Kenali Evali, Penyakit Infeksi Paru-Paru Akibat Vape
Sudah tak bisa dimungkiri lagi, vape menjadi banyak dipilih bagi para perokok khususnya kalangan anak muda. Selain mengikuti tren, mereka beranggapan dengan vape cara merokok menjadi lebih keren karena tak lagi rokok batangan yang terbuat dari tembakau yang digulung kertas, melainkan menggunakan alat yang dihisap dan asapnya yang tidak terlalu menyengat, bahkan bisa dibentuk berbagai pola sesuai dengan keahlian perokoknya.
Ya, vape merupakan rokok elektrik yang dirancang khusus untuk menghantarkan nikotine yang berbentuk cairan kepada penggunanya. Cara kerjanya dengan memanaskan cairan nikotine dengan menggunakan baterai, sehingga menghasilkan uap.
Namun, berjalannya waktu vape menimbulkan pro kontra dari sisi kesehatan. Ada yang beranggapan bahwa vape memiliki risiko lebih kecil ketimbang rokok tembakau, tapi tak sedikit pula yang menyangkal bahwa yang namanya merokok pasti tidak bagus untuk kesehatan. Hingga pada akhirnya, belakangan ini mulai muncul kasus kesehatan akibat dari vape.
Melansir dari detik.com, di Amerika Serikat terdapat lebih dari ribuan orang yang terjangkit penyakit dari vape, bahkan sudah menelan 26 korban jiwa. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), penyakit tersebut baru diketahui namanya pada oktober 2019, lalu, yaitu Evali.
Agar tak menelan korban lebih banyak lagi, sebaiknya segera ketahui lebih dalam mengenai penyakit evali, mulai dari gejala hingga penanganannya pada ulasan berikut yang telah Cermati.com rangkum dari berbagai sumber kesehatan.
Bingung cari asuransi kesehatan terbaik dan termurah? Cermati punya solusinya!
Penyebab Penyakit Evali
Penyebab penyakit evali
Evali atau E-cigarette or Vaping Product use Associated Lung Injury merupakan salah satu penyakit yang menyerang paru-paru, sehingga mengalami cedera pada fungsi sebenarnya karena penggunaan vape atau rokok elektrik.
Umunya karena vape, tapi secara terperinci dari hasil penelitian CDC, penyebab evali berasal dari vitamin E asetat, yang merupakan zat aditif rokok elektrik yang mengandung THC (tetrahydrocannabinol) atau zat aktif yang biasanya ada di tanaman ganja.
Namun, para peneliti masih mencurigai bahwa masih ada zat negatif lainnya yang terkandung dalam vape, sehingga masih harus diteliti kembali secara rinci apakah zat tersebut yang menyebabkan evali.
Gejala Penyakit Evali
Gejala penyakit evali
Setiap penyakit pasti ada gejala yang ditimbulkan penderitanya, termasuk pada evali ini. Meski secara khususnya pihak peneliti belum memberitahukan mengenai gejalanya karena masih dalam proses penelitian.
Tapi mengingat penyakit evali ini bersumber dari paru-paru, maka kemungkinan besar gejala yang muncul pada penderita tidak akan jauh berbeda dari penyakit paru-paru lainnya. Berikut beberapa gejala evali yang perlu diketahui:
- Sesak napas
- Demam hingga menggigil
- Batuk
- Muntah disertai diare
- Sakit kepala
- Dada terasa nyeri
- Detak jantung akan lebih cepat
Baca Juga: Bagi Perokok Aktif, Lakukan Cara Ini Agar Paru-Paru Cepat Bersih
Cara Pengobatan Penyakit Evali
Cara pengobatan paru-paru
Jika ada saudara atau teman yang menunjukkan gejala di atas, tak usah panik. Sebaiknya segera bawa ke dokter. Untuk mengetahui hasilnya positif terkena penyakit evali atau tidak, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan dasar terlebih dahulu seperti bertanya pasien menghisap vape atau tidak, kemudian mengecek pernapasannya dan lainnya.
Setelah tahap dasar selesai, dokter akan meminta pasien untuk melakukan rontgen bagian dada atau CT scan. Tujuannya, agar dokter bisa melihat kondisi paru-paru pasien. Jika kondisi paru-paru normal, artinya pasien jauh dari kata evali dan kemungkinan hanya sakit pernapasan biasa.
Namun, jika dokter melihat adanya bintik-bintik pada hasil CT scan paru-paru pasien, maka dokter harus melakukan pemeriksaan lebih detail lagi untuk mengetahui kondisi jaringan paru-paru pasien rusak atau tidak.
Pada umumnya, pasien yang memiliki kondisi paru-paru yang sudah rusak, akan langsung dirawat inap dan mendapatkan penanganan yang cepat agar tidak terjadi peradangan pada paru-paru. Adapun obat-obatan yang diberikan untuk pasien, di antaranya:
- Antibiotik
- Antivirus
- Kortikosteroid
Apabila pasien positif evali yang cukup parah, pihak dokter yang menangani akan memberikan fasilitas ventilator dan oksigen tambahan agar pasien lebih mudah untuk bernapas.
Baca Juga: Pasca Banjir, 11 Penyakit ini Bakal Mewabah di 2020
Tips Kurangi Merokok atau Vape
Tips kurangi merokok dan vape
Ya, memang awalnya dibuat rokok elektrik adalah untuk mengurangi kecanduan dari rokok tembakau yang mengandung nikotin tinggi. Tujuan ini pun berhasil, dilansir dari alodokter.com, penelitian yang dilakukan University College London’s Health Behavior Research Center di Inggris, tercatat sudah ada 20 persen perokok yang berhasil berhenti merokok tembakau dari 5.850 perokok yang ikut survei.
Namun, jika vape dilakukan secara terus menerus juga akan menimbulkan penyakit. Artinya, merokok atau vape sama-sama merugikan diri sendiri, yaitu menyerang kesehatan paru-paru.
Jika langsung berhenti merokok atau vape tidak bisa, setidaknya bagi perokok bisa menguranginya secara perlahan-lahan. Berikut beberapa tips mengurangi rokok atau vape yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan, antara lain:
- Batasi aktivitas rokok atau vape, jadi 1-2 kali sehari
- Jika waktu kosong biasanya diisi dengan merokok atau vape, sekarang ganti dengan kesibukan lain yang lebih bermanfaat. Misalnya baca buku, menonton film atau melakukan hobi lainnya.
- Daripada beli rokok, mending uangnya disimpan untuk beli kebutuhan yang lainnya
- Lakukan olahraga rutin, untuk kembalikan hidup sehat
- Komitmen menjadi kunci keberhasilan mengurangi rokok atau vape
- Jika berhasil, tak ada salahnya hadiahkan diri sendiri sebagai bentuk apresiasi cara yang dilakukan selama ini tidak sia-sia. Misal menggunakan uang simpanan dari rokok untuk membeli barang kesukaan atau pergi jalan-jalan.
Sayangi Diri Sendiri dengan Jaga Kesehatan
Seseorang yang sayang terhadap dirinya sendiri, maka ia tidak akan membiarkan dirinya untuk merusak kesehatan tubuhnya. Justru ia akan menjaga kesehatannya dengan melakukan pola hidup sehat agar dirinya bisa terhindar dari berbagai macam penyakit. Selain itu, ia juga akan melindungi dirinya dengan asuransi kesehatan terbaik agar apabila di kemudian hari sakit dan butuh penanganan dokter lebih lanjut, ia akan mendapatkan perawatan yang terbaik juga.
Baca Juga: Lupus, Penyakit Autoimun yang Sulit Disembuhkan