KPR dan 4 Hal yang Perlu Kamu Ketahui
Kredit Pemilikan Rumah atau KPR adalah fasilitas kredit yang disediakan perbankan untuk membeli rumah, apartemen, atau jenis properti lain. KPR menjadi solusi tepat untuk memiliki hunian idaman dengan cara mencicil.
Kelihatannya gampang, tinggal menyiapkan DP atau uang muka, bank akan menanggung sisa pembayaran. Kemudian nasabah dapat mengangsur cicilan KPR ke bank setiap bulan sesuai kesepakatan.
Tetapi faktanya, tidak semudah itu. Proses pengajuan KPR bisa menyita waktu. Jika tidak sesuai persyaratan, pengajuan berpotensi ditolak.
Oleh karena itu, beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum mengajukan KPR:
Baca Juga: Tips Kelola Keuangan saat Beli Rumah dengan KPR
KPR atau Kredit Pemilikan Rumah
1. Tidak hanya menyiapkan DP
Bicara soal KPR, semua orang pasti hanya tertuju pada persoalan DP rumah. Yang nominalnya lumayan besar, sekitar 10% sampai 30% dari harga rumah.
Padahal, ada biaya-biaya tambahan dalam kepengurusan KPR yang menjadi tanggungan nasabah. Antara lain biaya provisi, biaya administrasi, biaya asuransi kebakaran maupun asuransi jiwa, serta dana satu kali cicilan ditahan atau diblokir bank sebagai jaminan.
Biaya tambahan lainnya, yaitu biaya notaris, pajak atas jual beli rumah, biaya pembuatan akta jual beli, balik nama sertifikat, Bea Perolehan Ha katas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebagai pajak untuk pembeli.
Biaya tambahan tersebut kalau dihitung-hitung bisa mencapai jutaan, bahkan puluhan juta rupiah. Jadi, jika ingin mengajukan KPR, kamu harus menabung atau menyiapkan uang, bukan hanya untuk membayar DP rumah, tapi juga biaya tambahan di atas.
Baca Juga: Cicilan DP Rumah KPR, Pilih ke Bank atau Pengembang?
2. DP besar tidak selalu menguntungkan
Biasanya orang akan menganggap membayar DP KPR besar akan lebih menguntungkan, karena cicilan bulanan dan bunganya akan semakin kecil. Sehingga beban utang pada keuangan berkurang.
Selain itu, pembayaran DP KPR besar berpeluang lebih mudah disetujui bank. Sebab, pinjaman KPR tidak terlalu besar.
Namun, DP KPR besar tidak selamanya baik. Kamu harus banyak menabung atau menyisihkan uang agar target DP besar tercapai.
Tetapi ingat, cara tersebut bisa mengganggu keuangan pribadi apabila tidak diimbangi dengan pengelolaan yang baik, seperti memangkas pengeluaran atau mencari penghasilan tambahan.
Meski begitu, DP kecil pun memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan membayar DP KPR kecil, yakni bisa cepat punya rumah walaupun keuangan belum mencukupi.
Sedangkan kekurangan DP kecil, yaitu cicilan bulanan dan bunganya semakin besar, pengajuan KPR cenderung lama prosesnya, serta cicilan jadi lebih lama lunasnya.
Maka dari itu, membeli rumah KPR harus mengukur kemampuan keuangan, baik untuk DP maupun pembayaran cicilannya setiap bulan. Hindari membeli rumah tanpa perhitungan agar tidak menyebabkan guncangan finansial dan berujung pada gagal bayar.
Mengajukan KPR
3. Melunasi di awal bisa kena penalti
Siapa sih yang betah punya utang? Kalau punya duit lebih, maunya cepat melunasi utang agar terbebas dari beban keuangan.
Sayangnya, melunasi KPR di awal justru mendatangkan penalti. Nasabah akan kena biaya penalti yang besarannya tergantung kebijakan bank.
Baca Juga: Proses Akad Kredit KPR yang Wajib Dipahami Jika Ingin Beli Rumah
4. Tak perlu nunggu mapan, tapi perhatikan umur
Banyak orang yang takut mengajukan KPR karena belum memiliki cukup uang. Menunggu punya gaji besar, naik jabatan, atau tabungan banyak untuk membeli rumah KPR.
Padahal yang terpenting dalam pengajuan KPR adalah umur dan kesehatan keuangan pribadi. Syarat umum mengambil KPR adalah usia minimal 21 tahun atau sudah menikah.
Sedangkan usia maksimal 55 tahun bagi karyawan, dan 60 tahun untuk profesional atau wiraswasta. Jadi, kalau kamu seorang pegawai yang saat ini berumur 28 tahun, bisa mengambil tenor panjang hingga 27 tahun (tergantung kebijakan bank).
Sementara bila kamu pegawai berusia 40 tahun baru mengajukan KPR, tenor yang didapat mentok 15 tahun. Semakin pendek tenor, biasanya makin besar cicilan per bulannya.
Selain itu, bank juga akan melihat kondisi keuangan nasabah pemohon KPR. Apakah keuangannya sehat atau tidak.
Misalnya ditunjukkan dengan kepemilikan cicilan utang. Apakah sebelum mengajukan KPR sudah punya utang lain, seperti kartu kredit, pinjaman online, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), atau Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Batas maksimal utang yang sehat tidak lebih 30% dari gaji atau penghasilan. Jika cicilan utang kamu sudah pada level tersebut, maka kemungkinan besar pengajuan KPR bakal ditolak.
Pengajuan KPR Online Bisa Lewat Fintech
Setiap orang membutuhkan tempat tinggal yang layak. Kalau punya rumah, rasanya sudah tenang. Hidup tidak nomaden pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain atau numpang di vila indah mertua.
Jika sudah punya tabungan cukup untuk DP rumah, segera ajukan KPR. Pengajuan KPR saat ini tidak melulu langsung ke bank.
Sudah bisa dilakukan secara online melalui fintech marketplace produk keuangan, seperti Cermati.com. Pengajuan KPR jadi lebih mudah dan cepat.