal baru
Meningkatkan keahlian atau kemampuan diri dapat menjadi jalan menuju kesuksesan dan kaya raya. Jangan berpuas diri, teruslah belajar menggali ilmu serta peluang yang ada untuk menghasilkan banyak uang.
Misalnya meningkatkan keahlian, kariermu pasti akan berkembang. Gaji bakal naik, dan mendapatkan banyak tawaran untuk meraih kesempatan yang lebih besar.
Baca Juga: Prospek Investasi Reksadana Saham di Semester 2 2021, Kinclong atau Suram?