3 Cara Bikin Deposito Jadi Investasi Masa Depan yang Manis
Dalam ketidakpastian ekonomi seperti sekarang ini, banyak orang memilih investasi di instrumen paling aman. Selain emas, produk investasi yang cukup menarik dilirik adalah deposito.
Deposito sama dengan menabung. Hanya saja uang simpanan tersebut tidak bisa ditarik sewaktu-waktu, seperti tabungan. Sebab, ada jangka waktu tertentu alias tenor untuk dapat mencairkannya.
Pilihannya mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, hingga 24 bulan (2 tahun). Dana di deposito bisa ditarik setelah jangka waktu tertentu, atau diperpanjang secara otomatis atau Automatic Roll Over (ARO).
Nasabah juga dapat menentukan, mau deposito dalam mata uang rupiah atau asing. Yang paling menarik dari deposito adalah suku bunga yang ditawarkan.
Umumnya, perbankan memasang tingkat bunga deposito (yield) yang jauh lebih tinggi dibanding tabungan, meski ada saja yang masih di bawah tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).
Saat suku bunga acuan BI terus turun menjadi 4,5 persen, rata-rata tingkat bunga deposito di bank umum berada di kisaran 5 persen. Baik untuk yang tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Menguntungkan bukan?
Apalagi jika Anda mendekap deposito sebagai pilihan investasi, tidak perlu khawatir. Karena simpanan Anda dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Di samping itu, deposito dapat dijadikan agunan kredit apabila suatu waktu Anda membutuhkan dana segar dan mendesak. Deposito juga paling pas buat Anda yang sudah punya rencana keuangan. Jadi tinggal sesuaikan saja dengan jangka waktu depositonya. Misal untuk kebutuhan biaya sekolah anak tahun depan, DP rumah, dan keperluan lainnya.
Lalu bagaimana caranya investasi deposito bisa menguntungkan hanya dari suku bunga yang ditawarkan perbankan? Berikut jawabannya:
1. Jangan ‘gatel’ utak atik deposito Anda
Kunci deposito supaya makin untung adalah dapat pengembalian dana dari bunga, simpan lagi dana tersebut. Jadi jangan pernah menarik hasilnya. Biarkan saja deposito pokok maupun bunganya tetap berputar, sehingga simpanan Anda terus berkembang.
Sebagai contoh: Anda membuka deposito dengan setoran Rp8 juta setiap bulan untuk tenor 6 bulan. Setelah 6 bulan, jangan dicairkan. Dengan begitu, bisa otomatis diperpanjang lagi selama 6 bulan. Deposito pokok plus bunga 6 bulan pertama tetap utuh, dan akan terus berlipat ganda.
2. Disiplin menyisihkan gaji atau penghasilan
Cuma buruh pabrik, tapi kok bisa sih punya rumah tanpa utang? Bisa umrah pula. Itulah kekuatan dari menabung. Jika Anda rajin atau disiplin menyisihkan gaji setiap bulan, kemudian ditaruh pada instrumen investasi yang tepat, seperti deposito, maka simpanan Anda akan ‘menggendut,’ dari bunga sebagai imbal hasil.
Berapapun dana yang Anda sisihkan untuk setoran deposito, hasilnya bisa jadi banyak Seperti pepatah mengatakan, sedikit demi sedikit, lama-lama akan menjadi bukit. Menyisihkan penghasilan, berarti Anda harus siap berhemat.
Berhemat untuk jangka waktu lama demi mengecap manisnya masa depan finansial. Mulai eksekusi dari sekarang. Saat usia Anda masih muda, karena ini investasi jangka panjang agar mendapat keuntungan maksimal dan berlipat.
3. Susun strategi agar deposito tidak terusik
Namanya hidup, ada saja kebutuhannya. Terkadang datang di waktu yang tidak tepat dan memerlukan banyak uang. Atau tiba-tiba godaan belanja menghampiri, sehingga akhirnya tidak tahan untuk mengikuti hawa nafsu.
Oleh karena itu, coba buat atau susun strategi jitu agar apapun yang terjadi, deposito Anda tetap aman sesuai harapan. Penyusunan strategi ini meliputi 3 hal, yaitu:
- Sesuaikan setoran deposito dengan kemampuan penghasilan
Jangan muluk-muluk, mau setoran deposito banyak jika gaji atau penghasilan Anda pas-pasan. Anda juga harus realistis bahwa banyak kebutuhan penting lain yang perlu dibiayai dari pendapatan Anda, seperti membayar tagihan listrik dan air, sewa rumah, bayar cicilan utang, ongkos transportasi, makan, kebutuhan dana darurat, dan lainnya.
Jadi, coba hitung kemampuan Anda dalam menyisihkan penghasilan untuk investasi deposito. Idealnya dalam prinsip mengatur keuangan adalah 20%. Mau lebih, silakan. Tapi ingat, jangan sampai mengorbankan kebutuhan yang lebih penting dan mendesak.