Kisah Endank Soekamti, Grup Rock Sukses Berhati Mulia Bangun Sekolah Gratis
Grup band Endank Soekamti sudah malang melintang di belantika musik Indonesia. Mengusung genre rock punk atau punk rock, band asal Yogyakarta ini dibentuk sejak 2001 dan masih eksis hingga sekarang.
Band ini beranggotakan Erix (vokal, bass), Dory (gitar, vokal), serta Tony sebagai drummer. Grup musik ini tercatat berada di bawah naungan beberapa label rekaman, seperti Proton, Warner Indonesia, Nagaswara, dan Euforia Records,
Selama 19 tahun berkarier, Endank Soekamti ini telah merilis banyak karya keren. Beberapa di antaranya dikemas dalam bentuk kolaborasi seperti Terlatih Patah Hati bersama The Rain. Yang lebih menginspirasi, Erix Soekamti bersama Kamtis Family, sebutan untuk fans Endank Soekamti mendirikan sekolah animasi gratis.
Berikut kisah inspiratif Endank Soekamti yang dirangkum Cermati.com dari berbagai sumber:
Baca Juga: Punya Kekayaan Rp 10 Miliar, Begini Kisah Perjalanan Karir Film dan Musik Si Cantik BCL
Cerita di Balik Nama Endank Soekamti
Ada makna dan sejarah di balik nama besar Endank Soekamti. Rupanya, nama Soekamti merupakan sosok salah seorang guru Erix ketika dirinya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta.
Jika diuraikan, Soe dalam Soekamti berarti "indah". Sedangkan Kam mengandung makna "datang" dan Ti untuk menggambarkan gender perempuan. Jadi Soekamti memiliki arti "kehadiran yang membawa kebaikan atau keindahan".
Sedangkan untuk nama Endank tidak punya makna khusus. Digunakan hanya sebagai pelengkap dan nama depan dari Soekamti.
Menelurkan Banyak Album
Sejak grup band ini lahir tahun 2011 hingga sekarang, Endank Soekamti telah menelurkan banyak single yang terangkum dalam sejumlah album. Di antaranya berjudul Kelas 1 yang rilis tahun 2003 yang diproduksi Proton Record serta Pejantan Tambun yang dirilis tahun 2005 dengan menggandeng Warner Music Indonesia.
Kemudian album Sssttt...!!! meluncur tahun 2007 di bawah naungan Warner Music Indonesia. Tahun 2010, Endank Soekamti menghasilkan karya Soekamti.com bersama label musik Nagaswara. Sedangkan di tahun 2012, mengeluarkan album bertajuk Angka 8 bersama Euforia Records.
Memasuki tahun 2014, Endank Soekamti kembali merilis Kolaborasoe. Disusul Soekamti Day di tahun 2016 dan Salam Indonesia di 2017 yang ketiganya diproduksi oleh label mereka sendiri, yakni Euforia Records.
Rilis Komik Biografi Bersama Gramedia
Tak hanya mengeluarkan karya musik, Endank Soekamti juga membuat karya seni lain yang dikemas dalam bentuk komik biografi. Komik biografi yang dirilis oleh Gramedia tersebut berjudul Endank Soekamti: Long Live My Family (Komik Biografi).
Nama itu diambil dari salah satu judul lagu mereka, Long Live My Family yang didedikasikan khusus untuk Kamtis Family. Kamtis Family merupakan sebutan untuk fans mereka yang loyal dan setia mendukung karier band tersebut meski penuh dengan lika liku.
Lagu tersebut membuat para member Endank Soekamti terpacu untuk belajar dan mengerahkan seluruh kreativitas mereka. Mulai dari mempelajari visual effect, seperti editing video hingga akhirnya sukses membuat video klip mereka sendiri.
Belakangan mereka mencoba mengembangkan kreativitas untuk membuat film panjang mengenai wayang superhero. Namun usaha ini belum berhasil dan menjadi pembelajaran bagi Endank Soekamti agar dapat berusaha lebih baik lagi.
Baca Juga: Inspiratif! Pernah Jual Parfum Keliling Komplek, Kini Edho Zell Jadi Jutawan dan Buka Warteg Gratis
Punya Label Rekaman dan Rumah Produksi
Mengusung visi Do It Yourself ala idealisme Punk yang Merdeka Dalam Berkarya Mandiri Dalam Bekerja, Endank Soekamti lantas mendirikan rumah produksi (production house) dan label rekaman sendiri pada tahun 2011.
Bernama Euforia Records dan Euforia Audio Visual, mereka sepakat untuk menggunakan media visual dengan memanfaatkan YouTube untuk selalu terhubung dengan para fans.
Mereka lantas membuat web series mengenai dokumentasi proses rekaman album baru Angka 8. Proses album tersebut mengharuskan seluruh personil beserta kru di karantina selama satu bulan. Dokumentasi ini lantas memecahkan rekor 30 episode diunggah secara stripping di YouTube.
Video web series tersebut memudahkan Endank Soekamti terus berinteraksi dengan Kamtis Family, mulai dari diskusi membuat lirik bersama-sama hingga imbauan yang mereka sebut Gerakan Menabung Berjamaah. Hal ini dilakukan dalam rangka mempersiapkan massa untuk pembelian album baru mereka yang akan dibanderol dengan harga yang tak biasa.
Inovasi dalam Album Angka 8 dan Novel Biografi
Album Angka 8 kemudian dirilis bersamaan dengan dikeluarkannya novel biografi berjudul sama, yakni Novel Biografi Endank Soekamti Angka 8. Yang membedakan dari album-album sebelumnya, Endank Soekamti membuat sejumlah inovasi dalam sistem promosi dan penjualan album mereka. Pasalnya saat itu, industri musik Tanah Air tengah terpuruk.
Alhasil, Endank Soekamti menjual album dalam bentuk boxset berisi CD audio, novel biografi, DVD film dokumenter, sertifikat kepemilikan, t-shirt, dog tag atau kalung army dengan nama pembeli dan nomor seri.
Secara keseluruhan diproduksi secara terbatas, yakni 5.000 copy. Menariknya, semua habis terjual hanya dalam waktu 5 hari lewat penjualan online.
Tak hanya itu saja. Bersama Euforia Audio Visual, Endank Soekamti membuat video klip berkonsep film pendek dan bersambung. Film serial yang juga menjadi video klip mereka pada tahun 2013 ini lantas diberi judul Angka 8 The Series.
Film-film pendek tersebut kemudian diproyeksikan guna pembuatan film musikal panjang yang menggabungkan seluruh episode dan dipadukan dengan pertunjukan live.
Dirikan Sekolah Gratis
Sejak dulu, Erix punya mimpi besar untuk mendirikan sebuah sekolah yang dapat membantu menyalurkan bakat dan minat setiap individu. Impian ini tercapai di tahun 2015. Dengan bantuan donasi dari para fans yang tergabung dalam Kamtis Family, Erix pun mendirikan sekolah animasi gratis bernama DOES University.
Awalnya, sekolah tersebut hanya berjumlah 15 murid. Namun seiring dengan perkembangannya, kini DOES University sudah punya lebih dari 50 murid berbakat dari seluruh penjuru nusantara.
Yang menarik, kendati Erix menjadi pendiri sekolah, namun ia tak pernah mengenyam bangku kuliah. Bahkan, Erix tercatat mengundurkan diri dari SMM Yogyakarta yang setara dengan sekolah menengah atas.
Menurut Erik Kristianto, demikian nama lengkap Erix, kurikulum pendidikan di sekolah selama ini tidak berhasil memuaskan bakat dan minatnya untuk bermain bass gitar. Malahan, dulu pihak sekolahnya justru meminta Erix untuk bermain terompet saja.
Hal itulah yang kemudian memicu Erix untuk membangun sekolah yang dapat membantu anak menyalurkan kemampuan, minat, serta bakatnya tanpa terkendala apapun, termasuk soal biaya.
Prestasi Membanggakan
Berkat sepak terjang mendirikan Does University, Erix terpilih sebagai favorit dari 5 orang yang meraih Danamon Social Entrepreneur Awards (DSEA) 2016. Ia berhasil meraih suara terbanyak dalam voting online yang dihelat lewat situs resmi DSEA.
Erix Soekamti disebut sebagai "Musisi Peduli." Hebatnya lagi, operasional Does University dapat berjalan dengan pendanaan mereka sendiri yang dikumpulkan dari hasil penjualan merchandise.
Sementara penghargaan di bidang musik yang diraih Endank Soekamti, di antaranya AMI Award for Best Reggae/Ska/Rocksteady Production Work 2016 untuk lagu Terima Kasih, serta AMI Award for Best Alternative Production Work 2015 untuk lagu Luar Biasa.
Jangan Sekadar Sukses, Tapi Jadilah Orang yang Bermanfaat
Ketika kamu sudah menggapai kesuksesan, jangan lupakan orang-orang di sekitarmu. Cara bersyukur yang paling tepat atas ilmu, pengalaman, maupun uang yang telah kamu hasilkan adalah dengan berbagi kepada sesama.
Membantu mereka yang kekurangan dan membutuhkan dengan apa yang sudah kamu dapatkan. Jadilah pribadi yang tak sekadar sukses materi, tapi juga bermanfaat dan berguna bagi banyak orang.
Baca Juga: Sempat Kena Tipu Rekaman Rp100 juta, Kini Siti Badriah Sukses jadi Penyanyi Dangdut Terkenal