Mengupas Kerajaan Bisnis Keluarga Hartono, Pengusaha Terkaya Nomor Satu di Indonesia

Kesuksesan Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono di dunia bisnis membuat harum nama keluarga mereka. Seperti diketahui, keluarga Hartono masih menduduki peringkat pertama dan kedua orang terkaya di Indonesia menurut Forbes 2022. Kedudukan tersebut telah bertahan lebih dari sepuluh tahun lamanya secara berturut-turut.

Awal kesuksesan keluarga Hartono dimulai dari pabrik mercon yang belakangan berkembang menjadi salah satu perusahaan rokok terbesar Indonesia, PT Djarum. Bisnis mereka kemudian berkembang pesat, hingga mengambil alih PT Bank Central Asia Tbk, serta menjalar ke ranah lain. Kini, gurita bisnis keluarga Hartono terus berekspansi meliputi lebih dari 30 perusahaan.

Berdasarkan data Forbes 2021, Robert Budi Hartono (Oei Hwie Tjhong) menjadi orang terkaya ke-86 di dunia. Total kekayaan dari pria kelahiran Semarang, 28 April 1941 ini terus meningkat dan sekarang telah mencapai Rp287 triliun—jumlah yang setara 20,5 miliar Dollar AS.

Adapun Michael Bambang Hartono (Oei Hwie Siang) menduduki peringkat ke-89 orang terkaya di dunia. Nilai harta kekayaan pria kelahiran Semarang, 2 Oktober 1939 ini telah menembus angka Rp275,8 triliun (setara 19,7 miliar Dollar AS). Angka tersebut juga mengalami peningkatan sebesar 6,7 miliar Dollar AS jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Berjaya Berkat Kewirausahaan di Sektor Real Estate, Berikut Cerita Sukses Keluarga Ciputra

Dari Petasan hingga ke Rokok Kretek

Hartono Brothers (Sumber: voi.id)

Awalnya Djarum didirikan pada 21 April 1951 oleh Oei Wie Gwan di Kudus, Jawa Tengah. Dulu, Oei Wie Gwan yang kelahiran Rembang di tahun 1903 ini mendirikan pabrik petasan bernama Mercon Leeuw. Pemasaran mercon tersebut berkembang cukup besar, dengan pangsa pasar mencakup seluruh Jawa.

Sayangnya, pabrik yang telah dirintis lebih dari sepuluh tahun itu meledak di tahun 1939. Pabrik itu juga kembali mengalami musibah yang sama di tahun 1942. Setelah dua kali mengalami insiden kebakaran hebat tersebut, pabrik Mercon Leeuw pun bangkrut. 

Ayah dari Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono ini lantas mengubah haluan bisnisnya. Saat itu, Oei melihat perusahaan rokok NV Murup hampir gulung tikar dan ia pun membelinya dengan niatan merintis bisnis rokok kretek. 

Ia membeli merek Djarum Gramofon serta perizinannya pada April 1951. Agar lebih ringkas dan singkat, merek pun diganti dengan nama Djarum saja. 

Oei Wie Gwan pun mulai bangkit lagi dengan usaha rokok Djarum yang digelutinya. Bisnis yang dirintisnya sukses, rokok kretek besutannya laris manis di pasaran. 

Namun lagi-lagi kebakaran terjadi di tahun 1963. Di tengah ketidakstabilan yang tengah melanda perusahaannya itu, Oei Wie Gwan tutup usia. 

Bisnis Menggurita dan Tersohor hingga ke Mancanegara

Dari pernikahannya dengan Goei Tjoe Nio (Nyah Popoh), Oei memiliki dua orang putra dan seorang putri, namun yang kemudian meneruskan bisnisnya ialah Michael Bambang dan Robert Budi. 

Keduanya lantas melakukan sejumlah langkah modernisasi pada peralatan pabrik. Memasuki tahun 1972, Djarum sukses mengekspor rokoknya ke luar negeri, seperti Cina, Jepang, Korea, Belanda, dan tak ketinggalan Amerika Serikat.

Selang beberapa tahun kemudian, Djarum Filter diproduksi dengan menggunakan mesin. Pada tahun 1981, Djarum Super diperkenalkan ke ranah publik. Produk Djarum Special kemudian masuk Amerika Serikat pada tahun 1983. 

Di bawah kendali generasi kedua keluarga Hartono, bisnis Djarum terus menggurita. Kesuksesan kian meroket lantaran nama Djarum masuk dalam jajaran perusahaan rokok paling besar yang bersaing ketat dengan Sampoerna dan Gudang Garam.

Selain itu, banyaknya populasi perokok di Indonesia mendatangkan income besar bagi para produsen rokok seperti Djarum. Faktanya, sebanyak 63% pria dan 5% wanita ialah perokok aktif. 

Sehingga tak heran jika Indonesia menjadi pasar tembakau paling besar kelima yang ada di dunia. Alhasil Djarum pun menjadi penyumbang besar untuk harta kekayaan keluarga Hartono. 

Menguasai Bank Swasta Terbesar di Indonesia

Menelaah lebih lanjut, keluarga Hartono tak hanya berjaya berkat Djarum semata. Mereka juga bertahta atas kepemilikan dari bank swasta paling besar di Indonesia, BCA. 

Saham bank swasta yang terus meningkat selama belakangan ini membuat kekayaan Hartono family kian bertambah. Diketahui, Hartono bersaudara mempunyai mayoritas saham BCA hingga 54,94 persen.

Baca Juga: Kisah Sukses Erick Thohir

Menjalar hingga ke Ranah Digital Lewat GDP Venture

Bambang Hartono (Sumber: sports.okezone.com)

Melalui PT Global Digital Prima alias GDP Venture yang dibentuk tahun 2010, Grup Djarum berfokus pada penciptaan pertumbuhannya di industri online. Di antaranya seperti media, komunitas digital, serta perdagangan melalui internet. 

Hingga saat ini GDP Venture membawahi tiga unit perusahaan, yakni PT Merah Cipta Media (MCM), PT Global Digital International, dan PT Merah Putih Incubator (Merah Putih Inc.). Selain itu, GDP Venture juga melakukan perluasan cakupan bisnis dengan menginvestasikan modalnya di sejumlah startup kenamaan. 

Penyuntikan modal dilakukan kepada Blibli, Gojek, Halodoc, Cumi, KasKus, Tinkerlust, hingga Tiket.com. Sejumlah modal juga digelontorkan untuk berbagai situs berita online, salah satunya yaitu Kumparan, Kincir, Historia, Narasi, Opini, Lokadata, hingga IDN Media. 

Lebih lanjut, GDP Venture juga ikut menginvestasikan dana di Cermati.com, Angkasa, Catapa, Balesin, Glair, Qlue, Element, Datasaur, HarukaEdu, Kontrak Hukum, Prosa.ai, Props, MXA, Ubiklan, SAC, dan Konvergen.ai. Tak hanya itu saja, pembiayaan lainnya pun dikucurkan kepada 88 Rising, Bobotoh.id, Agate, Dailysocial, Bolalob, Endeus, WomenTalk.com, Kurio dan Infokost.id.

Sementara itu, pihak lainnya yang turut digawangi GDP Venture ialah historia, Hybrid, Gushcloud, Now United, Razer, Opini.id, Tado, IESPL, Get Plus, Garasi.id, Visinema, Sweet Escape, Printerous, Summer, Seekmi, dan masih banyak lagi.

Kerajaan Bisnis Keluarga Hartono

Berdasarkan penelusuran Forbes melalui analisa, bursa saham, dan kepemilikan saham, keluarga Hartono diketahui mempunyai begitu banyak sumber keuangan. Beberapa sumber dimiliki oleh perorangan. Sementara yang lainnya diperoleh bersama kerabat dan keluarga besar. 

Adapun yang menjadi induk dari kerajaan bisnis keluarga Hartono ialah Djarum Group. PT. Djarum kini menjadi perusahaan rokok terbesar keempat di Indonesia. Sekarang, perusahaan tersebut telah membawahi lebih dari 75.000 karyawan. 

PT Djarum juga telah menggurita dengan beragam anak perusahaan di berbagai sektor. Tak melulu hanya memproduksi rokok kretek tangan dan mesin. Usaha PT Djarum juga mencakup ranah perbankan, elektronika, perdagangan elektronik (Polytron), dan produk perkebunan. 

Selain itu, perusahaan raksasa ini pun menjajal bisnis media, agen perjalanan online, produk makanan dan minuman, dan masih banyak lagi yang jumlah totalnya telah lebih dari 30 perusahaan. 

Salah satunya ialah kebun sawit seluas 65.000 hektare di Kalimantan Barat sejak tahun 2008, HPI Agro, Grand Indonesia sebagai pusat perbelanjaan, Mola (media komunikasi), Savoria (makanan dan minuman, termasuk merek FOX’S, Yuzu, KRIZZI), susu MilkLife (Global Dairi Alami), kopi (Sumber Kopi Prima), dan masih banyak lagi. Kabarnya, baru-baru ini Djarum Group juga telah mengakuisisi saham 5 Days Croissant, Ranch Market, serta Como 1907.

Pentingnya Ketabahan dalam Berwirausaha

Armand Hartono yang kini menjabat sebagai Wakil Direktur Utama BCA meninjau, bahwa berbagai tempaan dan cobaan yang sulit telah dilalui oleh dua generasi dari keluarganya. Namun, justru ujian itulah yang membuat pencapaian usaha keluarganya semakin besar.

Putra dari Robert Budi Hartono ini menandaskan, hambatan yang mengadang mengandung hikmah tersendiri. Karena dari hambatan itulah seseorang bisa membentuk karakter yang lebih tangguh dan kuat sebagai pengusaha. 

Armand menambahkan, tanpa karakter yang kuat, akan sulit untuk terus maju dan tidak putus asa dalam menyikapi tantangan. Padahal, selalu ada peluang di balik sebuah tantangan. 

Demikian seperti yang diungkapkan oleh pria yang dijuluki ‘Putra Mahkota’ itu dalam acara seminar nasional Mengapa Karakter Penting dalam Entrepreneurship?. Acara tersebut digelar secara online di Universitas Katolik Darma Cendika yang berlokasi di Surabaya, pada Juni 2022 lalu.

Hidup Sehat, Sederhana, dan Mengutamakan Keluarga

Budi Hartono (Sumber: voi.id)

Di lain kesempatan, pria lulusan Stanford University itu juga berbagi kisah. Selain membiasakan diri untuk hidup dengan gaya hidup mereka yang sederhana, Armand juga bercerita mengenai kultur keluarganya kepada media. 

Menurutnya, ia dibebaskan dalam hal pemilihan pekerjaannya. Dengan kata lain, orang tua dan keluarga Hartono tak mengharuskan Armand untuk andil meneruskan bisnis keluarga mereka. Namun apabila dirasa sanggup dan sesuai, maka paman beserta ayahnya akan merasa senang.

Selain itu, bagi keluarga Hartono, yang terpenting adalah 3K yaitu Kesehatan, Keluarga, Kerja. Jika kesehatan, keluarga, dan pekerjaan bisa diutamakan dan ditunaikan dengan baik, maka hal-hal lainnya dalam hidup dapat menyusul dan menyesuaikan diri. Dan kesuksesan pun niscaya akan datang menghampiri dengan sendirinya. 

Baca Juga: 9 Tokoh yang Bisa Kamu Jadikan sebagai Sumber Inspirasi Kesuksesanmu