Mengenal Analisis Kelayakan Investasi, Begini Caranya!

Tak ada kata terlambat untuk berinvestasi. Baik secara dengan modal kecil maupun besar, investasi bisa dilakukan kapan saja. Namun, perlu diingat! Jangan hanya karena bisa dimulai modal kecil, kamu bisa sembarangan menjalani investasi. Selain mempertimbangkan hasil dan risiko kerugian, penting juga untuk menilai kelayakan investasi dari instrumen yang dipilih.

Dengan mengetahui kelayakan investasi sejak dini, maka investor bisa mendapat gambaran mengenai investasi yang akan dijalankan bisa memberikan hasil (keuntungan) atau tidak, kemudian keuntungannya maksimal atau tidak.

Tentunya, kamu tidak ingin mengalami risiko kerugian yang tinggi. Maka, sebaiknya segera pahami apa yang dimaksud dengan analisis kelayakan investasi hingga bagaimana cara menghitung nilai kelayakannya.

Pengertian Analisis Kelayakan Investasi

Investasi bukan hanya sekedar setor modal, kemudian kamu menunggu hasilnya. Banyak hal yang harus dipahami agar investasi bisa berjalan sesuai dengan harapan. Salah satunya adalah memahami analisis kelayakan investasinya.

Seperti yang kita tahu, ada berbagai macam instrumen investasi yang bisa dipilih, mulai dari surat berharga, emas, saham, reksa dana, dan sebagainya. Untuk itu, menganalisa kelayakan investasi bisa membantumu dalam mengambil keputusan investasi yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhanmu. 

Contohnya, kamu ingin mencapai financial freedom di usia 50 tahun. Dengan analisis kelayakan investasi, kamu jadi memahami bahwa instrumen investasi A memiliki jangka waktu yang panjang dalam meraih keuntungan, sedangkan instrumen investasi B bisa memberikan keuntungan lebih cepat walaupun tidak sebesar investasi A. Maka, keputusan investasi yang diambil bisa investasi A karena sesuai dengan tujuan jangka panjang.

Kenapa Melakukan Analisis Kelayakan Investasi Penting?

Analisis kelayakan investasi memberikan sejumlah manfaat penting:

  1. Pemilihan investasi yang tepat: Memungkinkan pemilihan investasi yang tepat melalui evaluasi menyeluruh biaya dan manfaat yang terkait dengan investasi.

  2. Pengambilan keputusan yang lebih baik: Memberikan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan yang lebih rasional dengan mempertimbangkan biaya, manfaat, risiko, dan waktu pengembalian investasi.

  3. Pengendalian risiko: Mengidentifikasi dan mengelola risiko yang terkait dengan investasi melalui analisis faktor risiko seperti perubahan pasar, persaingan, atau perubahan regulasi.

  4. Pengukuran kinerja investasi: Membantu dalam mengukur kinerja investasi dengan membandingkan hasil aktual dengan proyeksi yang diestimasikan dalam analisis kelayakan.

  5. Pemantauan dan evaluasi: Memberikan kerangka kerja untuk pemantauan dan evaluasi investasi dengan menetapkan indikator kinerja dan target yang jelas. Ini memungkinkan pemantauan perkembangan investasi dan evaluasi terhadap pencapaian hasil yang diharapkan.

Fungsi Utama dari Analisis Kelayakan Investasi

Fungsi utama dari analisis ini adalah membantu para investor dalam mengevaluasi risiko dan potensi keuntungan sebelum melakukan investasi. Berikut adalah beberapa fungsi penting dari analisis kelayakan investasi:

  1. Menilai Potensi Keuntungan

    Analisis kelayakan investasi membantu memperkirakan tingkat pengembalian yang dapat diharapkan dari investasi tersebut. Ini mencakup perhitungan ROI, Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period.

    Analisis ini juga menilai proyeksi arus kas yang diharapkan dari investasi tersebut untuk menentukan apakah proyek dapat menghasilkan keuntungan yang sesuai dengan harapan investor.

  2. Mengidentifikasi dan Mengelola Risiko

    Melalui analisis ini, investor dapat mengidentifikasi berbagai risiko yang terkait dengan investasi, seperti risiko pasar, risiko operasional, risiko finansial, dan risiko hukum. Setelah risiko diidentifikasi, analisis kelayakan investasi juga membantu dalam merancang strategi mitigasi untuk mengurangi dampak negatif dari risiko tersebut.

  3. Menilai Kelayakan Finansial

    Analisis kelayakan membantu dalam mengevaluasi total biaya yang terkait dengan investasi, termasuk biaya awal, biaya operasional, dan biaya lainnya yang mungkin muncul selama masa investasi. Ini juga mencakup penilaian kebutuhan pendanaan untuk proyek tersebut dan menentukan apakah perusahaan atau investor memiliki kapasitas finansial yang cukup untuk mendanai investasi.

  4. Membantu Pengambilan Keputusan

    Hasil dari analisis ini memberikan dasar yang kuat untuk pengambil keputusan dalam menentukan apakah akan melanjutkan atau membatalkan investasi. Analisis ini memungkinkan perbandingan antara berbagai proyek investasi yang sedang dipertimbangkan untuk menentukan mana yang menawarkan nilai terbaik.

  5. Menyusun Strategi Investasi

    Analisis kelayakan investasi membantu dalam menyusun strategi investasi jangka panjang dengan mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan dan potensi pengembangan di masa depan. Bagi investor yang memiliki portofolio, analisis ini membantu dalam mengoptimalkan alokasi aset untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko.

Aspek Kelayakan Investasi

Perlu diketahui bahwa menganalis kelayakan investasi juga berdasarkan aspek terkaitnya. Beberapa aspek kelayakan investasi yang bisa dipertimbangkan adalah aspek finansial, sosial, teknis dan produksi, hukum, organisasi, dan pemasaran. Dari aspek inilah investasi tersebut menunjukkan keuntungan atau tidak, sehingga bisa kamu bisa mengambil keputusan investasi. Berikut beberapa contoh aspek kelayakan investasi. 

Metode Analisis Kelayakan Investasi

Bukan hanya sekedar dilihat atau dibaca ketentuan dari setiap instrumen, kemudian yakin investasi A bisa untung besar. Melainkan sebagai investor pemula, kamu perlu menganalisa dengan cara menghitung kelayakan investasi.

Dalam bukunya bertajuk "Studi Kelayakan Bisnis Tinjauan Teoritis dan Praktik", Abdul Haris menyebut jika terdapat tujuh metode yang bisa digunakan dalam penilaian investasi. Berikut diantaranya:

  1. Net Present Value (NPV)

    NPV merupakan rasio antara nilai dari kas masuk saat ini dan nilai dari kas keluar dalam periode tertentu. Nilai yang diperoleh dari metode penilaian NPV ini bisa digunakan dalam memperhitungkan nilai uang hingga membandingkan beberapa alternatif investasi sejenis.

    Menganalisa kelayakan investasi dengan metode Net Present Value (NPV) dilihat dari keuntungan bersih yang diperoleh di akhir pengerjaan suatu investasi. Kamu tinggal hitung selisih dari nilai sekarang dengan aliran kas dari investasi tersebut.

    Ketika nilai NPV yang diperoleh positif, artinya potensi keuntungannya cukup besar sehingga investasi bisa tetap dilakukan. Metode penilaian ini dianggap paling baik, karena investor bisa memperhitungkan nilai dari arus investasi di masa mendatang.

    Berikut rumus NPV:

    NPV = ΣPVt – A0
    NPV = (PV1 + PV2 + …) – A0
    PV = NCF x Discount factor
    Discount factor = 1/(1+r)t

    Keterangan:

    NPV = Net Present Value
    PV = Present Value
    NCF = aliran kas
    A0 = investasi yang dikeluarkan pada awal tahun
    r = biaya modal
    t = periode waktu investasi/proyek

    Metode ini menggunakan asumsi:

    • Jika NPV0 > NPV1, investasi tidak layak karena bisa menimbulkan kerugian.
    • Jika NPV0 < NPV1, investasi layak karena bisa menguntungkan.
    • Jika NPV0 = NPV1, investasi tidak layak karena bisa menimbulkan kerugian.
  2. Profitability Index (PI)

    Profitability Index atau disingkat PI merupakan metode penilaian dengan membandingkan antara nilai kas masa di mendatang dan nilai pengeluaran pada investasi di masa sekarang. Bisa dikatakan, PI adalah rasio antara present value dari kas masuk dan present values kas keluar.

    Metode ini mengukur investasi dinyatakan layak atau tidak berdasarkan indeks keuntungannya yang dibandingkan dengan nilai penerimaan kas bersih secara keseluruhan dan nilai investasi saat ini.

    Berikut rumusnya:

    PI = PV/I

    Keterangan:

    PI = Profitability Index
    PV = Present Value (nilai sekarang seluruh penerimaan kas bersih)
    I = Investasi

    Asumsi dari metode PI, ialah:

    • Jika PI > 1, investasi layak karena menguntungkan.
    • Jika PI < 1, investasi tidak layak karena bisa merugikan.
  3. Payback Period (PBP)

    Payback periode atau metode penilaian yang dilakukan dengan mengkalkulasi dari berapa lama modal investor bisa kembali. Jadi, satuan ukuran yang digunakan adalah waktu. Makin singkat jangka waktu pengembalian modalnya, makin bagus investasi tersebut.

    Metode penilaian ini bukan tanpa kelemahan. Salah satunya adalah tidak melakukan perhitungan nilai aliran kas dan waktu uang setelah periode payback tersebut terpenuhi.

    Berikut rumusnya:

    Jika arus kas per tahun sama jumlahnya:

    PBP = (investasi awal/arus kas) x 1 tahun

    Jika arus kas per tahun berbeda jumlahnya:

    PBP = n + (a – b/c – b) x 1 tahun

    Keterangan:

    n = tahun terakhir di mana jumlah arus kas belum bisa menutup investasi awal
    a = jumlah investasi awal
    b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
    c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1

    Asumsi metode PBP ialah:

    • Jika PBP lebih cepat atau singkat dari ketentuan, investasi layak karena menguntungkan.
    • Jika PBP lama dari ketentuan awal, investasi tidak layak karena merugikan.
  4. Internal Rate of Return (IRR)

    Kamu juga bisa menganalisa kelayakan investasi dengan menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR). Metode ini dapat digunakan untuk memperhitungkan profitabilitas suatu investasi yang tengah dijalankan. Metode ini mengukur investasi dari tingkat suku bunga yang menjadikan nilai sekarang keuntungan yang diharapkan sama dengan jumlah nilai dari biaya modal. Ketika nilai IRR yang dihasilkan tinggi, investasi tersebut dikatakan menguntungkan. Sebaliknya, jika nilai IRR yang dihasilkan nilainya kecil, investasi tersebut tak layak dan dianggap merugikan.

    Rumus analisa IRR, yaitu:

    IRR = R1 + (PV1 – PV0/PV1 – PV2) x (R1 – R2)

    Keterangan:

    IRR = Internal Rate of Return
    R1 = tingkat bunga pertama
    R2 = tingkat bunga kedua
    PV = Present Value

    Metode IRR menggunakan asumsi:

    • Jika IRR > tingkat bunga, investasi layak karena menguntungkan.
    • Jika IRR < tingkat bunga, investasi tidak layak karena merugikan.
  5. Average Rate of Return

    Metode ini disebut juga dengan financial statement. Average Rate of Return ini digunakan untuk mengukur besar kecilnya laba bersih per tahun rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Hal ini digunakan untuk memberi gambaran terkait potensi imbal hasil yang akan diterima dari investasi selama periode tertentu.

    Nilai dari Average Rate of Return atau ARR diperoleh dari persentase laba rata-rata setelah dikurangi pajak dibagi investasi rata-rata.

    Karena menggunakan hasil dari data-data yang memang sudah ada, jadi tidak perlu lagi melakukan perhitungan apapun. Kelebihan metode ini yakni lebih sederhana dan mudah dimengerti.

  6. Return of Investment (ROI)

    Metode penilaian ini disebut juga dengan laba investasi. Keuntungan yang diperoleh dihitung dari pembagian hasil pendapatan dari nominal modal yang telah ditanamkan.

    Rasio penghitungan ROI ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas efisiensi dari suatu kegiatan investasi. Caranya adalah dengan mengukur langsung jumlah nominal pengembalian yang diperoleh dari total semua biaya investasi.

  7. Discounted Payback Periode

    Metode penilaian ini dilakukan dengan cara menambahkan nilai arus kas masuk setiap tahun hingga tercapai nominal yang sama dari nilai investasi awal.

    Salah satu kelebihan metode ini adalah bisa mempertimbangkan risiko yang mungkin muncul dari arus kas yang masuk nantinya di masa depan dan kemudian dipergunakan untuk mengembalikan dana modal investasi.

Contoh Kasus Menganalisa Kelayakan Investasi

Sebagai gambarannya, berikut beberapa contoh kasus menganalisa kelayakan investasi.

  1. Menggunakan Metode PI

    Seorang investor pemula menganalisa suatu perusahaan yang nilai kas netto dalam 1 tahun Rp85 juga. Kemudian, dari nilai kas untuk kebutuhan investasi Rp55.700.000. Maka, perusahaan tersebut layak atau tidak menggunakan metode PI.

    PI = PV/I

    PI = Rp85 juta / Rp55.700.000

    PI = 1,535

    Jadi, bisa disimpulkan bahwa perusahaan tersebut layak karena nilai PI nya lebih dari 1

  2. Menggunakan Metode PBP

    Perusahaan A mempertimbangkan usulan investasi Rp450 juta yang umurnya diperkirakan 2 tahun. Sementara itu, arus kas yang dihasilkan selama itu Rp150 juta. Maka, PBPnya adalah sebagai berikut.

    PBP = (investasi awal/arus kas) x 1 tahun

    PBP = (Rp450 juta / Rp150 juta) x 1 tahun

    PBP = 3 tahun

    Jadi, kesimpulannya adalah perusahaan A memiliki investasi yang tidak layak karena prediksi waktu lebih lama dari yang ditentukan.

Analisa Kelayakan Investasi Dulu, Baru Ambil Keputusan

Tujuan berinvestasi adalah ingin mendapatkan keuntungan di kemudian hari atau masa depan. Untuk itu, investor perlu mempertimbangkan segala hal. Mulai dari memilih instrumen investasi yang tepat, mempersiapkan modal hingga yang tak kalah pentingnya adalah analisis kelayakan investasi. Setelah itu barulah kamu bisa mengambil keputusan yang tepat.