7 Strategi Pemasaran "Offline" yang Masih Sangat Efektif
KOMPAS.com - Saat ini hampir semua bisnis sudah mulai menerapkan strategi pemasaran online karena dianggap lebih efektif. Meskipun demikian, tak sedikit pula perusahaan yang masih menggunakan strategi pemasaran offline.
Hal ini karena strategi tersebut masih dianggap relevan, terutama untuk merealisasikan kebutuhan marketing bisnis. Pasalnya, ada beberapa hal yang memang hanya bisa dijangkau melalui pemasaran offline. Seperti pilihan target audiens yang lebih spesifik, misalnya dari segi usia atau wilayah tertentu.
Strategi pemasaran offline sendiri merujuk pada langkah-langkah yang dilakukan untuk menarik audiens tertarget melalui promosi fisik. Jenis-jenisnya pun cukup beragam dan sangat menarik untuk dipelajari guna membantu mendongkrak tingkat penjualan.
Tertarik ingin tahu apa saja strategi pemasaran offline yang masih cukup relevan untuk diterapkan dalam bisnis? Simak ulasan berikut ini selengkapnya dari Cermati.com berikut ini :
1. Papan Reklame
Dari segi biaya, promosi iklan melalui papan reklame cenderung lebih mahal. Meskipun demikian, tak sedikit perusahaan yang masih tetap menggunakan jenis strategi pemasaran offline satu ini.
Salah satu alasannya, karena letaknya yang cukup strategis, yakni di tepi jalan raya. Hal ini tentunya akan membuat banyak orang semakin notice dengan keberadaan iklan dan pesan yang disampaikan.
Biasanya, tampilan iklan yang muncul cenderung menonjolkan sisi visualnya dibandingkan teks. Hal ini dilakukan agar bisa menarik perhatian audiens terlebih dahulu. Misalnya saja seperti menampilkan sosok (brand ambassador untuk) yang sedang menggunakan atau mengkonsumsi produk tertentu.
Sementara penggunaan teks umumnya digunakan secara singkat, hanya sebagai pelengkap. Misalnya untuk menyebutkan produk atau jasa yang sedang diiklankan.
Beberapa tak jarang hanya menggunakan slogan atau tagline singkat yang menggambarkan bisnis tersebut. Ini dilakukan supaya iklan yang dipasang di papan reklame dapat tersampaikan secara efektif. Terutama pada orang-orang yang berkendara di jalan, karena mereka tidak punya cukup waktu untuk membaca.
2. Kartu Nama
Berbeda dengan pasang iklan di papan reklame yang membutuhkan biaya mahal, strategi pemasaran offline yang satu ini cenderung lebih hemat biaya. Pasalnya sebagai pemilik bisnis, Anda hanya perlu menyiapkan dan memberikan kartu nama, baik ke klien maupun kolega bisnis.
Hingga saat ini, kartu nama masih sangat efektif sebagai salah satu strategi pemasaran offline. Terutama untuk menghubungkan bisnis dengan calon klien tertarget.
Biasanya, dalam sebuah kartu nama perusahaan berisi sejumlah detail penting. Seperti, nama, nomor telepon, email, jabatan dan alamat perusahaannya. Pencantuman informasi yang detail akan memudahkan calon klien yang tertarik untuk terhubung ke bisnis tersebut.
3. Iklan Baris
Berkembangnya teknologi informasi membuat banyak pelaku usaha yang beralih menggunakan iklan baris secara online. Meski demikian, iklan baris secara offline masih saja efektif dan banyak digunakan hingga saat ini. Hal ini terlihat dari masih menjamurnya iklan baris yang muncul di koran dan majalah.
Biasanya, iklan jenis ini akan muncul di satu halaman yang secara khusus menampilkan berbagai informasi dari berbagai pengguna lainnya. Karena ditampilkan dalam beberapa baris saja, informasi yang ditampilkan biasanya dibuat sesingkat dan semenarik mungkin.
4. Iklan Advertorial di Media Cetak
Berbeda dengan iklan baris yang hanya muncul sebaris saja, iklan advertorial biasanya lebih diperhitungkan secara detail. Terutama dari segi informasi yang disampaikan hingga tata bahasa yang digunakan.
Penggunaan iklan advertorial sendiri hingga saat ini masih menjadi salah satu strategi pemasaran offline yang cukup efektif. Iklan advertorial biasanya muncul di media cetak, seperti koran, majalah, tabloid dan sebagainya dalam bentuk artikel.
Dimana dalam penyajiannya, artikel tersebut menerapkan gaya jurnalistik. Meskipun dibuat dengan bahasa jurnalistik, isi artikel tetap berupa iklan yang tujuan utamanya untuk mengenalkan sesuatu.
Secara umum gaya bahasa dalam artikel advertorial bersifat persuasif atau mempengaruhi. Inilah mengapa, langkah ini menjadi salah satu strategi pemasaran offline yang cocok untuk kegiatan promosi secara halus.
Untuk menerapkan jenis strategi ini, perusahaan hanya perlu menghubungi media yang ingin digunakan. Kemudian, pihak media tersebut akan menyusun advertorial sesuai data yang telah disiapkan perusahaan.
Pemasaran melalui publikasi media cetak sangatlah menguntungkan. Sebab, hal teknik ini mampu meningkatkan visibilitas brand, serta menunjukkan keahlian brand tersebut.
Baca juga: Ini Cara Digital Marketing dalam Meningkatkan Bisnis
5. Promosi di Media Televisi
Hingga saat ini, televisi masih menjadi media yang dapat diakses dengan mudah hampir oleh semua kalangan tanpa terkecuali. Jangan heran jika setiap konten yang disajikan pasti akan diakses dengan mudah oleh siapa saja, tak terkecuali iklan.
Inilah mengapa, promosi melalui media televisi termasuk salah satu jenis strategi pemasaran offline yang masih cukup efektif sampai saat ini.
Namun, jangkauan audiens yang begitu luas jadi tantangan tersendiri ketika ingin menerapkan strategi tersebut. Pasalnya, iklan yang dibuat harus bisa dipahami dengan mudah oleh seluruh audiens, baik dari kalangan bawah, menengah hingga kalangan atas.
Bukan hanya itu, durasi tayangan iklan pun juga perlu diperhatikan. Mengingat tayangan iklan di televisi umumnya berdurasi cukup singkat.
6. Menjadi Sponsor
Bisa dibilang, strategi pemasaran offline satu ini sifatnya mutualisme. Mengapa demikian? Ini karena strategi tersebut mampu membuat semua pihak yang terlibat dalam suatu acara diuntungkan.
Mulai dari penyelenggara acara hingga perusahaan yang menjadi sponsor acara tersebut. Dari sisi penyelenggara, mereka bisa mendapatkan suntikan dana yang dibutuhkan untuk menggelar acara.
Sementara dari sisi perusahaan, mereka bisa mendapatkan keuntungan berupa promosi dari pihak penyelenggara. Sebelum acara diselenggarakan, biasanya pihak penyelenggara akan mengajukan proposal perusahaan tertentu.
Ketika proposal tersebut disetujui pihak perusahaan. Pihak penyelenggara biasanya akan menerima dana untuk penyelenggaraan acara yang dimaksud. Nah, di dalam acara tersebut biasanya akan muncul logo perusahaan, baik di panggung, banner acara, kartu undangan dan sejenisnya.
7. Bagi-bagi Brosur
Bisa dibilang, strategi pemasaran offline satu ini cukup berisiko. Bukan hanya dari segi biayanya yang cukup mahal, penggunaan brosur juga sangat rentan dirobek, rusak hingga hilang.
Kendati demikian, masih banyak perusahaan yang masih setia menggunakan strategi pemasaran offline satu ini. Alasannya karena strategi ini cocok digunakan untuk memberikan informasi singkat tentang perusahaan di acara-acara tertentu. Jadi, memang penggunaan brosur dalam strategi pemasaran offline ini tidak boleh sembarangan.