Kapan Waktu yang Tepat Untuk Meminjam Uang? Ini Jawabannya!
Kondisi finansial sedang bermasalah? Meminjam uang menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi masalah ini, namun tidak boleh dilakukan secara asal. Sebagai debitur, Anda harus mampu memprediksi waktu yang tepat untuk mengajukan pinjaman kepada kreditur.
Selain mengurangi potensi gagal bayar, meminjam di waktu yang tepat memungkinkan Anda untuk dapat memaksimalkan pinjaman tersebut. Lantas, kapankah Anda harus meminjam uang kepada kreditur? Simak jawabannya berikut ini.
Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!
1. Saat Tidak Mampu Memenuhi Kebutuhan Pokok
Pokok berarti utama, dimana pemenuhannya tidak boleh ditunda-tunda karena dapat berakibat fatal. Jika terpenuhinya kebutuhan pokok terancam karena tidak mempunyai uang, maka sah-sah saja untuk mengajukan pinjaman. Sementara untuk jumlah pinjamannya, sebaiknya disesuaikan dengan biaya rata-rata yang Anda habiskan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Untuk mengetahui nominalnya, Anda bisa membuat estimasi pengeluaran. Setelah itu, kalikan dengan jumlah hari yang tersisa sebelum tanggal gajian tiba.
Sebagai contoh, pengeluaran dalam 1 hari adalah Rp100.000, sedangkan gajian baru akan tiba 2 minggu lagi. Itu artinya, Anda hanya boleh meminjam sebesar Rp100.000 x 14 hari yaitu Rp 1,4 juta.
Baca Juga: 6 Tips Menghindari Utang Sehabis Merayakan Lebaran
2. Saat Bisnis Mengalami Kemunduran
Bagi yang menjalankan bisnis dan kebetulan mengalami kemunduran, maka meminjam uang adalah langkah terbaik untuk mempertahankan kelancaran bisnis. Pinjaman yang diterima setidaknya mampu menyelamatkan bisnis dari bayang-bayang kebangkrutan yang selama ini telah menghantui hidup Anda.
Dibutuhkan pinjaman yang cukup besar untuk mengembalikan kinerja bisnis seperti sedia kala. Anda perlu modal untuk menciptakan produk baru, membeli bahan baku, menambah jumlah karyawan, memperbaiki pelayanan, dan menggencarkan promosi.
Maksimalkan modal yang ada untuk mengembalikan kejayaan bisnis seperti dulu. Ketika bisnis kembali jaya, maka Anda bisa menggunakan sebagian keuntungannya untuk melunasi semua pinjaman.
3. Ingin Melakukan Ekspansi Bisnis
Selain untuk membiayai bisnis yang mengalami kemunduran, pinjaman pun diperlukan saat bisnis mengalami kemajuan. Ya, Anda butuh sejumlah dana untuk membiayai ekspansi bisnis. Misalnya, ingin memperbesar bangunan di kantor pusat, membuka cabang baru di beberapa kota sekaligus, menambah jumlah karyawan, menjalin kerja sama dengan media partner, dan meningkatkan kualitas produksi.
Pinjaman yang diajukan dapat dijadikan sebagai modal untuk menutupi berbagai pengeluaran yang terjadi selama proses ekspansi, tanpa harus mengganggu keuangan bisnis maupun pribadi.
Tapi, Anda perlu teliti dan cermat untuk menghitung suku bunga karena pinjaman yang diajukan tidaklah sedikit. Jangan ragu untuk membandingkan pinjaman dari beberapa kreditur untuk memilih salah satu yang terbaik sebagai modal bisnis.
4. Sedang Jatuh Sakit
Tidak ada satu orang pun yang ingin sakit, tapi bagaimana kalau peristiwa kurang mengenakkan ini terjadi pada Anda atau keluarga? Anggaplah kalau Anda punya dana darurat untuk membiayai biaya perobatan. Namun, apakah dana itu cukup untuk membiayai perobatan sampai sembuh?
Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, meminjam tetap harus dilakukan demi menyelamatkan satu nyawa. Jadikan ini sebagai peringatan untuk lebih menjaga kesehatan untuk meminimalisir risiko sakit.
Di sisi lain, peristiwa ini juga menjadi pelajaran yang menyadarkan Anda tentang pentingnya dana darurat. Sehingga Anda perlu menambah persentase anggaran untuk dana darurat. Jika selama ini hanya 10% dari gaji bersih, sekarang coba tambah menjadi 15% setiap bulan.
Baca Juga: 7 Cara Pintar Atur Uang di Era New Normal
5. Terjerat Lilitan Utang di Masa Lalu
Meskipun periodenya sudah lampau, namun utang di masa lalu tetap akan mempengaruhi kondisi finansial Anda hari ini. Apabila utang tersebut belum lunas, maka lunasi lah sebelum utang-utang tersebut semakin menumpuk dan susah dibayar.
Anda bisa meminjam uang kepada kreditur yang lain, terutama bila kreditur masih memberi kesempatan untuk meminjam. Usahakan untuk tidak mencicil utang sebelumnya, melainkan bayarkan sampai lunas. Apalagi kalau suku bunga yang ditetapkan oleh kreditur sekarang lebih rendah dibandingkan kreditur sebelumnya.
6. Membeli Sesuatu sebagai Investasi
Nah, jika tujuan meminjam uangnya adalah untuk berinvestasi seperti membeli rumah, maka hal ini masih dapat diterima. Apalagi harga rumah akan terus mengalami peningkatan setiap tahun, jadi Anda sama sekali tidak merasa rugi saat meminjam uang.
Tapi bila uang digunakan untuk membeli mobil, lebih baik jangan ajukan pinjaman. Seperti yang Anda ketahui, nilai mobil akan terus mengalami penyusutan. Jadi akan terasa rugi bila menginvestasikan uang pada aset yang satu ini.
Harga rumah memang mahal, sehingga pinjaman yang diajukan pun harus besar. Namun, pinjaman ini akan balik modal saat rumah tersebut dijual. Atau bahkan akan memberi keuntungan bila rumah dijual pada waktu yang tepat.
Pastikan Riwayat Kredit Anda Bersih, Ya!
Sebelum mengajukan pinjaman, pastikan dulu kalau riwayat kredit Anda bersih. Dalam arti, bebas kredit macet, bebas denda, dan gagal bayar. Dengan begini, pengajuan pinjaman pun akan lebih mudah disetujui oleh kreditur manapun.
Baca Juga: Keuangan Anda Tak Pernah Mapan? Kenali Penyebabnya di Sini