Kurangi 3 Kebiasaan Boros Ini Agar Bisa Menabung dan Investasi
Hidup di zaman transaksi serba nontunai (cashless) itu menguntungkan. Misalnya, semenjak ada aplikasi dompet digital, kita tak perlu lagi repot membawa uang tunai dalam jumlah besar di dompet atau menyimpan uang receh kembalian.
Pilihan pembayaran nontunai kini beragam, mulai dari kartu debit, kartu kredit, hingga aplikasi dompet digital. Semuanya menawarkan kemudahan bertransaksi saat belanja online maupun offline.
Namun dibalik semua kemudahan tersebut, Anda bisa menjadi boros jika tidak mampu mengelola keuangan dengan baik. Contohnya, pengeluaran bulanan membengkak akibat keseringan top-up saldo dompet digital dan cicilan paylater tak terasa terus bertambah.
Menjadi boros itu jelas bukanlah hal baik. Jangan sampai gara-gara keseringan transaksi cashless membuat Anda tak punya tabungan dan investasi. Jangan biarkan pengeluaran tak terkendali dan utang menumpuk gara-gara keseringan transaksi nontunai untuk keperluan konsumtif.
Jangan sampai gaji Anda hanya numpang lewat setiap bulan karena sudah habis atau pas-pasan untuk biaya hidup dan bayar cicilan. Saatnya Anda merubah kebiasaan boros menjadi kebiasaan baik agar Anda bisa menabung dan berinvestasi.
Kendali keuangan ada pada Anda. Pelan-pelan saja berubahnya, pastikan Anda sudah meniatkan diri untuk memiliki keuangan yang sehat, bebas hutang, banyak menabung dan investasi.
Selanjutnya, simak ulasan tiga kebiasaan boros finansial dan solusinya, seperti dikutip dari cermati.com.
Ilustrasi menabung dan investasi
1. Kurangi Belanja Online Keperluan Konsumtif
Salah satu kebiasaan boros yang sering terjadi adalah keseringan belanja online. Jujur saja, selama masa pandemi ini sudah berapa kali Anda belanja online untuk hal-hal konsumtif?
Tak dipungkiri, belanja online itu menyenangkan. Tapi, utamakan belanja kebutuhan yang sifatnya penting. Tahan diri Anda agar tidak tergoda rayuan promosi e-commerce yang kini berlomba-lomba memberikan diskon, cashback, cicilan 0% hingga gratis ongkir setiap hari.
Belajarlah membedakan antara belanja kebutuhan dan keinginan. Belanja konsumtif itu boleh, asal tidak berlebihan. Akan lebih baik jika Anda punya bujet sendiri untuk pos belanja konsumtif.
Selanjutnya, paksakan diri Anda untuk menabung dan investasi di awal bulan atau segera setelah Anda gajian. Jangan sebaliknya, setelah gajian buru-buru check-out keranjang belanjaan online.
2. Kurangi Beli Jajan/Makanan Online
Kebiasaan yang satu ini memang tidak mudah dikurangi, tapi bila terlalu sering dilakukan jelas bisa menimbulkan keborosan. Contohnya, Anda suka sekali kopi, selama WFH (work from home). Coba cek sudah berapa botol liter kopi yang Anda beli?
Harga kopi susu kekinian 1 literan sekitar Rp80.000, ditambah ongkir Rp20.000, total Rp100.000. Apabila dalam sebulan Anda memesan kopi sebanyak 15 kali, maka total pengeluaran untuk kopi adalah Rp1,5 juta. Pengeluaran ini belum termasuk jajan kue atau makanan kekinian lainnya.
Kemudahan belanja makanan/minuman online jelas membuat Anda merasa senang. Namun, sebaiknya hal ini Anda kurangi agar isi rekening Anda tidak semakin tipis. Solusi yang bisa Anda lakukan adalah membatasi frekuensi beli makanan dari luar.
Lakukan penghematan bertahap. Belajarlah untuk masak makanan Anda sendiri, perbanyaklah konsumsi makanan sehat seperti perbanyak sayuran dan buah-buahan agar tubuh Anda semakin sehat. Lalu, uang dari hasil penghematan beli makanan online ini bisa Anda alokasikan ke rekening tabungan dan investasi.
Baca Juga: Menabung Rp1 Juta per Bulan Tak Lagi Mustahil, Ikuti 6 Cara Ini