Membahas Loan to Deposit Ratio dan Segala Hal yang Penting Dipahami Seputarnya

Di dunia perbankan, ada banyak sekali parameter dan aspek yang perlu senantiasa diperhatikan agar aktivitas bisnis dan keuangannya bisa berjalan dengan lancar. Pasalnya, beragam parameter dan aspek pada dunia perbankan berguna untuk menilai tingkat kesehatan sebuah perbankan. Jika diketahui ada satu parameter atau aspek yang dirasa kurang sehat dan tak sesuai dengan standar tertentu, pihak perbankan yang bersangkutan harus segera mengambil langkah untuk mengatasinya.

Salah satu parameter yang penting untuk selalu diperhatikan dan dicek di dunia perbankan ialah loan to deposit ratios. Rasio pinjaman atas deposit atau loan to deposit ratio adalah jenis rasio yang berguna untuk mengukur kemampuan sebuah perusahaan perbankan dalam memenuhi kewajiban atau tanggungan keuangannya. 

Bagi kamu yang sering berkecimpung di dunia perbankan, atau berprofesi di lingkup industri tersebut, istilah ini tentu tidak asing lagi terdengar di telinga. Nah, jika kamu ingin tahu selengkapnya tentang apa itu arti istilah loan to deposit ratio, fungsi, komponen, sampai cara hitungnya, simak penjelasan berikut ini. 

Pengertian Loan to Deposit Ratio

Seperti yang telah dijelaskan sedikit sebelumnya, rasio kredit atas deposit atau loan to deposit ratio adalah salah satu jenis rasio yang berguna untuk mengukur kemampuan perbankan dalam memenuhi kewajiban finansialnya. Rasio ini termasuk sebagai salah satu parameter atau aspek yang bisa digunakan untuk menilai tingkat kesehatan sebuah perusahaan perbankan. 

Di sisi lain, rasio ini juga bisa dipahami sebagai aspek yang menunjukkan tingkat likuiditas dari sebuah perbankan. Selain itu, jenis rasio ini sekaligus mampu menjadi alat untuk mengukur fungsi intermediasi dari sebuah perusahaan perbankan. 

Pengertian lain dari loan to deposit ratio adalah nilai perbandingan antara total atau jumlah penyaluran kredit atas jumlah keseluruhan dana yang didapatkan. Jika nilai yang ditunjukkan pada rasio ini semakin tinggi, hal tersebut berarti bahwa sebuah bank mempunyai tingkat likuiditas semakin rendah dan kecil.

Melalui informasi tersebut, bisa dipahami jika rasio loan to deposit merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kemampuan sebuah perbankan dalam melunasi kembali seluruh dana milik pemberi deposito atau nasabah depositonya yang sudah digunakan untuk memberi kredit maupun pinjaman pada nasabah lainnya. Tentunya, perbankan perlu selalu menjaga rasio ini untuk terus kondusif agar tanggung jawab keuangannya mampu dipenuhi seluruhnya kapan pun dibutuhkan. 

Baca Juga: Pengertian Deposito, Ciri Khas, dan Cara Perhitungan Bunganya

Komponen pada Loan to Deposit Ratio

Setelah memahami tentang pengertiannya, kamu juga perlu mengerti tentang beragam komponen yang ada pada rasio loan to deposit. Secara umum, komponen yang mampu mempengaruhi rasio ini adalah dana atau uang yang diberi pihak pemberi deposito, maupun dana yang didapat dari DPK atau deposit pihak ketiga.

Berikut adalah penjelasan dari setiap komponen pada rasio pinjaman atas deposit.

Jenis Komponen Pengertian
Deposito

mempengaruhi rasio loan to deposit. Bisa juga disebut sebagai tabungan maupun simpanan berjangka, deposito adalah tabungan yang mana proses penarikan atau pencairannya hanya dapat dilakukan dalam kurun waktu tertentu dan sudah disepakati oleh pihak nasabah dengan perbankan. 

Jika suatu perusahaan perbankan mempunyai sumber dana atau uang yang sebagian besar berasal dari deposito atau tabungan berjangka ini, maka pengaturan likuiditas di perbankan tersebut umumnya tak terlalu rumit. Bahkan, perbankan dengan kondisi tersebut cenderung lebih mudah dalam mengatur aset likuiditasnya dan memenuhi tanggung jawab keuangannya. 

Walaupun begitu, di sisi lain, kondisi tersebut biasanya membuat segi biaya dana atau aset menjadi lebih sulit untuk ditekan. Alhasil, hal ini memunculkan risiko untuk mempengaruhi tingkat suku bunga kredit yang ada pada layanan perbankan tersebut.

Kredit

Komponen selanjutnya adalah kredit yang berarti penyediaan dana atau modal tagihan berdasarkan dari kesepakatan atau kontrak pinjam meminjam antar pihak bank dan pihak peminjam. Ketika melakukan kredit ke pihak perbankan, pihak peminjam memiliki kewajiban untuk melunasi tanggungan utangnya sesuai dengan kurun waktu tertentu yang telah ditentukan sebelumnya. 

Selain itu, pada proses pelunasan utang kredit ini, pihak peminjam juga tidak hanya diharuskan untuk mengembalikan uang pinjaman pokoknya. Tapi, pihak peminjam sekaligus pula harus memenuhi tanggungan bunga, imbalan, maupun pembagian hasil untung sesuai dengan kesepakatan dengan pihak pemberi pinjaman atau perbankan. 

Hal tersebut termasuk pula pada pembelian dari surat berharga oleh nasabah yang perlu dilengkapi dengan NPA atau Note Purchase Agreements. Di samping itu, ada pula pengambilalihan tagihan sebagai rangka aktivitas piutang tersebut.
Tabungan

Selanjutnya ada tabungan yang merupakan komponen ketiga pada rasio utang atas deposit. Yang dimaksud dengan tabungan sendiri adalah simpanan dari pihak ketiga, di mana penarikannya dapat dilakukan kapanpun tanpa ada batasan khusus ketika dibutuhkan. 

Tiap perbankan diperkenankan untuk melakukan pengembangan terhadap beragam jenis program atau layanan tabungannya sendiri. Hal tersebut bisa dilakukan oleh pihak perbankan tanpa perlu mendapat persetujuan pihak bank sentral atau Bank Indonesia. 

Dengan ketentuan ini, setiap perbankan bisa menyusun program tabungan serta menawarkan beragam keuntungan dan benefit seoptimal mungkin pada para nasabahnya. Hal tersebut tentu dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan daya tarik dan minat menabung dari masyarakat. Sehingga, secara tidak langsung, perbankan juga nantinya mampu mendapat lebih banyak dana yang dikelolanya guna menjalankan aktivitas keuangannya dengan lebih maksimal.
Giro

Komponen yang terakhir ada giro, yaitu layanan perbankan yang mirip dengan produk tabungan. Hal ini dikarenakan giro juga termasuk sebagai simpanan dari pihak ketiga di mana penarikannya juga bisa dilakukan kapanpun, setiap saat dibutuhkan oleh pemilik atau nasabah.

Yang membedakannya dengan tabungan adalah, giro perlu ditarik menggunakan bilyet, cek, ataupun metode pindah pembukuan lain yang disediakan. Sementara untuk tabungan, nasabah bisa menarik dananya melalui mesin ATM, ataupun melakukan penarikan tunai dengan layanan yang tersedia. 

Pada praktiknya, produk giro dikelola perbankan pada sebuah rekening yang dinamakan rekening koran. Secara umum, nasabah yang mengajukan rekening koran memiliki tujuan untuk memanfaatkan atau menggunakan layanan tersebut pada kebutuhan bisnisnya.

Baca Juga: Mengenal Bunga Bank, Jenis dan Cara Hitung

Fungsi Mengetahui Loan to Deposit Ratio

Selain komponen dan pengertiannya, kamu tentu juga perlu tahu tentang apa fungsi dari jenis rasio ini agar mampu mengaplikasikannya dengan tepat. Secara mendasar, fungsi dari rasio loan to deposit adalah menjadi parameter yang dibutuhkan guna menjadi pengukur yang menguak kondisi kesehatan bisnis keuangan yang tengah dilakukan oleh sebuah perusahaan perbankan. 

Di samping itu, rasio loan to deposit juga mempunyai beragam fungsi penting lainnya, antara lain:

  • Menjadi parameter pengukur kondisi keuangan serta bisnis perbankan
  • Menjadi indikasi standar evaluasi dari Anchor Bank, pada hal ini bank dianggap sehat jika mempunyai skor rasio ini paling tidak 50 persen serta kurang dari 110 persen.
  • Menjadi determinan ukuran giro wajib minimal dari sebuah bank
  • Menjadi syarat pengajuan keringanan yang diberi untuk menjalankan merger

Rumus Hitung Loan to Deposit Ratio 

Bank Indonesia selaku bank sentral mengeluarkan rumus hitung rasio loan to deposit guna mengetahui nilai likuiditas sebuah bank. Rumus loan to deposit ratios adalah sebagai berikut.

LDR = (Total kredit yang diberi / (jumlah modal + jumlah dana dari pihak ketiga)) x 100 persen

LDR atau loan to deposit ratios di atas diberlakukan sesuai ketentuan berikut ini.

  • Jika bank mempunyai skor LDR kurang dari 110 persen, bank akan diberi skor 100 yang berarti kondisi likuiditasnya sehat
  • Jika bank mempunyai skor LDR lebih dari 110 persen, bank akan diberi skor 0 yang berarti kondisi likuiditasnya tidak sehat

Rasio Loan to Deposit Mampu Menguak Kondisi Kesehatan Finansial Perbankan

Itulah penjelasan lengkap tentang apa itu loan to deposit ratio, fungsi, komponen, dan juga rumus hitungnya. Pada dasarnya, rasio ini berguna untuk mengetahui kondisi kesehatan keuangan sebuah perusahaan perbankan dalam memenuhi tanggung jawab finansialnya. Dengan begitu, jika memang kondisi finansial perbankan dianggap tidak sehat berdasarkan perhitungan dari rasio ini, langkah dan strategi yang tepat bisa segera diambil. 

Baca Juga: Fungsi Bank dan Mengenal Kegiatan Operasionalnya