Elastisitas Pendapatan: Pengertian, Rumus, Cara Hitung, dan Pengaruhnya dalam Bisnis

Sebagian dari kamu mungkin masih asing dengan istilah elastisitas pendapatan. Padahal, istilah tersebut memegang pengaruh penting terhadap bisnis, khususnya dalam hal permintaan atau penjualan produk kepada konsumen. 

Seperti yang diketahui, pendapatan merupakan salah satu faktor penentu utama pada permintaan sebuah produk. Kuantitas permintaan tersebut sudah pasti akan berubah saat pendapatan juga mengalami perubahan. Nah, elastisitas pendapatan menguak seberapa responsif permintaan terpengaruh oleh perubahan pendapatan. 

Lalu, apa yang dimaksud dengan elastisitas pendapatan? Selain itu, apa rumus elastisitas pendapatan, pengaruhnya pada kurva permintaan, penerapannya pada bisnis, dan juga contohnya? Nah, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, simak penjelasan mengenai pengertian elastisitas pendapatan dan berbagai hal penting seputar istilah tersebut berikut ini.

Bingung Cari Produk Kredit Tanpa Agunan Terbaik? Cermati punya solusinya!

Bandingkan Produk KTA Terbaik! 

Apa Itu Elastisitas Pendapatan?

loader

Pengertian Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan mengukur seberapa responsif permintaan suatu produk terhadap perubahan pendapatan konsumen, yang dikenal sebagai income elasticity of demand. Pendapatan adalah faktor utama yang memengaruhi permintaan. Umumnya, permintaan meningkat seiring kenaikan pendapatan, karena konsumen memiliki lebih banyak uang untuk dibelanjakan.

Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan adanya barang yang tak terlalu terpengaruh oleh hubungan antara pendapatan dan tingkat permintaan produk tersebut. Pada beberapa jenis barang, mungkin kuantitas permintaannya bisa meningkat atau stabil meskipun jumlah pendapatan konsumen menurun. 

Terdapat 4 faktor yang memengaruhi elastisitas pendapatan. Faktor-faktor ini berlaku untuk banyak produk, meskipun ada beberapa yang kurang terpengaruh.

  • Harga Produk: Kenaikan harga produk dapat memengaruhi permintaan. Jika harga naik, permintaan cenderung menurun, terutama jika elastisitas pendapatan tinggi.
  • Harga Produk Pelengkap: Barang yang sering dibeli bersama (seperti kopi dan gula) dapat memengaruhi elastisitas. Jika harga produk pelengkap naik, permintaan untuk produk utama juga bisa turun.
  • Harga Produk Substitusi: Produk pengganti yang harganya lebih rendah dapat meningkatkan elastisitas. Jika harga produk substitusi turun, permintaan untuk produk utama mungkin berkurang.
  • Selera dan Preferensi Konsumen: Perubahan dalam selera atau tren dapat memengaruhi permintaan. Jika konsumen lebih suka suatu produk, permintaan akan meningkat, terlepas dari perubahan pendapatan.

Contoh elastisitas pendapatan berkaitan dengan jenis produknya. Sebagai contoh, nasi bisa dianggap sebagai barang kebutuhan karena ketika pendapatan meningkat, masyarakat tetap membelinya walaupun jumlahnya tidak terlalu bertambah. 

Namun, nasi juga bisa menjadi barang inferior. Kasus tersebut bisa terjadi saat masyarakat mengalami peningkatan pendapatan, lalu berpikiran untuk mengganti nasi dengan produk makanan lain yang lebih mahal, misalnya kentang atau roti. Hal tersebut menyebabkan penambahan pendapatan menurunkan permintaannya.

Rumus Elastisitas Pendapatan

Sebenarnya, cara menghitung elastisitas pendapatan atas permintaan tidaklah sulit, bahkan terkesan sederhana. Untuk menghitungnya, kamu perlu membandingkan persentase dari perubahan jumlah permintaan pada sebuah barang dengan persentase dari perubahan pendapatan. 

Berikut adalah rumus elastisitas pendapatan.

Elastisitas Pendapatan = % Jumlah Permintaan Barang / % Perubahan Pendapatan

Mengacu pada tingkat elastisitasnya, produk bisa diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu barang normal dan barang inferior. Jika tingkat elastisitas di atas 0, produk termasuk pada barang normal. Jika, tingkat elastisitas di bawah 0, produk termasuk barang inferior. 

Cara Menghitung Elastisitas Pendapatan

Menghitung elastisitas pendapatan adalah langkah penting untuk memahami seberapa sensitif permintaan suatu produk terhadap perubahan pendapatan konsumen. Sebagai pebisnis, tentunya ini sangat membantu pebisnis dan pemasar dalam meruuskan strategi penjualan. Nah, setelah kita memahami rumus elastisitas pendapatan, berikut cara menghitungnya. 

Contoh soal

Sebuah perusahaan menjual produk A. Dalam satu tahun, perusahaan mencatat data sebagai berikut:

  • Jumlah permintaan produk A sebelum perubahan pendapatan: 200 unit
  • Jumlah permintaan produk A setelah perubahan pendapatan: 300 unit
  • Pendapatan sebelum perubahan: Rp 2.000.000
  • Pendapatan setelah perubahan: Rp 3.000.000

Hitunglah elastisitas pendapatan untuk produk A!

Pertama, kita perlu mencari selisih perubahan jumlah permintaan, maka: 

Q2 - Q1

= 300 - 200

= 100 unit

Kemudian, hitung presentase perubahan jumlah permintaan.

% Jumlah Permintaan Barang = Jumlah perubahan permintaan / jumlah permintaan sebelum perubahan x 100

% Jumlah Permintaan Barang = 100/200 x 100

% Jumlah Permintaan Barang = 50%

Lalu, hitung perubahan pendapatan.

Pendapatan setelah perubahan - Pendapatan sebelum perubahan

= Rp3.000.000 - Rp2.000.000

= Rp1.000.000

Kemudian, hitung persentase perubahan pendapatan.

% Perubahan Pendapatan = perubahan pendapatan / pendapatan sebelum perubahan x 100

% Perubahan Pendapatan = 1.000.000/2.000.000 x 100

% Perubahan Pendapatan = 50%

Maka, elastisitas pendapatannya adalah:

Elastisitas Pendapatan = % Jumlah Permintaan Barang / % Perubahan Pendapatan

Elastisitas Pendapatan = 50%/50%

Elastisitas Pendapatan = 1

Pengaruh Elastisitas Pendapatan pada Kurva Permintaan

loader

Elastisitas Pendapatan dan Kurva Permintaan

Elastisitas pendapatan berperan penting dalam menentukan bentuk dan kemiringan kurva permintaan suatu produk. Berikut adalah beberapa pengaruh elastisitas pendapatan terhadap kurva permintaan.

  1. Jika elastisitas pendapatan positif (E_d > 0), artinya permintaan akan meningkat seiring dengan kenaikan pendapatan. Pada kurva permintaan, ini akan terlihat sebagai pergeseran ke kanan. Produk-produk ini biasanya adalah barang-barang yang diinginkan konsumen, seperti makanan, pakaian, dan barang elektronik.
  2. Jika elastisitas pendapatan negatif (E_d < 0), artinya permintaan akan menurun seiring dengan kenaikan pendapatan. Ini menunjukkan bahwa produk tersebut adalah barang inferior, yang biasanya kurang diinginkan ketika pendapatan konsumen meningkat. Kurva permintaan untuk produk ini dapat tetap atau bahkan bergeser ke kiri saat pendapatan naik.
  3. Pada produk dengan elastisitas pendapatan yang tinggi (E_d > 1), perubahan kecil dalam pendapatan akan menyebabkan perubahan besar dalam jumlah permintaan. Kurva permintaan untuk produk ini cenderung lebih responsif, sehingga pergeseran kurva akan lebih signifikan. Sebaliknya, untuk produk dengan elastisitas pendapatan rendah (E_d < 1), perubahan pendapatan akan sedikit mempengaruhi permintaan, sehingga pergeseran kurva tidak begitu drastis.
  4. Dalam konteks pasar yang lebih luas, elastisitas pendapatan dapat membantu pengusaha memahami segmen mana yang lebih sensitif terhadap perubahan pendapatan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan strategi pemasaran dan pengembangan produk berdasarkan karakteristik konsumen di segmen pasar tersebut.

Penerapan Elastisitas Pendapatan pada Bisnis

Tentunya, elastisitas pendapatan sangat berpengaruh besar dalam binsis. Misalnya, saat ekonomi masyarakat sejahtera, permintaan untuk produk mewah, seperti mobil mewah atau perhiasan, meningkat tajam. Pendapatan yang lebih tinggi mendorong konsumen untuk membeli barang-barang tersebut. Sebaliknya, perusahaan cenderung menghindari produksi barang inferior, seperti mie instan, karena permintaan untuk produk tersebut biasanya menurun di waktu-waktu baik.

Dalam krisis ekonomi, produsen barang mewah menghadapi penurunan permintaan yang signifikan akibat jatuhnya pendapatan konsumen. Contohnya, penjualan mobil mewah cenderung menurun saat kondisi ekonomi sulit.

Namun, produsen barang kebutuhan pokok, seperti beras dan sembako, dapat menyesuaikan harga jual meski ekonomi memburuk. Produk ini memiliki elastisitas pendapatan rendah, sehingga konsumen tetap membelinya meskipun dalam keadaan sulit. Dengan kata lain, permintaan terhadap barang kebutuhan tidak turun drastis, karena konsumen tetap memprioritaskan kebutuhan pokok mereka.

Berpengaruh Terhadap Tingkat Permintaan Konsumen, Pastikan untuk Paham Apa Itu Elastisitas Pendapatan

Itulah penjelasan mengenai pengertian elastisitas pendapatan, rumus hitung, kategori, pengaruh terhadap kurva permintaan, hingga contohnya. Bisa dibilang, elastisitas pendapatan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan atau bisnis. 

Pasalnya, istilah tersebut mengacu pada kemungkinan adanya perubahan jumlah permintaan terhadap sebuah barang tergantung dari pendapatan konsumen. Ketika pendapatan bertambah, kuantitas permintaan sebuah barang bisa saja meningkat atau menurun sesuai dengan kategorinya dan berdasarkan tingkat elastisitas pendapatan terhadap permintaan. Oleh karena itu, dengan memahami istilah tersebut, perusahaan bisa menentukan apakah akan menambah proses produksi atau mengeremnya agar mampu mendapatkan keuntungan yang optimal.