7 Tips Menjaga Keamanan Finansial Bagi Wanita yang Tidak Lagi Bekerja
Tanggung jawab seorang wanita berubah drastis setelah menikah dan memiliki anak. Selain mengurus diri sendiri, ia juga harus mengurus suami, anak, dan seisi rumah agar tertata rapi. Melakukannya tentu lebih sulit kalau sambil bekerja, makanya beberapa wanita memutuskan untuk fokus menjadi ibu rumah tangga.
Dari segi finansial, keputusan ini jelas mengurangi jumlah pemasukan keluarga. Namun, hal ini dapat diantisipasi dengan melakukan sejumlah tips mempersiapkan finansial sebelum menikah. Beberapa diantaranya sebagai berikut.
Baca juga: 15 Tips Mengubah Kebiasaan Boros Menjadi Kebiasaan Hemat
Bingung cari tabungan terbaik? Cermati solusinya!
7 Tips Menjaga Keamanan Finansial Saat Tidak Bekerja
Mengatur Keuangan Keluarga
-
Hitung Ulang Pemasukan
Mengingat pemasukan keluarga akan berkurang saat kamu tidak bekerja, sebaiknya lakukan perhitungan ulang. Hitung gaji yang suami dapatkan, lalu bayangkan apa saja yang perlu dibiayai selama satu bulan untuk memastikan kalau gaji tersebut cukup. Jika tidak, proses pemenuhan kebutuhan keluarga menjadi terganggu.
Beruntunglah kalau gaji suami cukup. Kalau pas-pasan atau kurang, sebaiknya cari pekerjaan yang bisa dilakukan dari rumah untuk menambah pemasukan.
Sambil bekerja, bisa sambil mengurus anak, suami, dan rumah juga. Intinya, harus fleksibel karena tanggung jawab yang diemban saat ini lebih berat daripada saat masih single dulu.
-
Buat Anggaran yang Baru
Jika pada poin nomor satu kamu cuma membayangkan pengeluaran saja, sekarang saatnya menuliskan pengeluaran tersebut. Mulailah dari biaya rutin yang pasti terjadi dalam satu bulan, seperti biaya listrik, internet, air, asuransi, makan, hingga cicilan kalau memang ada.
Buatlah anggaran secara detail, tapi jangan pas-pasan. Dalam arti, alokasikan dana yang lebih besar untuk mengantisipasi biaya yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
Anggaran ini bertujuan sebagai pedoman saat berbelanja, jadi yang namanya overbudget dapat diminimalisir. Anggaran juga membantu kamu menghitung gaji yang tersisa, sehingga sisanya tahu mau dialihkan kemana. Apakah tabungan, investasi, atau keduanya?
-
Tabung Gaji Selama Cuti Melahirkan
Bagi wanita yang hendak melahirkan, kamu berhak mendapatkan cuti selama tiga bulan dan dibayar penuh. Sebaiknya tabung pemasukan selama cuti melahirkan ini untuk persiapan finansial. Sebab pada bulan berikutnya, kamu sudah tidak bekerja dan mendapat pemasukan lagi.
Kamu hanya mengharapkan pemasukan dari suami. Jadi, cobalah untuk bijak mengalokasikan gaji cuti demi kebaikan finansial.
Jika memungkinkan, coba alokasikan 100% gaji ke tabungan atau rekening dana darurat. Hitung-hitung untuk modal awal membuka deposito, kan lumayan?
-
Investasikan Uang untuk Pemasukan Tambahan
Agar finansial tetap stabil meski sudah tidak bekerja, mulailah menginvestasikan uang sejak masih single. Tidak perlu banyak, cukup 20% sampai 30% dari total gaji per bulan. Jika dilakukan secara rutin, maka total investasi bisa menggunung dalam beberapa tahun kemudian.
Selain sebagai bekal untuk menyambut masa depan, terdapat sejumlah keuntungan saat berinvestasi. Keuntungan bisa dijadikan sebagai sumber pemasukan tambahan setiap bulan dan dapat diambil kalau mendesak.
Beberapa produk investasi yang bisa dicoba adalah deposito dan reksa dana. Keduanya dikenal akan risikonya yang rendah.
-
Siapkan Dana Darurat
Pada kenyataannya, banyak hal yang sering terjadi di luar dugaan. Mulai dari keluarga yang jatuh sakit, tiba-tiba terkena musibah, dan lain-lain yang sejatinya butuh biaya. Untuk mengantisipasi biayanya, sebaiknya siapkan dana darurat dengan persentase 10% sampai 15% dari gaji setiap bulan.
Anggaplah gaji yang diterima Rp6 juta per bulan dan 10% dialokasikan ke dana darurat. Selama 5 tahun saja, dana darurat yang terkumpul sudah lumayan yaitu Rp36 juta.
Saat kamu berhenti menjadi bekerja, maka dana ini sudah tidak bisa dialokasikan lagi. Lebih baik dikumpulkan dari sekarang sebagai bekal finansial dalam beberapa tahun kemudian.
-
Hindari Belanja Impulsif
Bagi yang hobi belanja impulsif, sebisa mungkin kurangi atau hilangkan kebiasaan ini dari dalam diri kamu. Sebab, situasi dan kondisinya sudah berbeda. kamu bukan lagi single yang bisa seenaknya beli apa saja tanpa pikir panjang.
Penghasilan otomatis nol saat memutuskan untuk tidak bekerja setelah melahirkan. Mengandalkan uang suami tentu kurang baik kalau tujuannya untuk belanja impulsif. Lain halnya kalau belanja untuk kebutuhan keluarga, terutama anak.
Coba patuhi anggaran belanja yang sudah dibuat sebelumnya. Dengan demikian, kondisi finansial keluarga tetap aman terkendali meski kamu sudah tidak bekerja lagi.
-
Siapkan Dana Pendidikan Anak
Mumpung anak masih kecil, sebaiknya siapkan dana pendidikannya dari sekarang. Bekali anak dengan asuransi pendidikan dari perusahaan asuransi kepercayaan.
Hal ini penting mengingat biaya pendidikan yang terus meningkat setiap tahun. Jangan karena tidak aware, anak menjadi tidak sekolah atau putus sekolah nantinya.
Persiapan dana pendidikan sudah pasti mengurangi beban finansial saat anak tumbuh dewasa. Setidaknya kamu dan suami tinggal menyiapkan kekurangan biayanya saja, bukan menyiapkannya dari nol.
Baca juga: Pasangan Cuek Soal Keuangan Jangka Panjang? Lakukan 5 Tips Rencana Keuangan Berikut!
Finansial Stabil, Rumah Tangga Akur
Jika kamu memutuskan untuk tidak bekerja setelah punya anak, maka persiapan finansial sejak dini perlu dilakukan agar finansial tetap stabil. Setidaknya kamu, suami, dan anak hidup berkecukupan, jadi rumah tangga menjadi lebih akur karena satu permasalahan yang besar berhasil diatasi sejak awal.
Baca juga: Tips Menghadapi Rasa Insecure terhadap Keuangan