Ini Dia Cara Pembagian Usaha untuk Para Investor

Banyak bentuk kerja sama untuk memulai usaha, bisa juga dalam bentuk modal usaha dari seseorang, yang biasa kita sebut dengan investor, atau juga bisa seorang investor akan tetapi ikut andil dan aktif dalam menjalankan usaha dan yang terakhir adalah modal yang berasal dari utang.

Biasanya untuk modal utang ini investor akan memberikan Bunga dari nilai pokok uang yang dipinjam. Jarang sekali memberikan perhitungan laba dari uang yang diinvestasikan.

Permodalan Bersama dan Pembagian Keuntungannya


Ilustrasi Pembagian Keuntungan

Untuk membagikan keuntungan yang akan diperoleh investor tentunya beragam bergantung jenis dari investasinya. Untuk investor yang aktif dengan bekerja sehari-hari. Dia akan mendapatkan gaji dari semua energi yang dicurahkan untuk memajukan perusahaan. Dan yang kedua dia juga berhak mendapatkan deviden atau laba apabila usaha yang digelutinya berhasil.

Biasanya, deviden akan didapatkan dalam kurun waktu satu tahun. Pendapatan dari gaji masuk dalam biaya operasional yang bisa didapat sesuai dengan kesepakatan dari rekan kerja. Sedangkan untuk pemilik modal yang hanya memberikan modal tanpa aktif dalam semua aktivitas usaha. Dia hanya akan mendapat deviden di akhir tahun dengan nilai sejumlah dari besaran dana yang dia berikan.

Pembagian Laba/Deviden Berdasarkan Prosentase


Ilustrasi Pembagian Laba sesuai dengan Prosentase

Untuk perincian bentuk pembagian investor kita bisa mendeskripsikan sebagai berikut, ketika ada tiga orang bersepakat akan memulai sebuah bisnis toko kebutuhan rumah tangga. Mereka mengumpulkan modal dari ketiga rekannya dengan rincian Andi mempunyai modal sebesar Rp100 juta, dan Arman memiliki modal sebesar Rp100 juta, sedangkan Amir memiliki modal sebesar Rp300 juta. Sehingga total modal adalah Rp500 juta. Dengan formasi prosentase Andi dan Arman mempunyai 20% dari total modal sedangkan Amir mempunyai prosentase sebesar 60%.

Sehingga setiap ada keuntungan bisa berpatokan kepada jumlah prosentase tersebut. Namun investor yang masih aktif tetap akan menerima gaji sebagai biaya operasional. Untuk investor yang memberikan modalnya tanpa harus ikut dalam aktivitas usaha maka akan mendapatkan hanya deviden yang biasanya dibagikan dalam setahun.

Baca Juga: Pilihan Investasi Menguntungkan yang Bisa Kamu Mulai Lakukan

Sisihkan Dana Investasi untuk Pengembangan Perusahaan


Ilustrasi Simpan Uang untuk Investasi Pengembangan Usaha

Akan tetapi yang perlu diingat laba perusahaan dalam satu tahun jangan semua dimasukkan kedalam deviden. Ingatlah perusahaan juga memerlukan perencanaan dan modal untuk selalu berkembang. Misalkan saja anggaran untuk beriklan dan promosi. Atau juga dengan diversifikasi usaha. Semua butuh modal tambahan. Agar perusahaan tidak memiliki banyak beban dikemudian hari karena utang. Mungkin alangkah lebih baik jika mempunyai lebih banyak modal dari laba. Sehingga tidak perlu bunga untuk mengembalikan modal yang digunakan. Dan perusahaan dapat terus berkembang.

Kembali kepada ilustrasi sebelumnya, untuk pembagian investasi yang telah terkumpul dengan menyesuaikan tugas dan besaran modal yang telah diberikan. Contoh kasus, ketika usaha yang didirikan oleh ketiga teman tersebut menuai laba yang lumayan. Pada tahun pertama mereka berhasil memperoleh laba sebesar Rp500 juta. Maka dapat digambarkan untuk pembagiannya adalah dari keuntungan pertama adalah Rp500 juta dikurangi dengan kesepakatan dan perhitungan untuk rencana pengembangan tahun depan adalah Rp300 juta atau 60% dari total laba yang didapatkan. Hal ini perlu kita alokasikan, jangan semua laba lebih banyak untuk deviden sehingga pergerakan usaha kita akan cenderung lambat, namun apabila kita lebih mengutamakan deviden untuk alokasi pengembangan usaha kita maka akan semakin cepat berkembang. Dipotong lagi biaya operasional selama setahun sebesar Rp100 juta.

Sehingga sisa dari laba tersebut adalah Rp100 juta, nilai inilah yang akan dibagikan oleh investor. Barulah mereka membagi keuntungan dengan laba masing-masing investroe sebagai berikut. Untuk Andi dan Arman karena sama-sama memasukkan investasi modal sebesar Rp100 juta dan hanya Amir yang memberikan modal sebanyak Rp300 juta. Akan tetapi Andi dan Arman masih aktif dan membantu perusahaan untuk berkembang, sehingga selain deviden mereka juga berhak menerima penghasilan bulanan sebagai biaya operasional. Sedangkan Amir dengan modal Rp300 juta otomatis dia akan mendapatkan deviden yang lebih besar dari kedua rekannya.

Sehingga Arman mendapatkan deviden sebesar Rp20 juta sedangkan Andi juga mendapatkan Rp20 juta perhitungan ini berasala dari perhitungan 20% dikalikan dengan  laba deviden sebesar 100 juta (setelah dipotong operasional dan dipotong modal pengembangan usaha) sedangkan Amir adalah 60% dikalikan dengan Rp100 juta sehingga hasilnya adalah Rp60 juta.

Baca Juga: Cara Investasi Reksadana yang Menguntungkan dan Mudah

Pembagian Laba Haruslah Melalui Kesepakatan dan Komitmen

Demikianlah laba dan pembagiannya, agar tidak terjadi perselisihan lebih baik pembagian laba dibicarakan secara detail di depan dan jangan sampai menimbulkan salah paham bagi pihak-pihak yang terlibat kerjasama. Di dalam sebuah usaha, kredibilitas terhadap kejujuran dan keterbukaan sebuah arus dana dan modal sangatlah penting guna menghindari kesalahpahaman antara investor dan pengguna dana.

Baca Juga: Apa Saja Produk Tabungan dan Investasi yang Paling Menguntungkan?