6 Alasan Orang Resign Kerja Berjamaah Setelah Lebaran, karena THR?
Pernah dengar rekan kerja yang berniat resign kerja atau mengundurkan diri, tetapi nunggu setelah Lebaran? Ya, mungkin kamu mengalaminya sendiri.
Banyak alasan yang melatarbelakangi seseorang untuk hengkang dari kantor lama pasca Lebaran, bukan di bulan lainnya. Kecuali bagi mereka yang memang sudah tidak tahan lagi ingin segera resign. Berikut alasannya:
Baca Juga: Tips Mengatasi Rasa Gugup Saat Interview Kerja
1. Menunggu THR cair
Lebaran kerap menjadi patokan dan dianggap waktu yang paling tepat untuk resign. Alasannya menunggu THR (Tunjangan Hari Raya) turun dulu, baru "cabut".
Misalnya kamu niat resign di Januari 2021. Kalau mengajukan di Februari, lalu baru resmi keluar di Maret karena one month notice, tanggung. Tidak bakal dapat THR pas Lebaran di bulan Mei.
Lebih baik sekalian saja setelah Lebaran. Jadi, tidak kehilangan haknya. Lumayan kan, buat menyambung hidup sebelum dapat pekerjaan baru atau sambil menunggu gaji pertama di kantor baru.
2. Banyak lowongan kerja dibuka
Melihat tren resign kerja pasca Lebaran, sejumlah perusahaan pun umumnya mulai kembali membuka lowongan kerja di periode tersebut. Meskipun ada kekosongan karyawan yang mesti diisi, tetap bakal ditahan menunggu Lebaran usai.
Alasannya bisa jadi karena perusahaan menghindari pembayaran THR. Sebab ini akan menjadi beban keuangan perusahaan. Yang seharusnya dapat dihemat dengan melakukan rekrutmen setelah Lebaran.
Contohnya kamu mulai masuk bekerja di kantor baru pada Maret 2021, dan Lebaran jatuh di Mei. Tentu saja menurut aturan perundang-undangan, perusahaan harus membayarkan THR yang menjadi hakmu meski baru satu atau dua bulan bekerja.
Selain itu, momen setelah lebaran juga dianggap lebih efektif untuk memulai program baru, termasuk pengembangan karyawan.
3. Mencari tantangan karier baru
Alibi lain karyawan resign pasca Lebaran adalah ingin mencari tantangan karier yang baru. Mereka merasa kariernya mandek jika bertahan di kantor lama.
Sementara mereka ingin terus belajar, terlibat dengan pekerjaan secara mendalam, dan terjun di bidang yang berbeda. Punya jenjang karier yang lebih tinggi. Itu semua bisa mereka dapatkan kalau resign dan pindah kerja di kantor baru.
4. Kurang apresiasi
Ini mungkin jadi alasan pengunduran diri yang paling sering terjadi setelah Lebaran. Tidak ada apresiasi dari kantor atas apa yang telah dicapai karyawan. Misalnya ketika karyawan sukses menggolkan proyek besar, tidak ada bonus dari kantor.
Alasan perusahaan, karena itu sudah menjadi tanggung jawab dan tugas karyawan tersebut. Malah terkadang ada bos atau perusahaan yang boro-boro memberikan bonus, ucapan terima kasih saja tidak.
Kalau sudah begitu, karyawan merasa tidak dihargai kerja kerasnya sehingga memutuskan untuk resign. Dengan pindah, harapan mereka, akan memperoleh apresiasi dari kantor sehingga dapat terus mengembangkan karier, loyalitas, dan berkontribusi positif bagi perusahaan.
5. Pulang ke kampung halaman
Banyak pekerja merupakan orang perantauan. Jauh-jauh dari kampung halaman untuk mencari rezeki di kota besar. Akan tetapi, kamu malah harus mengeluarkan ongkos besar jika ingin mudik menengok orangtua di rumah. Terutama jika menggunakan pesawat sebagai moda transportasinya.
Tak heran, alasan lain karyawan resign pasca Lebaran adalah pulang ke kampung halaman. Kemudian mencari pekerjaan di sana agar selalu dekat dengan orangtua.
Apalagi jika orangtuamu sedang sakit, sehingga memaksa kamu untuk merawat mereka.
6. Lingkungan kerja sudah tidak kondusif
Begitu karyawan tidak nyaman lagi berada di kantornya, bekerja di sebuah perusahaan, mereka pasti akan resign. Ketidaknyamanan ini disebabkan banyak faktor, salah satunya lingkungan kerja sudah tidak kondusif.
Misalnya di antara karyawan terjadi persaingan tidak sehat. Saling menjatuhkan satu sama lain, saling menjilat atau permasalahan lainnya.
Jadi jangan heran, kalau banyak karyawan mengajukan resign karena sudah merasa tidak nyaman dengan rekan kerjanya.
Baca Juga: 6 Ide Ngabuburit Online Seru yang Bikin Betah di Rumah