Lekat dengan Kegiatan Mining, Ini Pengertian Hashrate, Fungsi, dan Alasannya Penting Dipahami Pemain Crypto
Bagi kamu yang berencana untuk terjun ke dunia investasi crypto, siap-siap untuk mempelajari banyak istilah baru yang tentunya asing terdengar di telinga orang awam. Beragam istilah dalam dunia investasi crypto sangat penting untuk dipahami agar mampu menjalani aktivitas investasinya dengan optimal.
Salah satunya adalah istilah yang disebut hashrate. Lekat dengan kegiatan mining atau menambang crypto, istilah ini merupakan variabel yang penting guna menjaga kestabilan dan keamanan jaringan. Selain itu, hashrate juga menjadi hal penting yang berkaitan dengan efisiensi kinerja mesin mining sekaligus mencegah risiko terjadinya serangan siber.
Selain perannya tersebut, tentu ada beragam hal penting lain yang krusial untuk dipahami pelaku investasi crypto seputar istilah hashrate. Mulai dari pengertian, fungsi, dan perannya dalam industri mining crypto, ini ulasan lengkap tentang apa itu hashrate.
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Pengertian Hash di Dunia Crypto
Sebelum membahas tentang hashrate dan segala hal penting seputarnya, kamu perlu memahami dulu tentang apa itu hash dalam dunia crypto. Secara umum, hash bisa dipahami sebagai kode alfanumerik yang memiliki panjang tetap dan digunakan sebagai perwakilan kata, data, atau pesan.
Istilah ini juga bisa diartikan sebagai rangkuman atau sidik jari data digital. Untuk fungsinya sendiri pada dasarnya adalah memverifikasi validitas data atau informasi khusus tanpa perlu mengungkapkan isi informasi di dalamnya.
Setiap blockchain atau aset crypto memiliki algoritma hashing berbeda guna menciptakan berbagai tipe kode hash sebagai algoritma yang bertugas untuk menciptakan alfanumerik acak. Penulisan dari kode alfanumerik tersebut dilakukan dengan notasi hexadecimal.
Ketika melakukan mining crypto, penambang wajib bersaing memakai mesin penambang miliknya untuk memecah output hash. Secara lebih spesifik, para miner berusaha untuk menghasilkan hash lebih rendah maupun setara dengan angka numerik target hash melalui pengubahan nonce yang merupakan nomor arbitrer sekali guna untuk mencegah pemutaran kembali transaksi yang sudah ada.
Ketika nonce berubah, hash yang baru akan muncul. Sehingga, bisa dipahami jika fungsi mesin penambang adalah menebak huruf dan angka dari hash. Pasalnya, setiap hash memiliki sifat yang acak dan tak mungkin bisa diprediksi tanpa melakukan hingga jutaan tebakan.
Pengertian Hashrate
Selesai membahas tentang apa itu hash, kini saatnya mempelajari tentang pengertian hashrate. Pada dasarnya, hashrate adalah unit pengukuran kecepatan komputer maupun mesin penambang ketika melakukan hashing. Tingkat hashing atau jumlah yang dilakukan mesin penambang tersebut diukur dengan menggunakan satuan hash per second atau bisa juga disebut sebagai hashrate ini.
Perhitungan dari hashrate adalah berdasarkan seberapa besar komputasi hash yang dapat dilakukan tiap detik. Mesin penambang umumnya memakai satuan hashrate sebagai berikut.
- 1 Kilohash atau kH/s yang setara seribu hash tiap detik
- 1 Megahash atau MH/s yang setara 1 juta hash tiap detik
- 1 Gigahash atau GH/s yang setara 1 miliar hash tiap detik
- 1 Terahash atau TH/s yang setara 1 triliun hash tiap detik
- 1 Petahash atau PH/s yang setar seribu triliun hash tiap detik
- 1 Exahash atau EH/s yang setara 1 juta triliun hash tiap detik
Tentunya, semakin besar kecepatan hashing dari mesin penambang, kemungkinannya untuk menebak hashing juga kian tinggi. Sehingga, peluang penambang untuk bisa memperoleh hadiah Bitcoin menjadi lebih besar.
Baca Juga: Perbedaan Forex dan Cryptocurrency, Biar Gak Salah Investasi!
Alasan Hashrate Krusial di Dunia Crypto
Dalam dunia crypto, hashrate sedikit banyak mempunyai beragam peran penting yang perlu diketahui oleh para penggunanya. Hashrate sendiri merepresentasikan total kekuatan jaringan dari suatu token crypto.
Misalnya, untuk saat ini, kekuatan total hashrate Bitcoin adalah di atas 100 Exahash. Artinya, tiap detik, penambang mampu memproses lebih dari 100 juta triliun hash pada jaringan Bitcoin tersebut.
Dengan mengerti kekuatan hashrate Bitcoin tersebut, kamu mampu menilai tingkat keamanan dan kekuatan jaringan blockchain. Semakin banyak jumlah mesin penambang yang digunakan untuk hashing, hashrate di jaringan tersebut juga akan lebih tinggi. Alhasil, risiko terjadinya serangan siber dari oknum tak bertanggung jawab akan semakin sulit dilakukan.
Sebagai contoh, dalam dunia crypto, terdapat yang namanya Serangan 51% yang terjadi saat ada oknum yang bisa mengendalikan di atas 50 persen hashrate suatu blockchain. Pada jaringan blockchain besar seperti Bitcoin, risiko serangan tersebut sangat sulit untuk terjadi. Pasalnya, oknum tersebut harus bisa memproses setidaknya 51 persen hashrate yang tentunya membutuhkan kekuatan komputasi sangat masif untuk bisa dilakukan.
Kaitan Mining Difficulty dengan Hashrate
Semakin banyak jumlah penambang atau miner yang melakukan hashing, hashrate di sebuah jaringan blockchain secara otomatis juga akan bertambah. Sehingga, jumlah “tebakan” hash juga akan menjadi lebih besar dan kecepatan untuk menebak data alfanumeriknya akan menjadi lebih cepat dan aman.
Pada sebuah jaringan blockchain, harapannya blok baru dapat ditemukan dalam kelajuan yang tetap, yakni sekali setiap 10 menit. Jika miner mampu menemukan blok yang baru dalam waktu di bawah 10 menit, artinya tingkat kesulitan menambang atau mining difficulty akan ditambah.
Apabila yang terjadi adalah sebaliknya, atau blok baru membutuhkan waktu di atas 10 menit untuk bisa ditemukan, maka tingkat kesulitan mining perlu dilakukan. Inilah pentingnya menjaga hubungan antara hashrate dan mining difficulty.
Pengaturan mining difficulty dilakukan tiap 2.016 blok, atau rerata sekitar dua minggu sekali. Tingkat kesulitan menambang ini juga bisa berubah jika ada banyak mesin yang turut serta dalam mining.
Semakin tinggi jumlah miner yang aktif membuat hashrate meningkat dan membuat mining difficulty akan ditingkatkan pula. Sebaliknya, jika hanya ada sedikit miner saja yang aktif, penurunan hashrate mengharuskan mining difficulty untuk diturunkan pula.
Selain itu, mining difficulty berkaitan pula dengan biaya gas serta harga dari pasar Bitcoin dalam membayar listrik. Saat hashing semakin sulit dilakukan, miner perlu mengeluarkan biaya listrik lebih besar.
Melalui pengaturan mining difficulty ini, jaringan Bitcoin bisa terus beroperasi meski jumlah miner menurun. Juga, jaringan bisa senantiasa aman tanpa memperhatikan jumlah miner yang turut serta pada proses mining.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Synthetix atau SNX dalam Dunia Cryptocurrency dan Decentralized Financial
Fungsi Hashrate di Sektor Mining Bitcoin
Tak bisa dipungkiri jika penambangan mata uang crypto telah menjadi suatu industri yang dilakukan oleh banyak orang dalam skala yang fantastis. Bahkan, industri mining crypto ini telah bernilai hingga jutaan dolar AS. Dengan skala yang sangat besar tersebut, tentu dibutuhkan tingkat hashrate yang tinggi agar bisa menjalani aktivitas crypto dengan lancar.
Salah satu metode yang bisa dilakukan guna meningkatkan hashrate ialah mengembangkan suatu chip khusus, misalnya ASIC atau Applications Specific Integrated Circuit. ASIC sendiri berguna untuk menjalankan prosedur hashing yang mempunyai algoritma khusus.
Imbas dari semakin tingginya kesulitan dalam melakukan hashing, mesin atau processor dalam menambang crypto juga harus bisa diperkuat. Penambang bisa memilih mining machine berdasarkan dari kekuatan hashrate menambang. Semakin tinggi kekuatannya, semakin banyak pula hashing yang bisa dilakukan miner sehingga mampu meningkatkan profitabilitas.
Pada dunia aset crypto, hashrate merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh para penggunanya. Bagi miner, mengetahui hashrate dapat membantunya memperkirakan tingkat profitabilitas ketika menambang Bitcoin. Informasi mengenai hashrate ini juga bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan terkait mesin mining andalan yang bakal digunakannya untuk menambang Bitcoin.
Terlebih, seiring berjalannya waktu, pilihan jenis mesin mining aset crypto yang bisa dipilih oleh miner semakin banyak. Tiap aset crypto yang ditambang dengan jenis mesin berbeda akan membutuhkan tingkat energi dan daya komputasi berbeda. Hal ini juga turut menghasilkan hashrate yang berbeda pula.
Umumnya, tingkat hashrate juga bisa dijadikan sebagai gambaran terkait tingkat kesehatan dari jaringan Bitcoin. Semakin tinggi tingkatnya, penambang yang menginvestasikan modalnya pada mesin tambang juga lebih banyak dan lebih mumpuni. Alhasil, jaringan blockchain juga akan dianggap memiliki tingkat keamanan lebih tinggi.
Mengetahui Hashrate Bantu Investor Percaya Diri Investasi di Blockchain Crypto
Pada blockchain crypto, hashrate menjadi salah satu indikasi yang menunjukkan tingkat keamanan dan kecepatan jaringannya. Hal tersebut mampu membantu investor dalam mempertimbangkan peluang investasi sebuah jaringan. Semakin besar tingkat hashrate, rasa percaya diri investor dalam mengalirkan modal lebih banyak ke jaringan blockchain akan menjadi lebih tinggi.
Baca Juga: Mengenal Balancer atau BAL dalam Dunia Crypto Membuat Aktivitas Perdagangan Tanpa Perantara