Jadi Pembalap Indonesia Pertama yang Menjajal F1, Rio Haryanto Juga Sukses Sebagai Pengusaha
Tampan, berbakat dan berprestasi. Itulah image yang melekat pada sosok pembalap mobil Rio Haryanto. Pria kelahiran Solo, 22 Januari 1993 ini dikenal sebagai pembalap RI yang andal. Ia pernah mengikuti balap di ajang Formula One bersama Manor Racing Team di musim 2016.
Rio juga menjadi pembalap Indonesia pertama dalam sejarah yang mampu menjajal ajang Formula One yang bergengsi tersebut. Sosoknya pun menjadi salah satu pembalap muda yang dianggap punya potensi mewakili Asia di ajang Formula One masa depan. Selain itu, ia juga menjadi pembalap Indonesia pertama yang dapat membalap di level Seri GP2.
Rio mempunyai basis suporter yang teramat besar. Dengan prestasi dan kemampuannya, tak mengherankan jika ia menyabet Indonesia KCA for Favourite Athlete 2016 dan Indonesia KCA for Big Inspiration Award 2016.
Mengikuti Jejak Sang Ayah
Ada pepatah mengatakan, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Demikian juga dengan Rio Haryanto. Rio merupakan putra dari pasangan Indah Pennywati dan Sinyo Haryanto. Sinyo Haryanto sendiri dikenal publik sebagai pembalap veteran kelas nasional. Sehingga sejak dini, Rio telah dididik untuk selalu rendah hati, disiplin dan dermawan.
Seperti dikisahkan dalam website pribadinya, ketika berumur 6 tahun, Rio kecil sudah bisa mengendarai Gokart. Ia juga tampaknya senang melakukan tantangan tersebut bersama sang ayah.
Hingga kemudian, tiba saatnya bagi Rio untuk mengikuti jejak para kakaknya. Ia pun turun ke arena balap pada tahun 1999. Tak butuh waktu yang lama untuk menunjukkan bakat dan kemampuan balapnya.
Baca Juga: Flashback Kisah Sukses Kobe Bryant Mulai dari Pebasket NBA hingga Investor
Cita-Cita di Arena F1
Memiliki cita-cita besar untuk berlaga di arena F1, Rio mengupayakan banyak dukungan dari sejumlah sponsor. Ia lantas beranjak meninggalkan Asia dan mengikuti ajang GP3 Europe Series 2010.
Sebagai hasil, Rio dan Manor Racing Team telah dengan sukses meraih podium pertama di Turki, predikat The Best Driver Manor Racing, 1st Runner Up di Silverstone, serta 2nd Runner Up di Monza Italia. Rio kemudian meraih prestasi dengan menjuarai ajang GP3 Europe Series berturut-turut, yaitu seri 5 dan 6 di tahun 2011.
Kemenangan didapatkan di sirkuit Nürburgring Jerman, Hungaroring Budapest, dan 1st and 2nd Runner Up di Monza Italia. Ia juga mengantongi penghargaan The Best Win of Season GP3 series 2011. Memasuki tahun 2013, Rio yang kuliah di FTMS Global Singapore yang mempunyai link dengan Anglia Ruskin University UK ini sukses naik podium serta mendapat juara kedua di sprint race seri 5 GP2, sirkuit Silverstone, Inggris.
Rio yang disiplin menjaga kondisi fisik dan staminanya dengan rajin berolahraga ini juga mendapat banyak dukungan dari para fans yang biasa disebut sebagai Sahabat Rio. Setelah Rio berhasil meraih banyak prestasi, barulah di bulan Februari tahun 2016 Manor Racing sebagai tim balap F1 memberikan pengumuman bahwa Rio Haryanto menjadi pembalap mereka.
Rio resmi menjadi pembalap F1 untuk musim 2016 dan berdampingan dengan Pascal Wehrlein. Akhirnya tercapai, Rio pun menjadi pionir pembalap Indonesia pertama yang berlaga di F1. Meski begitu, ia membutuhkan dana operasional sebesar 15.000.000 Euro (Rp 226 Miliar) untuk mengikuti kejuaraannya.
Hadapi Tantangan Berat dan Berutang
Kemudian pihak Menteri Olahraga dan lainnya berusaha membantu Rio mendapatkan dana, termasuk PT. Pertamina yang menjanjikan dana 5.000.000 Euro. Rio menghadapi tantangan berat di musim pertama F1 dengan Manor Racing Team. Pasalnya, Rio masih belum bisa maksimal meraih hasil dengan berada di dasar klasemen. Ia juga belum mendapat poin sama sekali hingga seri ke-12 berlalu.
Dia juga mempunyai utang sebesar 7.000.000 Euro kepada tim Manor. Alhasil, Rio pun harus rela saat itu posisinya tergantikan oleh Esteban Ocon yang kini menjadi pembalap penguji tim di F1 Mercedes. Dari situ, status Rio berganti dari pembalap utama menjadi cadangan.
Menyadari tak bisa bermain selama semusim penuh, Rio tak ayal sangat kecewa. Meski begitu, ia tetap berambisi untuk bermain dan bertahan di ajang F1. Selain berharap agar bisa berprestasi lebih, ke depannya ia mengincar tim yang lebih baik lagi.
Baca Juga: Terlahir dari Keluarga Kaya, Reino Barack Pernah Alami Hidup Sulit di Negeri Orang
Mengukir Prestasi dalam Karirnya
Rio menjadi juara nasional Go-kart kelas kadet di tahun 2002. Kemudian ia mendapatkan Penghargaan IMI sebagai Atlet Gokart Junior Terbaik (2005) dan Juara Nasional Go-Kart (2008). Masih di tahun 2008, ia menjuarai Formula Asia 2.0: ke-3, 121 poin dan Formula Renault Asia: ke-6, 160 poin.
Memasuki tahun 2009, Rio menjadi Juara Formula BMW Pacific 2009. Kemudian disusul dengan GP3 Series: ke-5, 27 poin dan F1 Test, Virgin VR-01 di tahun 2010. Di tahun 2015, ia menang di GP2 Series, ke-5, 132 poin, sedangkan di tahun 2006 ia menjadi F1 Driver, Manor Racing Team.
-
Juara Asia
Belakangan, Rio juga menjuarai nasional Gokart kelas kadet di tahun 1999. Bakat Rio yang sangat luar biasa kemudian mendapat apresiasi dari Ikatan Motor Indonesia (IMI). Pada tahun 2005 dan 2006, Riio dianugerahi penghargaan Atlet Gokart Terbaik Junior.
Memasuki tahun Juni 2008, Rio kembali memenangkan juara pertama sayembara Asian Karting Open Championship seri 1 di sirkuit Guia, Macau, China. Kemudian di tahun 2009, Rio menduduki juara umum Formula BMW dengan total 6 seri, 15 ronde, dan berhasil mendapat 14 podium.
-
Harumkan Nama Indonesia di Jepang
Duet bersama David Tjiptobiantoro, Rio Haryanto juga sukses mengukir finish di urutan keempat hari pertama balap Blancpain GT World Challenge Asia di Sirkuit Fuji Speedway, Jepang (2019). Meski tak sampai naik podium, namun duet keduanya telah berhasil mengantarkan T2 Motorsport ke posisi ke-13.
Melanjutkan perjalanan karirnya, Rio Haryanto juga direkrut oleh tim balap dari Toyota Team Indonesia (TTI). Ia dipercaya untuk menjadi penasehat bagi para pembalap TTI yang nantinya berjuang di berbagai kejuaraan. Salah satunya seperti Kejurnas Gymkhana 2019 hingga Indonesia Sentul Series of Motorsport (ISSOM).
Sukses Buka Usaha Kuliner
Selain berjaya di arena balap mobil, Rio Haryanto juga punya sisi lain sebagai pengusaha. Berjiwa entrepreneur, ia kini menjadi CEO PT Solo Murni yang merupakan perusahaan milik keluarganya. Perusahaan ini adalah manufaktur alat tulis Kiky Creative Product.
Tak hanya itu saja. Rio juga merupakan pemilik dari restoran bernama Grandis Barn yang berlokasi di Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah. Restoran yang namanya diambil dari nama latin pohon jati, Tectona grandis, ini memiliki sajian menu khas Nusantara hingga Eropa. Dengan interior san arsitektur bangunan yang Instagramable, restoran ini selalu penuh pengunjung setiap hari.
Baca Juga: Siap Nikahi Jessica Iskandar, Begini Perjalanan Karir Sukses Richard Kyle
Belajar dari Kesalahan dan Move Forward
Pernah menjadi satu-satunya pembalap F1 yang mengharumkan nama Indonesia, Rio Haryanto punya caranya sendiri untuk sukses di arena balap. Meski terhenti karena kendala dana dan sponsor untuk mewujudkannya, namun Rio masih bersyukur dan berupaya untuk mencoba peluang lainnya yang akan datang.
Ia lalu menyebutkan, ada banyak hal yang dapat dengan mudahnya mengganggu fokus di arena balap. Salah satunya seperti tekanan dan kritik dari berbagai pihak, atau bahkan juga pressure yang datang dari dalam diri kita sendiri.
Sehingga cara terbaik agar tidak terpengaruh oleh semua itu adalah dengan percaya pada diri sendiri. Prinsip Rio, yakinlah bahwa dirinya bisa melakukan apa yang ditargetkan. Pola pikir ini yang terus dipegangnya dengan teguh.
Di samping itu, bentuklah sikap positif dan dorong diri sendiri untuk berkembang di dunia yang segalanya serba cepat ini. “Karena hidup adalah tentang belajar dari kesalahan dan move forward,” tandas Rio kemudian.