Dari Jurnalistik Terjun ke Politik, Begini Kiprah Si Cantik Grace Natalie Ketua PSI
Awalnya, sosok cantik Grace Natalie Louisa dikenal masyarakat sebagai pembawa acara berita dan juga jurnalis kondang di sejumlah stasiun televisi swasta. Popularitasnya mengundang perhatian pemirsa layar kaca.
Namun belakangan, wanita berdarah Tionghoa ini secara mengejutkan memilih terjun ke dunia politik. Ia mengasah potensinya di bidang politik dengan membentuk Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Partai politik (parpol) yang memilih haluan tengah ini berdiri di tahun 2014. Menjelang Pemilu 2019, sosok wanita cantik dan berani ini kian diperbincangkan masyarakat luas.
Menjadi tokoh baru di dunia politik, perhatian generasi milenial tertuju kepada Grace. Hingga kini, ia masih aktif dengan parpolnya yang menargetkan partisipan dari kalangan perempuan, generasi muda milenial, serta para lintas agama.
Berjiwa Pemimpin
Menyukai tantangan dan kompetitif, Grace Natalie memiliki banyak pengalaman di berbagai bidang yang berbeda. Untuk latar belakang akademisnya, wanita kelahiran tahun 1982 ini lulus dari jurusan Akuntansi di Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBI).
Sebelumnya, ia diketahui menimba ilmu di SMAK 3 BPK Penabur, Jakarta. Grace tak hanya dikenal punya prestasi, jiwa kepemimpinannya telah tampak sejak lama.
Seringkali ia dipercaya menjadi asisten dosen di sejumlah mata kuliah. Tak hanya itu, ia juga dikenal aktif menjadi guru di Sekolah Minggu yang diadakan pihak gereja.
Baca Juga: Berjiwa Politik di Usia Muda! Ini Fakta Menarik Hillary Brigitta Lasut, Anggota DPR Termuda
Bersinar di Dunia Jurnalistik
Kiprah Grace berikutnya ialah di bidang Jurnalistik. Jalurnya untuk terjun ke bidang ini didapatkan dari keikutsertaannya dalam sayembara pencarian pembaca berita yang dihelat salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta Pusat.
Ketika itu, Grace memenangkan juara pertama untuk casting di ibu kota. Namanya juga masuk peringkat lima besar nasional. Sebagai hasilnya, ia pun langsung direkrut menjadi newscaster di sejumlah program berita di SCTV.
Kepiawaiannya menjadi news anchor tampak jelas dari caranya menyajikan berbagai macam berita, seperti ekonomi, bisnis, serta sosial dan politik. Secara profesional, Grace sanggup terjun hingga ke lapangan dan mencari informasi eksklusif serta akurat yang dibutuhkan.
Grace bahkan pernah terjun langsung dalam peliputan tragedi tsunami di kawasan Nanggroe Aceh Darussalam. Dengan totalitas dan dedikasi, ia pun memburu informasi dan berita di wilayah Poso, Sulawesi Tengah yang sedang berkonflik.
Ingin terus mengasah keterampilannya, Grace sempat mengikuti pelatihan singkat di Maastricht School of Management di Belanda. Kursus kilat tersebut dijalaninya selama empat bulan di awal tahun 2009.
Menjadi Penyiar Favorit
Sebagai jurnalis, Grace menunjukkan keahliannya yang apik dalam momen interview eksklusif dengan beberapa tokoh besar. Salah satunya ialah Steve Forbes selaku CEO Forbes Magazine, Abhisit Vejjajiva (Perdana Menteri Thailand), George Soros, Jose Ramos Horta sebagai Presiden Timor Leste, dan lainnya.
Kendati sempat mengalami kendala saat beradaptasi dalam ranah penyiaran ini, namun Grace mampu mengatasi seluruh tantangan yang ada. Ia pun semakin nyaman dan menikmati profesinya sebagai seorang jurnalis.
Grace tak hanya berhasil menempuh pengalaman berharga di SCTV, tapi juga ANTV serta tvOne. Berkat kinerja dan keunggulannya, karier Grace bersinar dengan gemilang. Atas kerja kerasnya tersebut, ia berhasil mendapatkan Anchor of The Year 2008 (sebuah penghargaan bagi newscaster favorit masyarakat).
Ia juga berhasil mengantongi prestasi Runner Up Jewel of the Station 2009 dari blog News Anchor Admirer.
Terus Berkarier Meski Sudah Menikah
Di tahun 2011 lalu, Grace melangsungkan pernikahan dengan founder dan juga CEO Printerous, Kevin Osmond. Printerous dikenal sebagai platform untuk mengkreasikan desain hingga mencetak hasilnya.
Meski sukses dengan karier profesionalnya, namun Grace juga tak melupakan kehidupan personalnya. Sebagai istri dan ibu, rumah tangganya dikaruniai putra bernama Kenzo Alexander Osmond.
Sanggup menjalankan kehidupan personal dan kariernya dengan selaras, Grace terus berkarier bahkan belakangan melahirkan salah satu partai politik yang menjadi sorotan generasi milenial.
Menjabat Sebagai CEO SMRC
Grace kembali menjajaki petualangan barunya dan menjabat sebagai CEO Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Sebagaimana telah diketahui, SMRC telah menjadi salah satu lembaga riset serta konsultansi terpercaya Tanah Air.
Sesuai namanya, SMRC dibentuk oleh Saiful Mujani selaku perintis dan tokoh studi politik dan juga kebijakan publik. SMRC sendiri menggunakan metode survei kuantitatif pendapat khalayak Indonesia sebagai basis penelitian dan survei mereka.
Grace merasa tertantang untuk mempelajari hal baru dari ahlinya. Di matanya, sosok Saiful Mujani telah berpengalaman banyak di bidang politik. Popularitasnya yang tak terelakkan hingga ke skala mancanegara pun membuat Grace tertarik untuk bekerjasama.
Baca Juga: Dari Pengusaha dan Pemilik Klub Ternama, Erick Thohir Kini Berkarir di Politik
Lahirkan Partai Solidaritas Indonesia
Tergabung dalam lembaga survei dan riset politik membuat ketertarikan Grace ke dunia politik menjadi semakin besar. Terbesit keinginan bagi Grace untuk mendirikan parpol baru yang bebas korupsi dan berbeda.
Terus maju ke depan, ia pun bertekad untuk mendirikan parpol yang sesuai dengan visi misinya. Namun tak banyak yang tahu jika terbentuknya PSI ini tak luput dari obrolan ringan antar rekan di sebuah café.
Bersama Raja Juli Antoni, Isyana Bagoes Oka, serta dua orang sejawat lainnya, mereka mengupas isu fenomenal terpilihnya Jokowi sebagai Presiden dalam Pilpres 2014 silam. Ketika itu, Grace dan rekan tergerak untuk mendobrak tradisi konvensional yang diterapkan dalam partai-partai politik.
Politik Ramah Perempuan dan Anak
Mereka lantas sepakat untuk mengontribusikan reformasi dengan membentuk partai yang tak sekadar menciptakan calon pimpinan, tapi juga tokoh pemimpin. Grace berpendapat, partai yang berlandaskan ideologi nasionalis, pluralis, modern, ramah perempuan dan anak, serta dapat mengakomodasi generasi muda ini didirikan guna menyerap ide dan aspirasi baru dari masyarakat.
Ia juga menyebutkan salah satu poin yang membedakan PSI dengan parpol lainnya. Menurutnya, partai tersebut tak berfokus pada ambisi mendapatkan kekuasaan kursi wakil presiden dan presiden.
Dengan mengunggulkan kebaruan dan kreativitas sebagai kekuatannya, PSI justru berusaha menjawab kegelisahan generasi muda dan mewakili kaum perempuan di kancah perpolitikan. Bukan untuk berkuasa tapi untuk menumbuhkan rasa toleransi serta anti korupsi.
Hadapi Tantangan Baru dengan Berani
Grace memang tak pernah menyangka jika dirinya bisa berkecimpung di dunia politik yang notabene lebih keras ketimbang ranah jurnalistik. Dalam sepak terjangnya sebagai politisi, Grace banyak mengalami tantangan yang tak menyenangkan.
Tak tanggung-tanggung, ia pernah mengalami sejumlah perisakan (bully), menjadi sasaran tudingan palsu, serta berbagai fitnah yang keji. Tak hanya pernah dituduh berselingkuh dengan pejabat daerah, ia juga pernah didera fitnah foto editan yang tak senonoh.
Meski demikian, ia menuturkan bahwa hantaman badai tersebut dapat diatasinya dengan kebesaran jiwa. Berbekal rasa percaya diri dan dukungan dari orang-orang terkasih, ia masih sanggup berdiri dan semakin berpengalaman di dunia politik.
Perjalanan kariernya yang beragam dan sarat warna ini mendatangkan pembelajaran tersendiri baginya. Membangun mental yang kebal terhadap segala terpaan dapat membuatnya terus bertumbuh menjadi sosok yang lebih kuat lagi.
Seperti kisah Grace Natalie, mengambil tantangan baru dan menjalaninya dengan totalitas penuh dapat berbuntut risiko dan konsekuensi yang tak menyenangkan. Namun, semakin tinggi pohon, semakin kencang juga angin yang menerpanya.
Hadapilah segala rintangan dengan berani dan berbesar hati. Dengan begitu, Anda akan semakin bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan menginspirasi.
Baca Juga: 7 Anak Presiden ini Pilih Berbisnis Ketimbang Politik