Berapa Sih Besaran Pinjaman dari Gadai BPKB? Berikut Penjelasannya!
Mengalami kesulitan keuangan adalah hal yang tidak diinginkan semua orang. Ini karena untuk mendapatkan uang, tak cukup hanya dengan bekerja. Lebih dari itu, menjual atau menggadaikan barang berharga pun menjadi pilihan utama agar bisa bertahan dan memiliki uang.
Biasanya, mereka yang mengajukan gadai atau pinjaman adalah yang membutuhkan uang dalam waktu relatif cepat. Entah untuk tambahan modal usaha, mengembangkan bisnis, biaya berobat, bahkan sekadar mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Pengajuan pinjaman pun bermacam jenisnya, ada yang memerlukan jaminan ada pula yang tidak. Biasanya, yang bisa dijadikan jaminan berupa barang elektronik, perhiasan, aset properti, atau dokumen berharga seperti BPKB kendaraan baik motor maupun mobil. Semua barang tersebut memiliki nilai tersendiri yang akan berpengaruh pada besarnya nominal pinjaman yang bisa didapatkan.
Lalu, berapakah nominal pinjaman yang didapatkan dengan menjaminkan BPKB? Faktor apa saja yang memengaruhi besar-kecil nilai pinjamannya? Temukan jawabannya di bawah ini.
Berapa Besar Pinjaman dengan Jaminan BPKB Kendaraan?
BPKB
Kendaraan bermotor, khususnya roda dua, sudah seperti hal wajib yang dimiliki banyak orang. Bahkan, dalam satu keluarga biasanya tak hanya memiliki satu kendaraan, bisa dua atau lebih. Inilah alasan mengapa di Indonesia, kepemilikan kendaraan roda dua termasuk yang tertinggi di dunia.
Ternyata, selain kendaraan yang bisa dimanfaatkan untuk sarana berkendara, surat bukti kepemilikan kendaraan (BPKB)-nya pun bisa juga diambil manfaatnya. Salah satu yang paling sering dilakukan adalah dengan menggadaikannya untuk mendapatkan dana pinjaman. Banyak lembaga penyedia pinjaman yang menerima gadai BPKB, baik secara online maupun offline.
Lalu, seberapa besar dana yang bisa didapatkan dengan menjaminkan BPKB? Jawabannya tergantung masing-masing perusahaan. Ada ketentuan tersendiri terhadap nilai taksir setiap kendaraan. Biasanya, nominal yang dijadikan patokan adalah nilai kendaraan dalam kondisi bekas.
Jadi, pihak perusahaan akan bekerja sama dengan pihak leasing untuk menentukan nilai taksir kendaraan. Umumnya, saat nominal sudah ditentukan, maka tak bisa lagi diubah. Jadi, pinjaman yang bisa didapatkan tak bisa lebih dari nilai taksir yang sudah ditetapkan.
Pengajuan pinjaman yang terlalu jauh di bawah nilai taksir juga tak akan disetujui. Pasalnya, perusahaan tak akan mau repot mengeluarkan pinjaman kecil dengan jaminan yang nilainya terbilang tinggi. Ini untuk memaksimalkan keuntungan dan manfaat bagi kedua belah pihak, baik pemilik kendaraan maupun penyedia pinjaman.
Nah, perlu diketahui bahwa untuk kendaraan buatan Jepang, nilai taksirnya lebih tinggi daripada kendaraan buatan Eropa. Alasannya karena nilai buatan Eropa lebih mudah ‘jatuh’ daripada Jepang. Dari segi pengguna pun, peminat mobil Jepang terbilang lebih tinggi karena harga beli kendaraan yang relatif murah dan fitur yang lebih mudah dioperasikan.
Untuk kisaran nilai pinjaman, mobil Jepang pun bisa menembus sekitar 75% dari harga kendaraan. Sedangkan mobil Eropa hanya sebesar 65% saja. Cukup jauh bukan perbedaannya?
Contohnya untuk kendaraan buatan Jepang keluaran tahun 2018 dengan harga beli 250 juta. Setelah dilakukan refinancing untuk menentukan nilai taksir, tahun ini harganya turun menjadi 200 juta. Jadi, nilai pinjaman yang bisa didapatkan hanya 75% yaitu sebesar 150 juta maksimal.
Namun, perlu ditekankan lagi bahwa nilai ini tidak berlaku untuk semua perusahaan. Semua bergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan. Untuk itu, ada baiknya sebelum mengajukan pinjaman, cari tahu informasi mendetail mengenai kebijakan tersebut agar tak salah langkah.
Baca Juga: Inilah Alasan Pengajuan Kreditmu Ditolak
Bergantung pada Kondisi Fisik Kendaraan
Dalam menentukan nilai taksir, perusahaan leasing memiliki kriteria tersendiri. Salah satunya adalah kondisi fisik kendaraan. Semakin baik kondisinya, maka semakin tinggi pula nilai pinjaman yang bisa didapatkan.
Sebaliknya, jika kondisi kendaraan sudah banyak modifikasi bahkan kerusakan, maka akan menurunkan nilai pinjaman. Pasalnya, perusahaan tak mau mengambil risiko dengan menerima jaminan kendaraan yang fungsi serta fisiknya sudah terlalu banyak menurun.
Selain itu, tidak semua kendaraan bisa dijadikan agunan pinjaman. Hanya kendaraan yang bernilai di atas 100 juta yang bisa dijadikan jaminan.
Usia kendaraan pun juga sangat berpengaruh pada persetujuan pengajuan kredit. Biasanya kendaraan yang akan diterima usianya tak boleh lebih dari 10 tahun. Ini ditentukan untuk menjamin kondisi dan performa kendaraan masih tetap berfungsi dengan baik atau tidak.
Untuk itu, pastikan bahwa sebelum mengajukan pinjaman, kendaraan dalam kondisi baik dan prima. Jika memungkinkan, bisa dengan melakukan service terlebih dahulu agar saat dilakukan pengecekan, kemungkinan adanya kerusakan bisa sedikit berkurang.
Baca Juga: Cara Mudah Menjaga Mobil Agar Tidak Cepat Rusak
Tak Sembarangan Mengajukan Gadai BPKB agar Tidak Merugi
Ternyata, BPKB kendaraan memiliki nilai yang cukup besar untuk dijadikan jaminan, ya. Namun, jangan mudah terlena dengan sembarangan mengajukan pinjaman. Pasalnya, jika tak diperhitungkan dengan matang, bukan tidak mungkin kamu akan kehilangan dokumen berharga ini atau bahkan kendaraannya juga.
Untuk itu, sebelum mengajukan pinjaman, pastikan telah memikirkan banyak hal ke depannya. Seperti besaran pinjaman, kemampuan untuk pembayaran angsuran, manfaat dan kerugian yang didapatkan, pun kemungkinan buruk lain seperti risiko gagal bayar. Ini perlu dilakukan agar jika terjadi sesuatu yang tak diinginkan, kamu sudah lebih bersiap dan memiliki rencana cadangan dan terhindar dari risiko yang merugikan.
Baca Juga: Langkah Aman Gadaikan BPKB Kendaraan