Kerap Muncul di Laporan Keuangan, Ini Pengertian ROA dan Cara Hitungnya
Bagi investor ulung dan berpengalaman berinvestasi saham tentu tidak asing dengan istilah ROA atau Return On Assets. Ya, ROA adalah hal yang amat krusial dalam dunia investasi saham dan sering kali dilihat oleh investor saat membaca laporan keuangan suatu perusahaan. Tujuannya tidak lain untuk menjadikannya sebagai dasar informasi mengetahui prediksi performa kinerja perusahaan di beberapa waktu mendatang.
Karena perannya yang amat penting tersebut, setiap investor wajib memahami tentang apa itu ROA dan segala hal lain seputar istilah tersebut dengan akurat. Nah, agar mampu mengerti lebih dalam tentang pengertian ROA, keunggulan, fungsi, dan juga cara menghitung ROA, simak penjelasannya berikut ini.
Baca Juga: Mengenal Definisi Return, Komponen, hingga Faktor yang Memengaruhinya dalam Investasi
Bingung cari investasi Reksa Dana yang aman dan menguntungkan? Cermati solusinya!
Pengertian ROA Secara Umum
Pengertian ROA
Return On Assets atau ROA adalah jenis dari rasio profitabilitas, dan digunakan untuk menilai kemampuan sebuah perusahaan dalam mendapatkan laba melalui aktiva yang dimiliki atau digunakan. Melalui rasio ini, kemampuan perusahaan akan dinilai berdasarkan keuntungan yang berhasil didapatkan di periode lampau agar dapat dimanfaatkan di periode atau masa selanjutnya.
Terkait hal ini, aktiva atau aset adalah semua harta milik perusahaan yang diperoleh melalui modal sendiri atau dari pihak lain yang telah dikonversi perusahaan menjadi sejumlah aktiva perusahaan untuk kebutuhan operasionalnya. ROA juga digunakan untuk mengevaluasi sudahkah pihak manajemen memperoleh imbalan atau hak yang sesuai dengan assets yang telah dimilikinya.
Rasio ini adalah sebuah nilai yang penting jika seseorang ingin melakukan evaluasi terkait sebuah perusahaan dalam menggunakan dana atau modalnya. Dalam kata lain, ROA digunakan pihak manajemen tingkat atas dalam mengevaluasi beragam unit bisnis pada sebuah perusahaan multinasional.
Pengertian ROA Menurut Para Ahli
-
Eduardus Tandelilin
Pengertian ROA menurut Eduardus Tandelilin adalah sebuah alat yang dipakai untuk mengetahui sejauh apa kemampuan sejumlah aset yang dipunyai perusahaan agar bisa menghasilkan keuntungan atau laba.
-
Kasmir
Menurut Kasmir, ROA adalah sebuah rasio yang mampu menilai hasil dari sebuah jumlah aktiva yang dipakai pada sebuah perusahaan.
-
Fahmi
Sementara menurut Fahmi, pengertian dari ROA adalah sebuah alat yang dipakai guna melihat sejauh mana investasi yang telah diberikan dapat memberi keuntungan sesuai dengan harapan. Selain itu, rasio ini juga digunakan untuk mengetahui apakah nilai investasinya sebenarnya selaras dengan aset dari perusahaan yang ditempatkan.
-
Horne & Wachowicz
Pengertian ROA menurut Horne & Wachowicz adalah sebuah alat yang dipakai untuk menilai efektivitas secara menyeluruh terkait penghasilan laba via aktiva yang telah tersedia.
-
Bambang Riyanto
Menurut Bambang Riyanto, yang dimaksud dengan Return On Assets adalah investasi modal pada nilai aktiva yang menyeluruh agar dapat menghasilkan profit atau keuntungan neto setelah pajak.
-
Sawir
Terakhir, pengertian ROA menurut Sawir adalah sebuah rasio yang dipakai untuk menghitung kemampuan manajemen suatu perusahaan dalam memperoleh laba dengan menyeluruh. Tingkat keuntungan atau laba yang dapat diperoleh perusahaan biasanya akan membesar seiring dengan tingginya nilai rasio ini. Hal tersebut mengindikasikan juga posisi perusahaan terkait pemanfaatan asetnya.
Baca Juga: Berbagai Macam Aktiva dalam Dunia Usaha
Bagaimana Cara Menghitung ROA?
Dalam bukunya, Brigham & Houston menjelaskan jika pengembalian terhadap total aktiva dihitung menggunakan metode perbandingan dari ketersediaan laba bersih pada pemilik saham dengan jumlah total aktiva. Rumus ROA untuk mengetahui nilai tersebut adalah:
laba sesudah pajak : jumlah aset
Selain itu, ada pula rumus lain menghitung ROA yaitu:
(laba bersih sesudah pajak : jumlah aktiva) x 100 persen
Melalui rumus tersebut, jika diketahui nilai rasio ini semakin tinggi, artinya kondisi perusahaan juga semakin baik. Alasannya karena tingkat pengembalian dari investasinya semakin besar, dan menggambarkan kemampuan pengembalian perusahaan atas semua aktiva yang diberi ke pihak perusahaan.
Penggunaan dari rasio ini sendiri dilakukan untuk membandingkan 2 perusahaan berbeda, tapi memiliki bisnis pada sektor yang sama. Untuk contoh kasusnya, perusahaan A mempunyai aset 400 juta dan mampu menghasilkan net profit 60 juta. Sedangkan di perusahaan B, nilai asetnya 300 juta dan mampu menghasilkan laba bersih 50 juta. Jika dilihat sekilas, perusahaan A mencatat keuntungan lebih besar ketimbang perusahaan B.
Tapi, jika dilihat berdasarkan rasio tersebut, perusahaan B lah yang lebih unggul. Mengapa demikian? Untuk memahaminya, simak penghitungan berikut ini.
ROA perusahaan A : (60 : 400) x 100% = 15%
ROA perusahaan B : (50 : 300) x 100% = 16,6%
Terlihat dari perhitungan tersebut, rasio perusahaan B cenderung lebih tinggi ketimbang A. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa meskipun total aset perusahaan B tidak sebesar perusahaan A, perusahaan tersebut mampu mendapatkan keuntungan dengan lebih efektif di angka 16,6 persen. Sedangkan perusahaan A hanya berada di rasio 15 persen saja.
Fungsi ROA
Secara umum, terdapat 5 fungsi analisis ROA. Berikut adalah di antaranya.
-
Mampu Mengukur Efisiensi Penggunaan Modal Bekerja
Fungsi yang pertama, karena bersifat menyeluruh, saat sebuah perusahaan telah melakukan aktivitas akuntansi yang lebih baik, maka pihak manajemennya dapat menilai efisiensi penggunaan modal bekerja, efisiensi produksi, serta efisiensi penjualan menggunakan metode analisis ROA.
-
Mampu Memperoleh Rasio Industri
Sedangkan fungsi yang kedua adalah perusahaan dapat memperoleh rasio industri apabila memiliki data industri. Melalui analisis ROA, perusahaan mampu membandingkan efisiensi dari pemakaian modalnya dengan perusahaan kompetitor.
Dengan begitu, analisis terkait posisi kemampuan perusahaan dalam menggunakan modal dibandingkan dengan perusahaan kompetitor bisa diketahui, entah itu, lebih baik, lebih buruk, atau setara. Kelemahan dan kekuatan perusahaan pun bisa diketahui menggunakan analisis ini.
-
Menilai Efisiensi Beragam Kegiatan dari Divisi Lain
Ketiga, analisis rasio ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengukur efisiensi dari sejumlah kegiatan yang dijalankan divisi lainnya dengan mengalokasikan semua biaya serta modal pada bagian yang terkait.
-
Mengukur Profitabilitas Semua Produk yang Diproduksi Perusahaan
Fungsi yang keempat, analisis ROA mampu dipakai untuk menilai profitabilitas semua produk yang dibuat atau diproduksi perusahaan dengan menggunakan sistem product cost yang tepat. Biaya dan modal nantinya dapat dialokasikan pada sejumlah produk yang dapat diproduksi perusahaan. Dengan begitu, tingkat profitabilitas setiap produk bisa dihitung.
-
Menjadi Dasar Informasi Pengambilan Keputusan
Terakhir, analisis ROA juga bermanfaat pada aktivitas perencanaan perusahaan. Misalnya, sebagai dasar mengambil keputusan perusahaan yang ingin melakukan aktivitas ekspansi bisnis.
Keunggulan ROA
Melakukan analisis ROA mampu memberikan 2 keunggulan utama.
- Mampu membandingkan rasio industri yang menunjukkan posisi dari setiap perusahaan di sebuah industri. Hal ini penting untuk diketahui, khususnya ketika dalam proses perencanaan strategi bisnis.
- Dapat mengukur efisiensi dari penggunaan modal yang menyeluruh.
Kelemahan ROA
- Sangat ditentukan oleh metode depresiasi atau penurunan aktiva tetap.
- Memiliki distorsi cukup besar, khususnya pada kondisi inflasi. Hal ini membuat hal tersebut cenderung tinggi karena penyesuaian dari kenaikan harga jual, sedangkan sejumlah komponen biayanya tetap dinilai menggunakan harga distorsi.
3 Faktor yang Memengaruhi ROA
Faktor yang Memengaruhi ROA
-
Perputaran Kas
Tingkat efisiensi dari perusahaan terkait upaya mendayagunakan sebuah persediaan kas agar mampu meraih tujuan dapat diketahui dengan mengetahui tingkat perputaran kasnya. Rasio cash turnover atau perputaran kas ini berperan untuk menilai tingkat kecukupan dari modal kerja sebuah perusahaan, yang diperlukan dalam pembayaran tagihan atau pembiayaan proses penjualannya. Secara sederhana, rasio tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat ketersediaan kas yang digunakan untuk pembayaran tanggungan utang, maupun biaya lain yang berkaitan dengan penjualan oleh perusahaan.
-
Perputaran Piutang
Guna mengetahui tingkat keberhasilan dari kebijakan penjualan utang sebuah perusahaan, dibutuhkan informasi terkait tingkat perputaran piutang. Faktor ini dipakai untuk menilai berapa lama sebuah penagihan piutang pada kurun waktu sebuah periode, maupun berapa kali uang atau dana yang bisa ditanam pada piutang berputar dalam jangka waktu setahun.
Tinggi atau tidaknya perputaran piutang ini tergantung dari kecil atau besarnya modal investasi pada piutang. Cepatnya perputaran modal menjadi tanda bahwa modal akan kembali dengan lebih cepat pula.
-
Perputaran Persediaan
Persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tergolong sebagai unsur aktif pada aktivitas perusahaan dan didapatkan secara terus-menerus, diolah, kemudian dijual pada konsumen. Perputaran persediaan yang positif diperlukan guna meningkatkan kecepatan pengembalian kas via penjualan.
Faktor ini digunakan untuk mengukur berapa banyak dana yang disetorkan pada perputaran persediaan dalam jangka waktu satu tahun. Melalui perputaran persediaan, operasi perusahaan yang perlu dilakukan secara kontinu dan berturut-turut akan menjadi lebih mudah dan lancar.
Dengan begitu, proses pembuatan barang dan penyalurannya pada pelanggan dapat berjalan dengan semestinya. Untuk menekan kebutuhan akan jumlah modal, tingkat perputaran persediaan harus menjadi lebih tinggi.
Pentingnya Memahami ROA untuk Ketahui Performa Bisnis Perusahaan
Itulah penjelasan mengenai pengertian ROA, rumus, fungsi, dan faktor yang memengaruhinya. Dengan memahami apa itu ROA, kamu jadi lebih mudah untuk memahami performa bisnis dari sebuah perusahaan dan membandingkannya dengan kompetitornya. Khususnya dalam berinvestasi, investor jadi lebih mampu memilih saham perusahaan yang lebih menjanjikan dan berpotensi memberikan profit yang lebih besar.
Baca Juga: Risk Adjusted Return: Pengertian, Jenis Pengukuran dan Cara Menghitungnya