Jangan Nekat Gesek Tunai Kartu Kredit saat Pandemi, Ini Bahayanya
Salah satu fasilitas yang bikin banyak orang tergiur memiliki kartu kredit adalah gesek tunai atau gestun. Dengan kartu kredit, Anda dapat gesek tunai di mesin EDC milik merchant layaknya kartu debit.
Buat yang butuh dana mendesak di saat kantong cekak, tabungan tiris, Anda dapat memanfaatkan fasilitas gesek tunai kartu kredit. Begitu menggoda bukan? Apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Penggunaannya, Anda seperti melakukan transaksi belanja di merchant. Tetapi Anda tidak mendapatkan barang, melainkan uang tunai.
Tak perlu repot-repot pinjam uang ke bank ataupun pinjaman online. Lewat satu kartu kredit, Anda bisa mendapatkan keuntungan tersebut. Lebih praktis dan mudah.
Tetapi perlu diingat, gesek tunai punya risiko besar. Ada bahaya mengintai, apalagi kalau kebablasan dalam menggunakannya. Siap-siap, punya tumpukan utang. Dan utang tersebut wajib dibayar dan dilunasi.
Baca Juga: 6 Tips Jitu Ajukan Keringanan Kartu Kredit di Masa Pandemi
1. Bikin ketagihan
Gesek tunai bikin ketagihan
Hadirnya fitur gesek tunai kartu kredit sangat menguntungkan penggunannya. Uang dapat dengan mudah dicairkan kapan saja sesuai kebutuhan.
Akibatnya, membuat Anda ketagihan. Tak ada uang di dompet, dan perlu uang tunai, maka jadi ketergantungan menggunakan kartu kredit sampai limit habis atau mentok.
Gesek tunai bisa menjadi kebiasaan jelek Anda. Hal ini dapat berdampak pada keuangan Anda nantinya. Sebab, gesek tunai kartu kredit berarti Anda berutang. Berbeda dengan kartu debit, di mana Anda tarik tunai yang sumber dananya berasal dari rekening tabungan.
Oleh karenanya, hindari kebiasaan gesek tunai kartu kredit. Kalau Anda butuh uang cepat, lebih baik pakai kartu debit saja. Atau kalau masih ada uang tunai di dompet, gunakan itu saja daripada harus utang.
2. Ada biaya dan bunganya
Gesek tunai dikenakan biaya transaksi dan bunga
Gesek tunai dikenakan biaya penarikan sebesar 2-3%. Langsung dibebankan saat penarikan lewat gestun. Sementara bunganya sama seperti bunga transaksi ritel, yakni 2% per bulan.
Misalnya Anda gesek tunai sebesar Rp 3 juta dengan biaya transaksinya 3%. Maka uang yang diterima sebesar Rp 2,91 juta. Sedangkan yang Rp 90 ribu merupakan biaya transaksi gesek tunai. Lumayan besar kan?
3. Tagihan berpotensi membengkak
Tagihan berpotensi membengkak
Semakin sering melakukan gesek tunai, semakin besar pula tagihan kartu kredit Anda. Sebab ada bunga yang harus dibayar. Maka pikirkan dulu sebelum gesek tunai, daripada menyesal nantinya. Jangan demi kesenangan sesaat, Anda terjebak dalam kubangan utang selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun lamanya.
Apabila Anda sudah kelewat batas menggunakan kartu kredit, termasuk gesek tunai, segera hentikan pemakaian. Ingat, ambang batas utang adalah tidak lebih 30% dari gaji atau penghasilan.
Baca Juga: Bunga Kartu Kredit Turun, Cek Besarannya Sebelum vs Saat Pandemi Corona
4. Memicu kredit macet dan skor kredit jelek
Memicu kredit macet hingga skor kredit memburuk
Tagihan yang membengkak, sementara gaji atau penghasilan segitu-gitu saja, berpotensi menyebabkan kredit macet. Kalau Anda gagal bayar utang, maka skor kredit atau riwayat kredit bakal tercatat buruk di sistem regulator.
Anda dapat masuk dalam daftar hitam regulator, seperti Bank Indonesia (BI) maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sehingga Anda akan mengalami kesulitan bila akan mengajukan pinjaman atau kredit ke depannya di bank lain sampai Anda dapat melunasinya.
5. Rentan risiko pencucian uang
Rentan risiko kejahatan, termasuk pencucian uang
Aktivitas gesek tunai sudah dilarang Bank Indonesia (BI), baik ke pengguna maupun kepada merchant. Sebab, dapat dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk praktik pencucian uang.
Tentu saja hal ini bisa menyeret Anda pada kerugian besar. Dalam hal ini, fungsi kartu kredit pun berubah. Dari alat pembayaran menjadi alat berutang. Penggunaan gesek tunai telah disalahgunakan oleh penggunanya hanya karena ingin menarik uang tunai dengan mudah.
Selain itu, praktik gesek tunai kartu kredit di merchant juga rawan pencurian dan penyalahgunaan data dan pembobolan rekening maupun kartu kredit. Apalagi kalau Anda menggunakan jasa penyedia gesek tunai.
Gunakan Kartu Kredit sesuai Fungsinya
Kartu kredit merupakan alat pembayaran, bukan alat untuk memenuhi gaya hidup yang tinggi, apalagi alat menumpuk utang. Main aman saja. Gunakanlah kartu kredit secara bijak dan sesuai fungsinya, sehingga Anda bisa terhindar dari bahaya konsumtif, pemborosan, maupun gesek tunai kartu kredit yang hanya akan membuat Anda terlilit utang.
Baca Juga: Waspada Penipuan Kartu Kredit! Oknum Minta Nomor Kartu dan CVV