Kenali "Data Driven" Agar Berbisnis Lewat TikTok Lebih Optimal

KOMPAS.com - TikTok saat ini bukan hanya sebagai platform hiburan saja, melainkan sudah jadi lahan basah bagi para pelaku usaha terutama UMKM meraup keuntungan.

Dengan menerapkan strategi data driven sebagai analisa data efektif untuk melakukan marketing dalam mengambil keputusan, maka akan membuat bisnis berpeluang besar untuk lebih optimal.

Dalam mengenal data driven dalam TikTok, dapat ditemui pada algoritma yang menampilkan keterkaitan pengguna pada konten-konten tertentu, sehingga bisa menjadi acuan dalam mengkonsumsi atau menyajikan konten selanjutnya. 

Algoritma TikTok sendiri terbagi menjadi dua model penting, deal model dan stay model. Dilansir dari Cermati.com, simak ini ulasan selengkapnya.

1. Deal Model

Ini merupakan model algoritma yang membuat pengguna TikTok langsung melakukan pembelian. Deal Model di TikTok ini melibatkan target audiens yang tak sekedar tertarik saja dengan konten tersebut. 

Tetapi mereka juga merasa terdorong untuk membeli setelah melihat adanya promosi di konten yang diunggah. Ada sejumlah data yang tersedia di fitur ads manager TikTok dan bisa diakses dengan mudah, sehingga Anda bisa melakukan analisis data sesuai kebutuhan. Adapun di antaranya sebagai berikut:

  • CTR (Click Through Rate)
    CTR menjadi sebuah parameter penting yang digunakan untuk menilai efektivitas sebuah iklan. Terutama sejauh apa iklan mampu menarik perhatian hingga membuat pengguna terdorong untuk melangkah ke tahap selanjutnya. Agar bisa mencapai tujuan tersebut, tentunya diperlukan konten yang benar-benar sesuai. Di antaranya konten berisi testimoni, demonstrasi produk, pengalaman pribadi, kisah sukses, dan edukasi.
  • Laman Detail Produk
    Di laman ini, jangan lupa untuk menambahkan foto dan deskripsi produk secara lengkap serta menarik. Termasuk review positif terkait produk, jumlah produk yang telah terjual, maupun promo dan penawaran khusus lainnya. Hal ini agar mampu mendukung pencapaian yang ditargetkan.

  • Menyelesaikan Pembayaran
    Opsi pembayaran produk yang dipilih konsumen pastinya cukup bervariasi. Anda bisa menciptakan urgensi demi mendorong konsumen segera melakukan pembayaran. Misalnya dengan memberikan promo atau diskon terbatas di waktu tertentu, terutama saat sesi live streaming di TikTok.

Baca juga: Bisnis Makin Cuan, Begini Cara Daftar TikTok Shop dan IG Shopping

2. Stay Model

Model algoritma TikTok selanjutnya adalah stay model yang membuat pengguna bertahan dan menonton sebuah konten hingga selesai. Dalam model tersebut, audiens memang sudah memiliki ketertarikan terhadap konten yang ditonton.

Hal ini membuat mereka termotivasi untuk menonton semuanya sampai konten benar-benar selesai. Kemudian memberikan berbagai macam respons, mulai dari like, komentar, share, hingga menyimpan konten tersebut. Interaksi semacam ini memberikan banyak data yang cukup berharga, antara lain:

  • Engagements dan Views
    Engagements memperlihatkan ketertarikan dari para audiens yang menonton konten, sementara views didukung berbagai faktor. Mulai dari suka, komentar, bagikan, simpan dan waktu menonton rata-rata yang muncul di konten yang diunggah.

    Semakin relevan dan menarik sebuah konten, maka jumlah suka, komentar, bagikan, dan simpan juga akan turut meningkat. Hal ini bisa membantu bisnis untuk meningkatkan kualitas konten selanjutnya.

    Dari data ini Anda bisa melihat banyak audiens dan seberapa sering mereka mencari akun TikTok Anda. Agar akun TikTok bisa lebih mudah diingat dan ditemukan oleh audiens, maka perlu sesuatu yang unik. Misalnya dengan mengatur foto profil, username, dan beberapa elemen pendukung lainnya.
  • Waktu Menonton Rata-rata (Average Watch Time)
    Umumnya waktu menonton rata-rata setiap konten di TikTok tak lebih dari delapan detik. Jika angkanya lebih tinggi, tandanya konten yang disajikan punya sisi menarik dan cukup diminati audiens.

    Salah satu cara meningkatkan waktu menonton rata-rata adalah dengan menggunakan hook yang menarik, misalnya “Jangan skip video ini kalau”. Hook sendiri adalah bagian pembuka konten yang bisa membuat audiens lanjut menonton atau justru scroll konten lain.
  • Demografi Penonton
    Dengan data ini, Anda bisa melihat persebaran audiens yang menonton setiap konten yang diunggah di media sosial. Mulai dari rentang usia, jenis kelamin hingga kota tempat tinggalnya.

    Melalui informasi ini, Anda bisa membuat dan menyajikan konten yang relevan sesuai karakteristik target audiens. Dengan begitu, engagements dan views yang dihasilkan dari konten tersebut bisa meningkat.

    Kunci dalam menerapkan strategi ini adalah kemampuan untuk membaca, memahami dan mengolah data yang sudah diperoleh. Dengan begitu, proses pengambilan keputusan strategis untuk bisnis akan menjadi lebih terukur dan tidak sekedar mengira-ngira.