Iwan Fals, Legenda Musik Indonesia yang Honornya Bisa Buat Beli Berlian
Siapa yang tidak kenal dengan salah satu legenda musik Indonesia, Iwan Fals? Pria kelahiran 3 September 1961 identik dengan karya-karyanya yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari, bahkan tidak jarang sebagai kritik sosial.
Lagu-lagu Iwan Fals selalu berhasil menjadi hits dan diikuti dengan sejumlah penghargaan. Meski kini karya dan konsernya bisa bebas dinikmati, siapa sangka jika di era Orde Baru (Orba) konsernya pernah dilarang dan dibatalkan.
Yuk mengenal lebih jauh sosok penyanyi berusia 57 tahun itu, seperti dirangkum Cermati.com dari berbagai sumber.
Baca Juga: Muda, Cantik, Bertalenta, dan Kaya Raya, Ini Perjalanan Karier Dian Sastrowardoyo
Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!
Memulai Karier sebagai Pengamen
View this post on Instagram
Iwan tumbuh dengan bakat dan kemampuan bermusik yang makin jago. Tepatnya semasa SMP, ia bergabung dalam paduan suara sekolah sebagai seorang gitaris. Pelantun tembang “Manusia Setengah Dewa” ini juga mengisi waktu dengan mengamen atau pentas dari panggung hajatan di satu tempat ke tempat lain di Bandung.
Informasi ada acara sunatan atau pernikahan didapat dari seorang tukang bengkel yang juga menemaninya, Engkus. Dalam setiap penampilannya, Iwan lebih memilih membawakan lagu-lagu karya sendiri, sederhana, tapi bisa menyentuh hati nurani si pendengar atau penonton. Lirik lagunya pun banyak mengandung candaan dan humor sehingga terasa begitu menghibur.
Jalan terbuka lebar. Iwan mendapat kesempatan rekaman pasca tampil di radio 8 EH yang dimiliki ITB. Bambang Bule menawarinya rekaman bersama Toto Gunarto, dan Helmi yang tergabung dalam Amburadul. Sepeda motor yang menjadi harta satu-satunya dijual untuk modal Iwan menggarap album pertama di Ibu Kota. Sayangnya album perdana tidak laku di pasaran. Akhirnya ia kembali mengamen seperti sebelumnya. Tapi tidak menyerah, Iwan terus mengasah kemampuan bermusiknya dengan ikut berbagai festival musik.
Setelah mengikuti Festival Lagu Humor dan menjuarai Festival Music Country, tawaran membuat album kembali datang. Ramai-ramai bersama Nana Krip, Pepeng, serta Krisna, jebolan Sekolah Tinggi Publisistik (STP) atau sekarang bernama IISIP itu rekaman. Lagi-lagi dewi fortuna belum berpihak padanya, karena album yang digarap ini pun kurang mendapat sambutan dari masyarakat saat itu.
Karya Iwan ini baru dinikmati publik setelah menggarap album di bawah label Musica Studio. Musiknya diolah lebih serius dan masyarakat mulai mengenalnya. Album “Sarjana Muda” tahun 1981 menjadi pintu gerbang kesuksesannya. Penyanyi dan penulis lagu tersebut langsung kebanjiran job manggung.
Profesi sebelumnya yang kerap mengamen ditinggalkan. Suami Rosanna atau biasa disapa Mbak Yos ini mulai dikenal masyarakat luas setelah wajahnya sering wara wiri masuk televisi pada 1987. Nama Iwan Fals makin meroket saat bergabung dengan grup musik Swami dan menelurkan album bertajuk sama pada 1989. Single “Bongkar” dan “Bento” meledak di pasaran. Karier Iwan semakin bersinar saat menjadi bagian Kantata Takwa di 1990. Di sponsori konglomerat Setiawan Djodi, konser mereka dianggap paling megah dalam industri musik Indonesia.
Iwan berhasil ‘membius’ para penonton dengan karya-karyanya. Basis fans-nya terus bertambah hingga dibentuklah organisasi OI (Orang Indonesia) yang menjadi wadah bagi penggemar Iwan untuk menebarkan kebaikan melalui berbagai kegiatan.
Pernah Dicekal di Era Orde Baru
View this post on Instagram
Potret kehidupan sehari-hari yang dilihat bisa berubah menjadi syair yang indah di tangan Iwan Fals. Lirik-lirik lagunya begitu jujur menggambarkan apa yang terjadi di negeri ini. Oleh karena itu, terdengar kritis. Meski kritikan sosial ini disampaikan lewat lagu, namun ada saja yang merasa terusik.
Di era Orde Baru, karya-karya Iwan dianggap mampu memicu terjadinya kerusuhan. Walhasil, konser-konser Ayah tiga orang anak ini sering dibatalkan begitu saja oleh pemerintah. Yang paling parah, sabotase dengan mematikan listrik dalam konser di tahun 1980-an karena menyinggung sang penguasa kala itu. Konser musik Iwan sampai dilarang.
Bahkan, karena membawakan lagu-lagu yang berjudul “Mbak Tini”, “Demokrasi Nasi”, dan “Pola Sederhana”, Iwan pernah ditahan pihak kepolisian pada 1984. Selama dua minggu menjalani interogasi. Di masa itu, teror pun turut menghantui keluarganya.
Baca Juga: Sempat Jatuh dan Terpuruk, ini Kisah Sukses Luna Maya Membangun Kariernya
Sempat Vakum
View this post on Instagram
Duka mendalam dirasakan Iwan Fals saat Galang Rambu Anarki meninggal pada April 1997. Kehilangan putra sulung membuat Iwan memilih untuk vakum dari dunia musik. Waktunya lebih banyak dihabiskan untuk melukis dan berlatih bela diri. Iwan memang gemar latihan bela diri, bahkan pernah meraih juara II dan IV di Karate Tingkat Nasional.
Sempat membuat album bersama Kantata Takwa di tahun 1999, Iwan baru benar-benar bangkit di tahun 2002. Merilis album “Suara Hati”, Iwan berduet bersama sang istri dalam lagu “Hadapi Saja”. Lagu ini menceritakan keikhlasan Iwan dan istri tercinta atas kepergian putranya. Di album tersebut, lagu-lagu yang diciptakan lebih berkualitas dan berbobot, tidak terlalu liar dan nakal seperti sebelumnya. Lirik lebih santun dan bertema cinta semakin sering terdengar.
Selain karya, penampilan Iwan juga berubah. Rambut panjangnya jadi gundul. Tampilan pelantun “Oemar Bakri” itu lebih bersahaja dengan potongan rambut rapi dan berkemeja setiap muncul di depan khalayak. Jauh berbeda dibanding dulu, rambut gondrong acak-acakan dengan kumis tebal.
Raih Banyak Penghargaan
View this post on Instagram
Disebut sebagai legenda musik di Indonesia yang masih tetap eksis hingga saat ini, Iwan Fals banyak menyabet beragam penghargaan, seperti di ajang Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards. Sebut saja di kategori “Penyanyi Pujaan” di 1989, “The Best Selling Album” di 1988-1989, dan “Penyanyi Rekaman Pria Terbaik” di 1996. Iwan juga menggondol penghargaan “Penyanyi Solo Terbaik Country/Balada” di tahun 1999 dan 2000, “Album Terbaik Country/Balada” hingga “Legend Award”.
Tidak hanya AMI Awards saja yang menganugerahinya piala penghargaan. Anugerah Planet Muzik 2004 pernah mengganjar Iwan penghargaan. PT Musica Studio’s tempat Iwan bernaung juga memberinya gold record untuk lagu “Oemar Bakri” dan silver record untuk penyanyi dan pencipta lagu “Ethiopia”.
Album “Best Of The Best Iwan Fals” juga mendapat Triple Platinum Award. Sedangkan “In Collaboration With” mendapat Triple Platinum karena angka penjualan di atas 450 ribu unit. Enam album Iwan, yakni, Aku Sayang Kamu!, Orang Gila, Mata Dewa, Kantata Takwa, Sarjana Muda dan Swami masuk sebagai 150 Album Indonesia Terbaik. Pemerintah juga memberinya penghargaan Satya Lencana Kebudayaan pada 2010. Pelantun “Maaf” ini dianggap berjasa melestarikan dan mengembangkan budaya.
Honor Ratusan Juta Rupiah Sekali Manggung
View this post on Instagram
Menjadi salah satu musisi papan atas di Indonesia, bayaran Iwan Fals setiap kali manggung tentu tidak sedikit. Beberapa sumber pernah menyebut, jika setiap kali konser, ia dibayar ratusan juta rupiah. Bahkan Iwan sendiri pernah mengaku, jika di malam tahun baru, honor nyanyi cukup untuk membeli satu atau dua buah berlian.
“Saya enggak tahu (honor manggung Tahun Baru), cukuplah kalau untuk beli seberlian dua berlian. Kalau dulu saya tahu (honor), sekarang sudah enggak mengikuti lagi," kata Iwan seperti dikutip Liputan6.com.
Mau Sukses? Kalau Jatuh, Bangun Lagi
Salut banget sama Bang Iwan Fals. Meski sudah gagal beberapa kali dalam menggarap album, tetap saja berjuang untuk bisa sukses di industri musik Indonesia. Tetap mencintai musik, tak pernah lelah berkarya. Milenial, kamu dapat memetik pelajaran dari kisah hidup Iwan Fals. Walaupun jatuh karena ujian hidup, bangkit lagi dan pantang menyerah. Itulah kunci kesuksesan yang sesungguhnya. Ingat, selalu ada pelangi setelah hujan badai. Semangat ya.
Baca Juga: Keren, Ini Sederet Prestasi Maudy Ayunda yang Bisa Menginspirasi Kamu