5 Jurus Anti Bokek Usai Libur Akhir Tahun, Nomor 2 Wajib Banget
Libur panjang akhir tahun memang dipotong 3 hari. Dari total semula 11 hari libur menjadi hanya 8 hari. Tetapi, tetap saja kamu bisa memanfaatkan jatah cuti tahunan yang tersisa untuk menggenapkan lagi menjadi libur 11 hari.
Walaupun masih pandemi, ada yang sudah punya rencana pergi jalan-jalan menghabiskan waktu libur panjang. Entah itu liburan ke luar kota, atau cuma di dalam kota ‘cuci mata’ ke mal.
Ke manapun rencana liburan akhir tahun, sebaiknya kamu mengatur keuangan agar gaji Desember tidak cepat habis.
Meski libur Natal dan Tahun Baru hanya staycation di rumah, pasti kamu ingin memanjakan diri. Misalnya masak makanan favorit, ngemil jajanan enak, atau malah belanja online. Semua itu butuh duit.
Kalau tidak mengatur keuangan sedari sekarang, khawatir tahu-tahu gaji sebulan ludes buat hura-hura. Tidak ada lagi sisa untuk bertahan hidup di bulan Januari. sementara waktu gajian lagi masih lama.
Oleh karena itu, begini caranya mengatur keuangan saat libur panjang akhir tahun supaya tetap aman sampai gajian berikutnya.
Baca Juga: Gaji Pas-pasan? Begini Tips Menghemat Uang Belanja
-
Sisihkan 50% dari gaji untuk hidup di bulan Januari
Sisihkan 50% dari gaji untuk biaya hidup di awal tahun baru
Begitu menerima gaji bulan Desember, langsung sisihkan 50%-nya untuk menyambung hidup di bulan Januari. Jangan menunggu sisa dari gaji.
Sebab kalau tidak segera disisihkan atau menunggu sisa gaji, maka tidak akan bisa mencapai separuhnya. Atau justru malah tidak ada sisa sama sekali.
Kok besar sekali harus menyisihkan 50% dari gaji? Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama sebulan, uang itu buat jaga-jaga bila uang sewa kos naik, ada teman main ke rumah, biaya ke dokter jika sakit tapi tidak punya dana darurat, atau pengeluaran dadakan lain.
Jadi misal gaji Rp 5 juta per bulan, harus disimpan setengahnya Rp 2,5 juta untuk biaya hidup bulan mendatang.
-
Simpan 25% untuk kebutuhan prioritas
Simpan 25% untuk mengamankan kebutuhan utama
Jika gaji Desember sudah disisihkan 50%, berarti ada sisa 50% lagi. Sisihkan separuhnya atau 25% untuk membayar sewa kos, tagihan listrik dan air, kuota internet, atau bayar cicilan utang.
Misal dari Rp 2,5 juta sisa gaji tadi, simpan Rp 1,25 juta untuk kebutuhan tersebut di bulan Januari. Kalau ternyata ada kenaikan pada pembayaran rutin di atas, bisa diambil kekurangannya dari simpanan 50% sebelumnya.
Terpenting, kamu sudah mengamankan uang untuk kebutuhan utama. Kamu tidak perlu lagi pusing memikirkan kewajiban tersebut karena sudah ada alokasi anggaran khusus.
Dengan begitu, pasca libur panjang nanti, gak ada istilah gali lubang demi ‘mengisi’ dompet yang kosong.
-
Batasi bujet liburan 25%
Batasi bujet liburan sebesar 25%
Begitu anggaran kebutuhan prioritas dan simpanan untuk Januari aman, barulah kamu tenang dan nyaman berlibur. Tetapi ingat, kamu hanya punya sisa bujet 25%. Batasi biaya liburannya dengan keuangan yang tersedia.
Jangan memaksakan dengan mencari pinjaman buat liburan mewah. Kecuali kamu sudah menabung jauh-jauh hari untuk membiayai liburan tersebut.
Kalau sifatnya dadakan, pakai dana yang ada. Misalnya tersisa Rp 1,25 juta. Jika ingin ke luar kota, cari paket liburan murah meriah. Sekarang banyak kok agen travel yang menawarkan paket hemat harga terjangkau di masa pandemi.
Contoh ke Bali 3 hari 2 malam Rp 1,25 juta per orang. Sudah termasuk hotel, tiket pesawat PP, sampai sewa motor di tempat tujuan.
Mau yang dekat? Ada paket open trip pulang pergi seharian ke Bandung dan Sukabumi yang harganya mulai dari Rp 65 ribu saja. Yang menginap juga tersedia, seperti ke Yogyakarta, Malang, dan lainnya mulai dari Rp 300 ribuan.
Liburan tidak perlu mewah. Yang penting bisa menyegarkan otak, pikiran fresh, hati senang, sehingga begitu kembali bekerja penuh dengan semangat.
Baca Juga: Belanja Apa Aja di Tokopedia Kini Bisa Bayar Nanti dengan Indodana PayLater
-
Setop sementara jajan di luar
Setop dulu jajan di luar karena bikin boros
Meski sudah mengatur keuangan dan membatasi bujet liburan, tidak berarti kamu boleh boros, menghabiskannya. Kalau bisa berhemat, bukankah lebih bagus?
Maka dari itu, bila kamu bisa mendapatkan manfaat yang sama dengan liburan ke tempat yang lebih murah, buat apa pilih yang mahal.
Begitupun dengan uang yang sudah kamu sisihkan untuk pembayaran rutin dan biaya hidup di Januari. Jika masih bisa dihemat, kenapa tidak.
Sebaiknya setop dulu pengeluaran yang masih bisa ditunda, seperti jajan cemilan kekinian, makan di restoran, atau hal lain yang berupa kesenangan pribadi.
Dari penghematan tersebut, uangnya ditabung atau dialokasikan untuk dana darurat. Yang sifatnya buat masa depan.
-
Tak perlu belanja oleh-oleh
Tak perlu belanja oleh-oleh
Salah satu kebiasaan kalau lagi liburan, belanja oleh-oleh. Ada yang menganggap beli oleh-oleh hukumnya wajib. Gak afdhol rasanya pulang liburan gak nenteng oleh-oleh.
Cara berpikir seperti ini salah besar. Boleh saja membeli oleh-oleh kalau memang ada uangnya. Sudah ada alokasi dananya.
Jika tidak ada dananya, tidak perlu dipaksakan. Apalagi sampai mengutak atik simpanan uang untuk biaya hidup dan pembayaran rutin di bulan Januari. Bisa beli oleh-oleh, tetapi setelah itu, gigit jari karena gaji ludes.
Rencanakan Liburan Jauh-jauh Hari
Sebetulnya cara agar keuangan aman saat libur panjang adalah merencanakan liburan jauh-jauh hari. Begitu jadwal libur nasional, cuti bersama dari pemerintah keluar, buat rencana yang matang untuk biaya plesiran.
Kamu bisa mulai menabung sejak awal tahun dengan menyisihkan sebahagian dari gaji. Dengan begitu, ada bujet khusus liburan. Jadi tidak akan mengganggu keuangan, terutama pada anggaran wajib.
Baca Juga: Gak Selamanya Ngenes, Ini 8 Keuntungan Finansial Buat Para Jomblo