Sekuritisasi: Pengertian, Cara Kerja, hingga Kelebihan dan Kekurangannya
Dalam dunia investasi, ada banyak istilah yang mungkin masih belum banyak diketahui oleh masyarakat. Tentunya, sebagai seorang investor, kamu wajib memahami berbagai istilah dalam dunia investasi tersebut agar bisa menjalankan aktivitas menanam modal dengan lancar dan optimal.
Sebagai contoh, salah satu istilah yang penting untuk dipahami oleh investor dan setiap individu yang terjun ke dunia investasi adalah sekuritisasi. Secara umum, yang dimaksud dengan sekuritisasi adalah suatu prosedur yang mana penerbit menciptakan atau merancang instrumen finansial yang bisa dipasarkan dengan penggabungan sejumlah aset finansial pada suatu kelompok tertentu.
Tentunya, proses tersebut memiliki keunggulan dan kekurangannya tersendiri sehingga perlu dilakukan dengan berbagai pertimbangan serta perhitungan. Nah, agar mampu mengetahui lebih lanjut tentang apa itu sekuritisasi, cara kerja, hingga kelebihan dan kekurangannya, simak pembahasan lengkapnya berikut ini.
Baca Juga: Menabung Jadi Nyaman Setelah Mengetahui Pengertian, Manfaat, dan Jenis Investasi
Apa Itu Sekuritisasi?
Sekuritisasi adalah...
Seperti yang telah dijelaskan sedikit sebelumnya, sekuritisasi merupakan prosedur yang mana penerbit merancang atau membuat instrumen finansial atau keuangan yang mampu dipasarkan. Hal tersebut dilakukan dengan cara menghubungkan atau menggabungkan sejumlah aset keuangan pada suatu kelompok tertentu.
Kemudian, pihak penerbit tersebut akan menjual kembali kelompok aset-aset yang telah dikemas tersebut pada investor. Proses sekuritisasi ini menawarkan peluang atau kesempatan bagi investor serta membebaskan modal pada pencetusnya. Di mana kedua pihak tersebut mempromosikan likuiditas pada pasar.
Jika merujuk pada teorinya, setiap aset keuangan apa pun bisa disekuritisasi, alias bisa diubah menjadi produk atau barang yang bisa diperjualbelikan serta sepadan dengan harga atau nilai moneter. Akan tetapi, sekuritisasi ini sering kali terjadi pada pinjaman maupun aset lainnya yang menciptakan piutang, sebagai contoh beragam jenis utang komersial atau konsumen. Hal tersebut bisa melibatkan penyatuan utang kontraktual, misalnya, pinjaman mobil serta utang kartu kredit.
Pada sekuritisasi, pihak perusahaan yang memiliki aset dikenal dengan sebutan originator. Tugas originator adalah mengumpulkan data terkait aset yang akan dihapus atau dihilangkan dari neraca yang berkaitan.
Sekuritisasi dan Perusahaan Perbankan
Contohnya, pada perusahaan perbankan, sekuritisasi ini mungkin bisa dilakukan sejumlah hipotek serta pinjaman individu yang tak ingin dilayani kembali. Kelompok aset yang telah terkumpul tersebut dipahami sebagai portofolio referensi.
Pihak originator lalu menjual portofolio referensi pada emiten atau pihak yang akan membuat sekuritas dan bisa diperdagangkan. Sekuritas yang diciptakan mewakili saham pada aset di dalam portofolio. Lalu, pihak investor bakal membeli sekuritas yang telah dibuat tersebut karena mampu memberikan tingkat pengembalian atau return tertentu.
Tidak jarang portofolio ini bisa dibagi kembali ke dalam beberapa bagian berbeda dan disebut dengan tranche. Tranche ini terdiri dari jenis aset individu yang dikategorikan berdasarkan sejumlah faktor, antara lain:
- Jenis pinjaman.
- Suku bunga.
- Tanggal jatuh tempo.
- Total sisa pokok.
Imbasnya, setiap tahapan akan membawa tingkat risiko berbeda dan juga menjanjikan hasil yang tak sama pula. Tingkat risiko lebih tinggi berhubungan dengan tingkatan suku bunga yang kian tinggi pula akan membuat peminjam dikenakan biaya apabila tak memenuhi syarat pinjaman yang mendasarinya. Namun, semakin tinggi risiko, tingkat pengembalian yang mungkin didapat juga akan menjadi semakin besar.
Cara Kerja Sekuritisasi
Pada sekuritisasi, perusahaan yang memiliki atau memegang aset, biasa disebut sebagai pencetus, akan mengumpulkan data terkait aset yang ingin dihapus dari neraca tertentu. Kelompok aset-aset yang telah terkumpul tersebut biasa dikenal dengan sebutan portofolio referensi.
Kemudian, pihak penggagas akan menjual portofolio tersebut pada penerbit, dan membuat sekuritas yang bisa diperdagangkan. Sekuritas tersebut dibuat dengan mewakili kepemilikan pada aset di portofolio referensi. Lalu, pihak investor bisa melakukan pembelian terhadap sekuritas yang telah dibuat untuk mendapatkan tingkat pengembalian atau return yang ditentukan.
Ketika membeli sekuritas, pihak investor akan secara efektif mendapatkan posisi sebagai pemberi pinjaman. Melalui sekuritisasi, pihak kreditur atau pemberi pinjaman ini akan mampu untuk menghilangkan aset terkait pada neraca. Saat ada lebih sedikit beban kewajiban di neraca, perusahaan mampu mendapatkan pinjaman tambahan.
Sementara investor bisa mendapatkan keuntungan karena adanya tingkat pengembalian dengan dasar pembayaran bunga dan pokok sesuai kewajiban dan pinjaman yang dilakukan pihak peminjam atau debitur.
Baca Juga: Masih Bingung Membedakan Investor dan Trader Saham? Simak Ini
Contoh Sekuritisasi
Mortgage Backed Security
-
Mortgage Backed Security
MBS atau Mortgage Backed Security merupakan contoh sempurna sekuritisasi. Pasca menggabungkan hipotek ke dalam suatu portofolio yang besar, penerbit bisa membagi kumpulan tersebut menjadi sejumlah bagian yang kecil sesuai dengan risiko dasar yang melekat di setiap hipotek. Porsi yang kecil tersebut akan dijual ke investor, di mana masing-masing ditawarkan dengan bentuk selayaknya obligasi.
Saat membeli sekuritas, pihak investor akan secara efektif mendapatkan posisi sebagai pemberi pinjaman. Melalui sekuritisasi tersebut pemberi pinjaman maupun kreditur asli mampu untuk menghapus aset yang berhubungan dengan neraca.
Saat ada lebih kecil beban kewajiban di neraca, pihak yang bersangkutan bisa menanggung lebih banyak pinjaman. Investor bisa mendapatkan untung sebab adanya tingkat pengembalian dengan dasar pembayaran pokok serta bunga mengenai hal yang dilakukan pada pinjaman serta kewajiban yang mendasarinya dan dilakukan oleh pihak peminjam atau debitur.
-
Assets Backed Security
Lalu, ada pula yang disebut dengan sekuritas terdukung aset atau assets backed security. Contoh sekuritisasi ini terjadi pada perubahan kelompok piutang serta jenis yang sama, umumnya, kredit, untuk dijadikan surat berharga. Surat berharga tersebut tentu bisa diperdagangkan dan meliputi piutang pokok serta bunga.
Kredit yang mengalami sekuritisasi umumnya adalah kredit dengan kualitas tinggi dan dilakukan untuk menaikkan pendapatan serta menekan tingkat risiko dari kredit. Caranya dengan mengonversi piutang dan kredit sehingga bank bisa meningkatkan rasio dari modal serta menerbitkan kredit baru.
Surat berharga yang akan dijual pihak bank pada investor memiliki jaminan aset yang bakal dikonversikan. Oleh karena itulah hal ini biasa disebut sebagai sekuritas terdukung aset atau assets backed securities.
Kelebihan Sekuritisasi
Lalu, apa saja keuntungan dari melakukan sekuritisasi ini? Pada dasarnya, hal tersebut bisa memberikan beberapa manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, antara lain:
- Mengubah aset tak likuid agar menjadi jenis aset likuid.
- Memberikan penghasilan atau imbal hasil kepada pihak investor.
- Membebaskan modal pada pihak pencetus.
- Membiarkan investor kecil turut serta pada aktivitas tersebut.
Kekurangan Sekuritisasi
Setelah membahas tentang keuntungan sekuritisasi, kamu juga perlu memahami beberapa kelemahannya. Secara umum, ada beberapa kekurangan yang bisa dirasakan oleh pihak yang terkait pada aktivitas ini, di antaranya:
- Investor mengambil tugas atau peran kreditur.
- Kurangnya transparansi terkait aset.
- Adanya risiko terjadi kegagalan terhadap pinjaman pokok.
- Pembayaran lebih awal bisa merusak return atau pengembalian investor.
Rancang Instrumen Finansial yang Bisa Diperdagangkan dengan Sekuritisasi
Itulah penjelasan mengenai apa itu sekuritisasi, cara kerja, contoh, hingga kelebihan dan kelemahannya. Secara umum, maksud dari sekuritisasi adalah suatu prosedur yang mana penerbit merancang instrumen finansial yang bisa dipasarkan melalui penggabungan atau penghubungan sejumlah aset keuangan pada suatu kelompok. Dengan menawarkannya pada investor, baik pihak penerbit atau investor bisa mendapatkan keuntungan yang sama-sama dibutuhkan oleh kedua pihak.
Baca Juga: Mengenal Executive Summary, Jurus Ampuh Dapatkan Perhatian Investor