Tak Selalu Sempurna Jadi Pilihan, Ini 8 Kekurangan Investasi Emas
Sudah sejak lama emas dianggap sebagai salah satu instrumen investasi primadona banyak orang. Khususnya di Indonesia, emas merupakan logam mulia yang tak pernah sepi peminat dan pasti ada saja orang yang tertarik untuk membelinya tanpa peduli bagaimana kondisi ekonomi saat ini. Alhasil, harga dari produk investasi ini cenderung terus meningkat seiring waktu dan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi.
Meski begitu, selayaknya dengan instrumen investasi lain, seperti saham, obligasi, dan reksa dana, investasi emas juga memiliki sejumlah kekurangan. Jika tertarik untuk menanam modal di instrumen investasi tersebut, sudah pasti kamu harus memahami dulu apa saja kekurangan investasi emas dan cara untuk menyiasatinya. Jadi, jangan hanya berfokus pada peluang keuntungan investasi emas saja, tapi juga antisipasi kekurangannya dengan seoptimal mungkin.
Lalu, apa saja kekurangan investasi emas yang penting untuk diketahui oleh para investornya? Nah, agar bisa membantumu dalam menanam modal di komoditas logam mulia ini, simak 8 kekurangan investasi emas dan tips menyiasati risikonya berikut ini.
8 Kekurangan Investasi Emas
Investasi Emas
1. Kurang Cocok untuk Investasi Jangka Pendek
Sebelum memutuskan untuk menanam modal di instrumen emas, pahami jika salah satu kerugian investasi di produk tersebut adalah kurang cocok untuk tujuan jangka pendek. Misalnya, jika kamu memiliki rencana investasi di bawah 5 tahun, memilih emas sebagai instrumen investasi bukan pilihan yang bijak.
Pasalnya, pertumbuhan harga emas seiring waktu cenderung rendah dan fluktuasinya terbilang pasif. Sehingga, kamu perlu memastikan harga emas telah bertumbuh secara signifikan agar bisa meraih keuntungan saat menjualnya kembali terlepas dari selisih dengan harga belinya dulu.
2. Tak Dapat Memberi Pendapatan Pasif
Berbeda dengan deposito yang memberikan kupon atau bunga seiring waktu dan bisa menjadi sumber pendapatan pasif bagi investor, keuntungan tersebut tak berlaku pada emas. Selain itu, investasi emas juga tak memberikan dividen selayaknya saat kamu menanam modal di instrumen saham atau reksa dana yang mampu menjadi sumber imbal hasil yang menjanjikan.
Jika kamu memilih untuk berinvestasi instrumen emas, satu-satunya peluang keuntungan yang bisa didapatkan hanya melalui capital gain. Sehingga, tanpa berhasil menjualnya di harga yang lebih tinggi dibanding harga beli, investasi emas tidak akan memberikan pendapatan atau imbal hasil apa pun.
3. Adanya Risiko Kehilangan Emas Fisik
Walaupun saat ini sudah ada layanan investasi emas online atau digital, tidak dapat dipungkiri jika banyak orang masih gemar berinvestasi emas dalam bentuk fisik dan membeli emas batangan. Sewajarnya, ketika memutuskan untuk membeli emas fisik, kamu perlu menyiapkan tempat khusus untuk menyimpannya.
Jika tidak, risiko kehilangan emas akan menjadi sangat tinggi terjadi. Terlebih jika gemar membeli emas dengan ukuran yang kecil, risiko kehilangan akan menjadi lebih besar jika tidak menyiapkan wadah penyimpanan yang baik. Jika sudah hilang, tentu kamu akan mengalami kerugian dan sama saja dengan membuang uang, bukan?
4. Minimnya Dampak Ekonomi dari Investasi Emas
Kerugian investasi emas yang selanjutnya adalah tak memiliki andil cukup besar dalam mendorong perkembangan ekonomi. Memang tak secara langsung berdampak bagi investor, tapi ketika investasi emas, kamu tak bisa memberi kontribusi yang positif terhadap perkembangan ekonomi secara nyata.
Berbeda ketika membeli saham sebuah perusahaan, selain mendapat keuntungan dari capital gain dan dividen, investor juga turut membantu perusahaan tersebut untuk berkembang melalui pendanaan yang diberikannya. Keuntungan ini juga berlaku ketika kamu menanam modal pada produk obligasi atau reksa dana.
Dalam kata lain, investasi emas pada dasarnya hanya akan memberikan keuntungan untuk kepentingan investornya saja. Walaupun begitu, investasi emas tetap bisa menjadi sarana untuk melindungi nilai kekayaan dari dampak inflasi atau mengumpulkan modal bisnis yang mampu menggerakkan roda ekonomi.
5. Fluktuasi Harga yang Cenderung Sulit Ditebak
Kerugian investasi emas lainnya yang tak kalah sering dirasakan para investornya adalah fluktuasi harga yang cenderung sulit ditebak dan tidak stabil. Biasanya, fluktuasi dari harga emas bisa terjadi secara signifikan ketika kondisi ekonomi negara atau dunia sedang tidak kondusif, misalnya terkena inflasi atau semacamnya.
Tapi, hal ini juga tak selalu menjadi pemicu pasti harga emas akan naik seiring waktu. Inflasi juga bisa membuat harga emas mengalami penurunan secara signifikan tergantung dari sikap pasar terhadap instrumen investasi tersebut. Karenanya, investor emas perlu menyikapi risiko ini dengan bijak agar tak menelan kerugian di kemudian hari.
6. Spread dari Harga Emas Tergolong Tinggi
Tidak hanya harganya yang cenderung lambat untuk naik, kelemahan investasi emas lainnya yang cukup menonjol adalah spread dari harga emas yang terbilang tinggi. Hal ini cukup penting untuk diperhatikan oleh investor dan perlu disikapi dengan cara membandingkannya dengan jenis instrumen investasi lain.
Bagi yang belum tahu, nilai spread adalah selisih dari harga beli dan harga jual emas, serta ditentukan dari kebijakan produsennya. Jika pernah membeli emas, kamu pasti menyadari jika di toko emas ada perbedaan terkait harga beli dan harga jualnya. Harga beli emas oleh investor pasti lebih mahal dibanding dengan harga jualnya ke toko emas sehingga cenderung merugikan.
Seiring waktu, tingkat spread juga mengalami kenaikan dan penurunan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah volatilitas harga emas membuat tingkat spread juga akan berubah-ubah.
Bahkan, tingkat spread dari emas per gramnya bisa mencapai belasan persen. Hal ini jauh berbeda dengan nilai spread pada instrumen seperti saham yang reratanya tak sampai 1 persen.
7. Beban Biaya Tambahan yang Harus Disiapkan
Bukan hanya tingkat spread, kekurangan investasi emas yang perlu diperhatikan oleh investor adalah terkait biaya tambahan yang dibebankan kepada pihak investor atau pembelinya. Contoh paling mudah adalah kamu harus menyiapkan tempat penyimpanan khusus untuk mengamankan emas yang dibeli dalam bentuk fisik atau batangan.
Biaya untuk membeli safety box tentu bisa menggerus keuangan, belum lagi dengan biaya perawatannya. Pun jika menabung emas secara online, tidak jarang penyedia platform atau layanannya membebankan biaya tertentu yang mampu membuat keuntungan investasi menjadi berkurang. Oleh karena itu, pastikan untuk mempertimbangkan adanya beban biaya ini ketika berinvestasi emas agar mampu memastikan nominalnya tak terlalu besar menggerus potensi keuntungan yang bisa kamu dapatkan.
8. Jika Ekonomi Dunia Stabil, Harga Emas Biasanya Tak Bertumbuh
Kekurangan investasi emas terakhir yang perlu kamu ketahui adalah harganya yang cenderung melambat dan kurang menarik jika kondisi ekonomi dunia stabil. Berbeda dengan instrumen investasi lain yang malah berisiko saat dibeli ketika ekonomi bergejolak, harga emas malah bertumbuh dengan menjanjikan di kondisi tersebut.
Sebaliknya, jika kondisi ekonomi dunia tengah stabil, minat investor untuk membeli emas akan menurun. Alhasil, harganya akan menjadi lebih terasa stagnan dan berpotensi tak memberi keuntungan bagi pemiliknya.
Walaupun begitu, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, harga emas cenderung meningkat. Alasannya karena ada sejumlah faktor eksternal yang membuat kondisi ekonomi dunia kurang kondusif, seperti perang dagang, pandemi, dan krisis perbankan. Jadi, tidak mengherankan jika investasi emas malah lebih menarik untuk dipilih di kondisi ekonomi dunia yang tidak stabil.
Pahami Risikonya agar Terhindar dari Kerugian Investasi Emas
Sejatinya, setiap instrumen investasi pasti memiliki risikonya tersendiri, tak terkecuali emas yang digadang-gadang sebagai produk investasi andalan investor di Indonesia. Meski begitu, kerugian investasi emas ini tetap bisa disiasati agar dampaknya bisa diminimalkan. Yang penting, pahami dulu risikonya agar mampu terhindar dari kerugian investasi emas dan mampu mengoptimalkan peluang keuntungannya.