Jenis Laporan yang Harus Ada di Usaha Anda
Jenis Laporan Usaha
Laporan keuangan menjadi hal penting bagi setiap usaha karena menggambarkan kondisi konkrit keuangan usaha tersebut. Baik pada usaha kecil maupun yang sudah besar, tentu harus membuat laporan keuangan.
Hal inilah yang melatarbelakangi banyak sarjana konsentrasi akuntansi diperlukan oleh sektor usaha. Laporan keuangan cenderung rumit dan memang harus dikerjakan oleh ahlinya. Tentunya sebagai seorang atasan, tentunya tidak ingin menerima laporan keuangan yang asal-asalan.
Beberapa pemilik usaha masih belum menerapkan sistem pengelolaan keuangan usaha dengan benar. Hal ini karena mereka masih memakai uang hasil penjualan usaha mereka untuk keperluan pribadi mereka, sebelum dibuatnya laporan keuangan.
Terlebih lagi tidak disimpannya kwitansi belanja sehingga membuat kalang kabut mengenai berapa uang yang sudah dikeluarkan untuk sebuah kebutuhan usaha tersebut. Dengan demikian, laporan keuangan sangat penting. Dalam artikel ini akan dijelaskan jenis laporan keuangan apa saja yang harus ada di usaha Anda.
1. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah jenis laporan pertama yang harus ada di perusahaan. Dengan adanya laporan ini, Anda dapat mengetahui performa usaha pada periode tertentu. Laporan ini biasanya memuat beban pajak, hak minoritas, aspek pendapatan, dan lain sebagainya yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Laporan ini dapat Anda gunakan untuk bercermin mengenai modal yang dapat digunakan untuk keperluan selanjutnya usaha Anda di masa mendatang. Laporan ini dapat menjelaskan berapa banyak kerugian yang diperoleh pada periode tersebut.
Kerugian yang dimaksud bisa saja adalah hasil perbandingan dengan pencapaian penjualan sebelumnya. Selain itu, juga dapat membandingkan pengeluaran dengan periode sebelumnya.
Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!
2. Laporan Neraca
Selain laporan laba rugi, Anda juga harus memperhatikan laporan neraca usaha. Laporan neraca adalah laporan yang dapat menjelaskan keseimbangan transaksi yang terjadi selama periode terkait. Dalam laporan neraca harus memuat asset, liabilitas, dan ekuibilitas. Dalam dunia akuntansi, asset adalah hasil penjumlahan liabilitas dan ekuibilitas.
Selain itu, jika ingin mengetahui utang usaha, Anda dapat menggunakan laporan neraca untuk melihatnya. Dengan begitu, memperoleh gambaran mengenai status usaha Anda apakah lebih baik atau lebih buruk dari sebelumnya.
3. Laporan Cash Flow
Laporan cash flow biasa dikenal dengan sebutan laporan aliran kas. Laporan ini merincikan transaksi yakni biaya yang ke luar dan biaya yang masuk ke bagian keuangan usaha. Dengan laporan ini, dapat melakukan penilaian terhadap arus kas periode sebelumnya karena semuanya memang tercatat pada laporan ini. Selain itu, laporan ini juga dapat dijadikan sebagai indikator terhadap perencanaan keuangan di periode selanjutnya karena pada dasarnya Anda dapat mengevaluasi setiap transaksi yang pernah terjadi di periode sebelumnya.
Baca Juga: Cara Membuat Laporan Keuangan Sederhana untuk UKM
4. Laporan Perubahan Modal
Setiap usaha tentunya berharap mengeluarkan modal yang lebih kecil dibandingkan periode sebelumnya. Akan tetapi, masih ada kemungkinan akan dikeluarkannya modal yang lebih banyak dibandingkan modal sebelumnya, Oleh sebab itu, sebelum menyusun laporan keuangan modal, harus diselesaikan terlebih dahulu laporan keuagan laba rugi.
Dengan laporan laba rugi, dapat membantu sebuah usaha untuk mendeteksi apakah terjadi keuntungan atau justru kerugian. Setelah itu disusunlah laporan perubahan modal.
Selanjutnya, perusahaan dapat menganalisis apa sebenarnya penyebab modal tersebut bertambah banyak. Apakah kesalahan terjadi pada bahan baku, tingkat kenyamanan pekerja, atau kompetensi pekerja atau lain sebagainya.
Jika memang terjadi penyusutan modal, maka dicari penyebabnya sehingga dipertimbangkan untuk dilakukan ulang agar modal di periode selanjutnya bisa berkurang juga.
Baca Juga: SPT Masa Nihil Tidak Wajib Lapor, Bagaimana Bisa?
Jangan Lewatkan Penyusunan Laporan Keuangan di Setiap Periodenya
Susunlah laporan keuangan di tiap periode akuntansinya. Anda dapat menyewa seorang ahli untuk mengelolanya atau memakai software. Ketiga jenis laporan keuangan di atas dapat digunakan untuk cerminan keuangan di masa mendatang. Selain itu, juga dapat digunakan sebagai wujud pertanggung jawaban perihal hasil kerja usaha di periode terkait.
Para investor juga tentu akan menagihnya sebagai wujud tanggung jawab dalam mengelola usaha. Investor tentunya menginginkan hasil yang jelas yang tercantum dalam laporan keuangan.
Baca Juga: Sebelum Menikah, Sudahkah Mendiskusikan Urusan Keuangan Ini dengan Pasangan?