EBITDA: Pengertian, Fungsi, Elemen, dan Rumusnya
Singkatan EBITDA adalah Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization. Istilah EBITDA sering digunakan oleh pebisnis atau profesi yang berhubungan dengan keuangan. Tujuannya untuk mengukur performa keuangan di dalam suatu perusahaan.
Mulai dari untung, rugi, hingga aktivitas operasi perusahaan dapat diukur melalui angka EBITDA. Untuk lebih jelasnya, berikut akan dibahas mengenai pengertian, fungsi, elemen, dan cara menghitung EBITDA itu sendiri. Yuk, disimak!
Baca Juga: Laporan Laba Rugi: Pengertian, Jenis, Fungsi, Komponen, dan Cara Menyusunnya
Pengertian EBITDA
EBITDA dalam perhitungan perusahaan
EBITDA adalah pendapatan suatu perusahaan sebelum dikurangi bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Singkatnya, EBITDA adalah pendapatan kotor perusahaan yang dapat digunakan untuk melihat tingkat keuntungan yang diperoleh dalam periode tertentu. Angkanya belum benar-benar fix, jadi masih berupa gambaran saja.
EBITDA dapat ditemukan pada perusahaan yang bisnisnya bergerak pada jenis capital intensive atau bisnis yang membutuhkan investasi besar. EBITDA sering digunakan oleh investor sebagai alat untuk mengambil keputusan dalam sejumlah kegiatan yang berhubungan dengan perusahaan. Mulai dari ekspansi bisnis, perubahan struktural, dan lain sebagainya.
Fungsi EBITDA Adalah
Salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffet mengatakan bahwa EBITDA bukan alat yang baik untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Jika benar demikian, lantas apa fungsi dari EBITDA dalam dunia bisnis? Terdapat empat fungsi EBITDA yang perlu diketahui, di antaranya.
-
Alat Pembanding Jumlah Keuntungan
EBITDA dapat dijadikan sebagai alat untuk membandingkan jumlah keuntungan. Menghitung keuntungan dengan EBITDA akan memudahkan eliminasi dampak dari keputusan keuangan. Perbandingan biasanya digambarkan dalam bentuk rasio valuasi.
-
Memberikan Keleluasaan
Perusahaan memiliki keleluasaan tersendiri kalau menghitung laba dengan EBITDA. Sebab, EBITDA tidak terikat dengan GAAP, standar otoritatif pimpinan di perusahaan, dan aturan apapun. Dengan demikian, akuntan dapat membuat laporan keuangan secara leluasa sesuai kejadian yang terjadi di perusahaan.
-
Mengetahui Keuntungan
Perhitungan EBITDA biasanya dijadikan alat untuk mengukur jumlah keuntungan yang perusahaan peroleh dalam periode tertentu. Dengan mengetahui tingkat keuntungan, maka investor dapat lebih mudah untuk memutuskan aktivitas investasi. Sayangnya, EBITDA bukanlah alat yang pas untuk melihat posisi arus kas.
-
“Mempercantik” Laporan Keuangan
Mengingat perhitungan yang digunakan dalam EBITDA adalah penghasilan kotor, maka hal ini akan otomatis mempercantik laporan keuangan suatu perusahaan. Kondisi keuangan akan terlihat baik-baik saja, yang akan meningkatkan daya tarik investor untuk berinvestasi. Padahal dalam situasi sebenarnya, perusahaan masih memiliki kewajiban tertentu yang harus segera dibayarkan.
Baca Juga: Corporate Action: Kenali Jenis Hingga Ragam Aksi Perusahaan Setelah Go Public
Elemen yang Membentuk EBITDA
Terdapat beberapa elemen yang membentuk EBITDA suatu perusahaan. Apa sajakah elemen tersebut? Simak dalam poin-poin berikut ini.
-
Interest atau Bunga
Bunga adalah salah satu pengeluaran yang harus dibayar oleh perusahaan akibat pinjaman yang dilakukannya. Besar bunga yang dibayar akan dihitung dari besarnya pokok utang dan jangka waktu pembayaran. Semakin besar pinjaman dan semakin lama pelunasan, biasanya semakin besar jumlah bunga yang dibayar.
Kebanyakan perusahaan lebih suka meminjam uang kepada bank, karena aktivitas ini memberikan keuntungan tersendiri. Perusahaan akan membayar pajak yang lebih sedikit. Sebab, masih ada bunga yang harus dibayar setiap bulan.
-
Tax atau Pajak
Pajak merupakan iuran yang dibayar oleh wajib pajak, baik berbentuk perseorangan maupun perusahaan kepada negara atau pemerintah. Jenis pajak yang dikenakan tergantung wilayah suatu bisnis beroperasi. Intinya, pajak ini harus dibayar secara rutin agar perusahaan tidak dikenakan sanksi hukum.
Komponen pajak yang paling berpengaruh adalah pajak daerahnya. Dengan mengurangi pajak di dalam laba perusahaan, maka kinerja bisnis tidak kelihatan secara keseluruhan. Maka dari itu, perhitungan ini akan ditambahkan kembali pada komponen pajak yang ada di dalamnya.
-
Depreciation atau Depresiasi
Depresiasi merupakan alokasi biaya penyusutan terhadap aset perusahaan yang dihitung berdasarkan umur ekonomisnya. Misalnya, komputer seharga Rp10.000.000 diprediksi memiliki umur ekonomis selama 5 tahun, maka besar depresiasi komputer adalah Rp2.000.000 selama setahun. Sedangkan total depresiasi dalam 2 tahun m3njadi Rp4.000.000, dan seterusnya sampai nilainya habis.
Tidak hanya aset berwujud, karena depresiasi juga berlaku pada aset yang tidak berwujud. Sebut saja hak paten, hak cipta, dan merek dagang. Aset tak berwujud memiliki depresiasi karena penggunaannya ada batasan, jadi harus digunakan sebelum kadaluarsa.
-
Amortization atau Amortisasi
Hampir sama dengan depresiasi, dimana amortisasi merupakan penurunan nilai penyusutan dari suatu aset yang memiliki umur ekonomis yang relatif lama. Istilah ini dapat diartikan sebagai alokasi biaya aktiva yang tidak berwujud. Acuannya adalah pengurangan kewajiban dengan membayar pokok dan bunga dalam jumlah tertentu secara teratur sampai semuanya lunas saat tanggal jatuh tempo.
Amortisasi bergantung pada asumsi manfaat ekonomi dari suatu aset, metode penyusutan yang digunakan, dan nilai sisanya di masa mendatang. Amortisasi dapat ditemukan pada bagian kegiatan operasional. Posisinya ada di dalam laporan arus kas suatu perusahaan.
Kelemahan EBITDA yang Perlu Diketahui
Tidak semua alat perhitungan keuangan sempurna, termasuk EBITDA. Terdapat tiga kelemahan EBITDA yang perlu diketahui, sehingga alat ini dapat dijadikan pertimbangan dalam mencatat keuangan perusahaan. Apa saja?
-
Ketidaksesuaian dalam Pencatatan
Kelemahan pertama adalah adanya ketidaksesuaian dalam pencatatan. Sebab, dalam perhitungannya akan mengabaikan modal kerja yang terjadi dalam perusahaan. Akibatnya, jumlah arus kas akan bertambah dalam periode tertentu.
-
Tidak Sensitif Terhadap Perhitungan Aktual
Selanjutnya adalah hasil perhitungan EBITDA menjadi tidak sensitif terhadap perhitungan aktual. Sebab, EBITDA dihitung tanpa memperhitungkan beberapa aspek fundamental dalam suatu perusahaan. Tak heran kalau salah satu orang terkaya di dunia, Warren Buffet mengatakan bahwa EBITDA adalah perhitungan yang menyesatkan.
-
Alat Ukur yang Menyesatkan
Perhitungan likuiditas sifatnya dinamis, namun perhitungan EBITDA membatasi perhitungan aktualnya. Perhitungannya tidak memberikan informasi yang detail dan kualitatif terkait sumber penggunaan dana pada perusahaan. Adapun beberapa elemen penting yang tidak diperhitungkan di dalam EBITDA, di antaranya:
- Potensi klaim arus kas bersifat jangka pendek, termasuk kewajiban langsung dan kontingensi
- Stabilitas dan kekuatan arus kas
- Sensitivitas perusahaan, seperti penerbit surat utang
- Komitmen atas pembelanjaan modal dan kebutuhan perusahaan
- Kebutuhan dana yang digunakan untuk mendukung modal kerja
- Kerapuhan untuk mengurangi akses pada pasar modal
- Pos-pos likuiditas
Rumus Menghitung EBITDA
Rumus menghitung EBITDA
Perhitungan dapat dilakukan menggunakan dua rumus EBITDA berikut ini:
- EBITDA = Laba Operasional + Biaya Amortisasi + Beban Depresiasi
- EBITDA = Laba Bersih + Bunga + Pajak + Depresiasi + Amortisasi
Contoh soal:
Perusahaan A memiliki laba operasional sebesar Rp500.000.000 pada Bulan Februari. Biaya amortisasi perusahaan adalah Rp50.000.000, sedangkan beban depresiasinya adalah Rp55.000.000. Maka EBITDA dari perusahaan tersebut adalah Rp500.000.000 + Rp50.000.000 + Rp55.000.000 = Rp605.000.000.
Angka ini dapat dimanipulasi oleh perusahaan kalau memang dibutuhkan. Dengan demikian, profit yang didapatkan perusahaan terlihat lebih besar padahal kenyataannya tidak demikian. Hal ini akan membantu perusahaan untuk meningkatkan citra perusahaan di mata investor, sehingga harga saham perusahaan dapat meningkat.
Baca Juga: Simulasi Asuransi Mobil: Ketahui Rumus, Jenis dan Faktor yang Mempengaruhinya!
Cara Menganalisis EBITDA dengan Benar
Analisis EBITDA perlu dilakukan untuk tujuan bisnis. Caranya dengan membandingkan profitabilitas antar perusahaan dalam periode tertentu. Analisis dapat dilakukan apabila perusahaan memiliki hal-hal yang sama satu sama lain.
Nilai EBITDA yang setiap tahun terus meningkat adalah bukti bahwa perusahaan tersebut dapat menjaga profitabilitasnya dengan baik. Perusahaan dinilai dapat mengelola usaha, sehingga aktivitas operasionalnya berpotensi maju seiring berjalannya waktu. Tak heran bila banyak perusahaan menggunakan rumus EBITDA untuk mempercantik laporan keuangannya.
Sebagai investor, kamu tidak boleh hanya melihat angka EBITDA saja. Tetap perhatikan elemen lain yang mempengaruhi keuangan atau finansial dari perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian, keputusan investasi yang dihasilkan pun menjadi tepat.
Bantu Perhitungan Akuntansi dengan Software Akuntansi
Itu dia informasi mengenai EBITDA yang perlu kamu ketahui. Ingat, kalau EBITDA bukanlah hasil perhitungan yang aktual. Jadi, kamu harus memperhatikan elemen lain untuk melihat kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.
Jika kamu berniat untuk membuka bisnis, sebaiknya gunakanlah software akuntansi untuk memudahkan perhitungan. Adanya software juga membantumu mendapatkan perhitungan yang akurat, sehingga kesalahan pencatatan dapat diminimalisir sebaik mungkin. Sebaiknya pilih software akuntansi yang user friendly atau mudah digunakan, cepat, aman, dan pastinya nyaman untuk mengelola semua keuangan perusahaan kapan saja dan di mana saja.
Baca Juga: Daftar Perusahaan Terbesar di Indonesia