Pentingnya Manasik Haji, Ketahui Urutan, Tata Cara, dan Doanya

Sebelum menunaikan ibadah haji, calon jamaah perlu mengikuti beberapa kegiatan. Salah satu kegiatan yang dimaksud adalah manasik haji yang diadakan oleh Kementerian Agama (Kemenag). Kegiatan ini ditujukan sebagai latihan bagi para calon jamaah terkait proses pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), manasik secara etimologi berarti ibadah. Sementara haji artinya rukun islam kelima yang harus dilakukan oleh orang islam yang mampu dengan berziarah ke Ka’bah pada bulan Zulhijah dan melakukan amalan haji, seperti tawaf, sai, ihram, dan wukuf.

Oleh sebab itu, manasik haji sangat diperlukan calon jemaah haji agar dapat memahami urutan, tata cara, serta doa saat ibadah haji. Dengan demikian, Kemenag menggelar enam kali atau lebih proses manasik haji setiap tahun sebelum keberangkatan haji.

Meski manasik merupakan proses latihan, tetapi tidak ada salahnya jika kamu mengetahui dan memahami terlebih dahulu tata cara manasik haji serta doa-doa yang perlu dibaca. Dengan begitu kamu bisa mengikuti manasik haji dan menjalankan ibadah haji dengan lebih lancar.

Urutan dan Tata Cara Manasik Haji

Perlu diketahui, ibadah haji merupakan serangkaian proses yang wajib dikerjakan. Ada tujuh wajib haji, yakni ihram dari miqat, wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah pada 9 Zulhijah,, Tahallul, lempar jumrah, mabit di Mina pada 11, 12, dan 13 Zulhijjah, tawaf wada. 

Tujuh wajib haji tersebut juga merupakan urutan saat prosesi ibadah haji. Memiliki hukum wajib, oleh karena itu bilamana salah satu proses ditinggalkan maka diharuskan membayar denda (dam). 

Nah, tujuh prosesi tersebut juga akan dilakukan pada saat manasik agar calon jemaah mengenal, terbiasa, bahkan hafal dengan urutan dan caranya. Berikut adalah tata cara manasik haji  yang perlu dilakukan.

1. Memulai Ihram dari Miqat

Ibadah haji maupun manasik haji diawali dengan memulai ihram dari miqat yang artinya batas. Ada dua miqat, yakni miqat zamani atau batas waktu dan miqat makani atau batas tempat. Untuk pelaksanaan ihram sendiri terdiri dari beberapa hal, mulai dari mandi sunah, berwudhu, berpakaian ihram, salat sunnah ihram, membaca niat haji, dan berangkat ke Arafah sembari membaca talbiyah.

Sebagai informasi, pakaian ihram saat ibadah haji bagi jamaah pria dan perempuan berbeda. Dimana perempuan mengenakan baju muslim putih longgar yang tidak membentuk tubuh. Kemudian, jemaah pria memakai dua helai kain putih tanpa jahitan untuk menutupi bawah panggul dan pundak.

Saat proses ihram, membaca niat adalah kewajiban yang tidak boleh dilupakan. Sebab, hal ini akan berpengaruh terhadap keabsahan ibadah haji. Saat ibadah haji, niat dibaca setelah menggunakan pakaian ihram dan memulai dari miqat yang telah ditentukan. Kemudian, jemaah disunahkan membaca talbiyah berulang-ulang dalam perjalanan ke Baitul Haram.

2. Melaksanakan Wukuf di Arafah

Tata cara manasik haji berikutnya adalah wukuf yang artinya berdiam. Wukuf dilakukan di bukit Arafah pada tanggal 9 Zulhijah ketika matahari mencapai puncak hingga terbit matahari atau fajar pada 10 Zulhijah atau yang ditetapkan sebagai Hari Raya Idul Adha. 

Saat melakukan proses Wukuf, jemaah haji disunahkan melakukan beberapa amalan, seperti salat zuhur dan asar secara jamak qasar (di awal waktu), memperbanyak doa, berzikir, membaca Al-Quran, mendengarkan khutbah, serta shalat maghrib dan isya dengan cara jamak qasar.

Saat manasik haji, proses wukuf juga akan diajarkan dengan detail sehingga jemaah haji dapat melakukannya dengan benar dan hikmat saat prosesi sebenarnya. Adapun, saat wukuf banyak pula jemaah haji yang menangis saat berdoa karena merasa dekat dengan Allah SWT.

3. Proses Mabit di Muzdalifah

Manasik haji juga mengajarkan tata cara mabit yang artinya bermalam di Muzdalifah yang merupakan tempat antara Arafah dan Mina. Setelah selesai melaksanakan ibadah haji di Arafah, jemaah harus lanjut menuju mina.

Namun, jemaah akan berhenti sebentar untuk bermalam di Muzdalifah. Di sana jemaah bisa melakukan beberapa amalan, seperti membaca talbiyah, berzikir, istighfar, berdoa, membaca Al-Quran, serta mencari kerikil dengan jumlah 7, 49, dan 70 butir untuk lempar jumrah.

4. Lempar Jumrah

Setelah mencari dan menyiapkan batu kerikil di Muzdalifah, lalu batu ini digunakan untuk lempar jumrah. Prosesi ini pun akan diajarkan saat latihan atau manasik haji. Sebab ada aturan dan cara dalam melempar jumrah.

Pertama-tama, jemaah haji harus melempar 7 batu kerikil ke arah tugu batu di Bukit Aqabah. Pelaksanaan ini dilakukan siang hari pada 10 Zulhijah. Kemudian, kegiatan jemaah haji dilanjutkan dengan menyembelih hewan kurban.

5. Tahalul

Manasik haji tentunya juga melatih jemaah untuk melaksanakan tahalul, yakni melepas ihram dengan melakukan beberapa amalan. Pertama, mencukur setidaknya tiga helai rambut setelah melempar jumrah Aqabah. Selepas ihram, jemaah sudah boleh mengerjakan hal-hal yang dilarang selama ihram. 

Jemaah haji selanjutnya menuju Makkah untuk melaksanakan tawaf ifadah. Dimulai dari masuk Masjidil Haram dari pintu Babussalam, membaca talbiyah saat melakukan tawaf ifadah, mencium Hajar Aswad, salat sunah dua rakaat di dekat makam Nabi Ibrahim, dan berdoa di Multazam.

Kemudian, jamaah haji melaksanakan salat sunah dua rakaat di Hijir Ismail, mengerjakan Sai atau berjalan tujuh kali dari bukit Safa ke bukit Marwah, tahalul kedua dan menggunting kembali setidaknya tiga helai rambut.

6. Mabit di Mina

Usai melaksanakan prosesi ibadah haji hingga tanggal 10 Zulhijah, maka masuklah jemaah pada hari tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah). Pada saat ini, jemaah haji akan kembali ke Mina dan melakukan mabit atau bermalam.

Jemaah kembali melemparkan jumrah setelah setiap siang pada hari Tasyrik, yaitu jumrah ula, wusta, dan aqabah, masing-masing sebanyak tujuh kali. Setelah selesai, jemaah boleh kembali ke Makkah yang menandakan seluruh rangkaian ibadah haji selesai.

Pada proses manasik haji, pelatih akan menjelaskan tentang tata cara dan aturan mabit di Mina tersebut. Sebab, jemaah diperbolehkan meninggalkan Mina pada 12 Zulhijah setelah melempar jumrah yang disebut nafar awwal. Namun, akan lebih sempurna bila jamaah meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah sehingga melakukan lempar jumrah pada tiga hari tasyrik yang disebut nafar sani.

7. Tawaf Wada

Urutan yang terakhir adalah tawaf wada atau tawaf perpisahan sebagai bagian dari penutup ibadah haji. Pada saat ini, jemaah sudah boleh kembali ke negara masing-masing ataupun kembali ke Madinah jika belum berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.

Itulah urutan dan tata cara manasik haji yang sesuai dengan rangkaian ibadah haji sebenarnya. Dengan adanya manasik haji, calon jemaah dapat berlatih sebelum melakukan ibadah sebenarnya di Tanah Suci, serta menghafal niat dan doa yang perlu dibaca.

Niat dan Doa Ibadah Haji

Selain urutan dan tata cara haji, saat manasik haji para calon jemaah haji juga akan diajarkan doa-doa yang wajib dibaca. Berikut adalah niat serta doa yang perlu dihafalkan untuk menunaikan rangkaian ibadah haji.

1. Niat Haji

Sama seperti ibadah lainnya, niat haji hukumnya wajib dibaca sebelum memulai proses ibadah haji. Niat haji sebelum memulai ihram untuk memastikan seluruh proses ibadah haji sah dilakukan. Berikut adalah niat haji yang wajib dibaca.

Nawaitul Hajja Waahramtu Bihi Lillahi Ta’ala Labbaika. Allahumma Hajjan

Artinya: “Aku berniat melaksanakan ibadah haji dan ihram karena Allah. Aku menyambut panggilanmu (Allah) untuk pergi haji.”

2. Doa Talbiyah

Saat manasik haji, calon jemaah juga diminta membaca bahkan menghafalkan doa talbiyah yang akan sering dibaca pada proses ibadah haji. Doa ini dipanjatkan saat memulai ihram sampai dengan masuk ke Masjidil Haram. Berikut adalah doa talbiyah yang dikumandakan para jemaah haji.

Labbaik Allahumma Labbaik. Labbaika Laa Syariika Laka Labbaik. Innal Hamda Wa Ni’mata Lakawal Mulk Laa Syariikalakaa.

Artinya: “Aku datang memenuhi panggilanmu Ya Allah, aku datang. Aku penuhi panggilanmu Ya Allah, tiada sekutu bagimu, aku penuhi panggilanmu. Sesungguhnya segala puji, semua nikmat, dan kerajaan hanya milik-mu, tidak ada sekutu bagimu Ya Allah.”

Kemudian, usai membaca doa talbiyah, jemaah melantunkan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai berikut:

Allahumma Sholli Wa Sallim ‘Ala Sayyidina Muhammadin Wa ’Ala Ali Sayidina Muhammad.

Artinya: “Ya Allah berikanlah kesejahteraan dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya.”

3. Doa Masuk Kota Makkah

Saat manasik haji akan disimulasikan para calon jemaah memasuki Kota Makkah. Pada saat itu, ada doa yang perlu dibaca, sebagai berikut:

Allahumma haadza haramuka wa amnuka faharrimlahmi wadamii wabasyarii ‘alannar, wa aminnii min ‘adzabika yauma tab’atsu ‘ibaadaka waj’alnii min auliyaa ika wa ahli thoo’atik.

Artinya: “Ya Allah kota ini adalah tanah Haram-Mu dan tempat yang aman, maka hindarkanlah daging, darah, rambut, bulu dan kulitku dari neraka. Amankanlah aku dari siksamu pada hari Engkau membangkitkan aku ke dalam golongan auliamu dan ahli taat padamu.”

4. Doa Melihat Kabah

Setelah datang ke Makkah, jemaah haji menuju Kabah untuk melakukan tawaf. Saat melihat Kabah, jemaah diminta untuk membaca doa berikut:

Allahumma Antas Salaamu Wa Minkas Salaamu Hayyinaa Rabbana Bissalaami.

Artinya: "Ya Allah engkau adalah Maha Sejahtera. Kaulah sumber segala kesejahteraan, Berikanlah kami hidup yang sejahtera”.

5. Doa Tawaf

Manasik haji juga akan mengajarkan niat dan doa tawaf yang merupakan salah satu rukun haji yang tidak boleh ditinggalkan. Sebelum memulai tawaf, jemaah wajib membaca niat berikut:

Allaahumma Inni Nawaitu Thawaafa Baitikal Mu’azhzhami Sab’ata Asyawaathin Fassiru Lii Wa Taqabbalhu Minnii Bismillaahi Allahu Akbaru Allahu Akbaru Wa Lillahil Hamdu.

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku berniat tawaf di rumah-Mu yang agung ini sebanyak 7 (tujuh) kali. Mudahkanlah untukku dan terimalah tawafku dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan segala puji bagi Allah.”

Kemudian, jemaah melakukan tawaf atau memutar Kabah sebanyak tujuh kali dengan membaca tujuh doa yang berbeda. Berikut adalah doa-doa yang dibaca saat tawaf.

Doa putaran pertama tawaf, sebagai berikut:

Subahaanallaahi walhamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu allahu akbar. wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimi. Wash shalaatu wassalaamu’alaa rasuulillaaahi shallallaahu ‘alaihi wa sallama. Allahumma imanan bika wa tashdiqan bikitaabika wa wafaa’an bi’aadhika wattibaa’an li sunnati nabiyyika muhammadin shallaahu ‘alaihi wa sallama. Allahumma inni as’alukal ‘afwa wal ‘aafiya wal mu’aafatan daaimata fid diini wad dunyaa wal aakhirati wal fauza bil jannati wannajaata minan naari.

Doa putaran kedua tawaf, sebagai berikut:

Allahumma innaa haadzal baita baituka wal haraama haraamuka wal amna amnuka wal ‘abda ‘abduka wa anaa ‘abduka wabnu ‘abdika wa haadzaa maqaamu ‘aidza bika minannaari faharrim luhuumanaa wa basyaranaa ‘alannaari. Allahumma habbib ilainal iimaana wa zayyinhu fii quluubinaa wa karrih ilainal kufra wal fusuuqa wal ‘ishyaanaa waj’alnaa minar raasyidiina. ALlahumma qinii ‘adzaabaka yauma tab’atsu ‘ibaadaka. Allahummarzuqnal jannata bighairi hisaabin.

Doa putaran ketiga tawaf, sebagai berikut: 

Allahumma inni a’udzubika minasysyakki wasysyirki wasysyiqaaqi wannifaaqi wa suu’il akhlaaqi wa suu’il manzhari wal munqalabi fil maali wal ahli wal waladi. Allahumma innii as’aluka ridhaaka wal jannata wa a’udzubika min shkathika wannaar. Allahumma innii a’udzubika min fitnatil qabri wa a’udzubika min fitnatil mahyaa wal mamaati.

Doa putaran keempat tawaf, sebagai berikut: 

Allahummaj’alnii hajjan mabruuran wa sa’yan masykuuran wa dzanban maghfuura wa ‘amalan shaalihan maqbuulan wa tijaaratan lan tabuura. Ya ‘aalima maa fish shuduuri akhrijnii minazh zhulumaati ilannuri. ALlahumma inni as ‘aluka mujibaati rahmatika wa ‘azaa’imi maghfiratika wassalaaamata min kulli itsmin wal ghaniimata min kulli birrin wal fauza bil jannati wannajaata minannaari. Rabbi qanni’nii bimaa razaqtanii wa baariklii fiimaa ‘athaitanii wakhluf ‘alaynaa kulla ghaibatin minka bikhairin.

Doa putaran kelima tawaf, sebagai berikut:

Allahumma azhillanii tahta zhilli ‘arsyika yauma laa zhilla illaa zhilluka walaa baqiya illaa wajhuka wa asqini min haudhi nabiyyika muhammadin shallallaahu ‘alaihi wasallama syurbatan haniii’atan marii’atan laa azah’u ba’dahaa abadan. Allahumma innii as’aluka min khairi maa sa’alaka minhu nabiyyiuka muhammadun shallallaahu ‘alaihi wa sallama wa a’uudzubika min syarri maa ‘aadzaka minhu nabiyyuka muhammadun shallallahu ‘alaihi wa sallama. Allahumma innii as’alukal jannata wa na’iimahaa wa maa yuqarribunii ilaihaa min qaulin au fi’lin au ‘amalim wa a’udzubika minannaari wa maa yuqaarribunii ilaihaa min qaulin au fi’lin au ‘amalain.

Doa putaran keenam tawaf, sebagai berikut:

Allahuma innaa laka ‘alayya huquuqan katsiratan fiima bainii wa bainaka wa huquuqan katsiran fiiimaa bainii wa baina khalqika. Allahumma maa kaana laka minhaa faghfirhu lii wa maa kaana likhalqika fatahammalhu ‘annii wa aghninii bihalaalila ‘an haraamika wa bithaa’atika ‘an ma’shiyyatika wa bidadhlika ‘amman siwaaka yaa waasi’al maghfirati. Allahumma inna baitaka ‘azhiimun wa wajhaka kariimun wa anta yaa allahumma haliimun kariimun ‘azhiimun tuhibbul ‘afwa fa’fu’annii.

Doa putaran ketujuh tawaf, sebagai berikut:

Allhumma innii as’aluka iimaanan kaamilan wa yaqiinan shaadiqan wa rizqan waasi’an wa qalban khaasyi’an wa lisaaanan dzaakiran wa halaalan thayyiban wa taubatan nashuuhan wa taubatan qablal mauti wa maghfiratan wa rahmatan ba’dal mauti wal ‘afwa ‘indal hisaabi wal fauza bil jannati wannajaata minannaari birahmatika yaa ‘aziizu bishshaalihin.

6. Doa Sai

Terakhir ada pula doa yang wajib dibaca saat melakukan rangkaian Sai. Berikut doa yang dipanjatkan jemaah haji saat Sai.

Abda Ubimaa Ba’da Allahu Bihi Warasuulluh. Innasshafaa Wa Marwata Min Sya’Aairillaah Faman hajjal Baita Awi’tamara fallaa junaaha ‘alaihi Ansyathawwa Fabi himaa Wamantathawwa ‘Akhairan Fa Innallaha Syaakirun ‘Aliim.

Artinya: “Aku memulai apa yang sudah dimulai oleh Allah dan oleh Rasul. Sesungguhnya bukit Shafa dan bukit Marwah sebagian dari tanda kebesaran Allah. Barang siapa yang pergi haji ke rumah Allah atau umrah maka tidak ada dosa bagi yang mengerjakan sa’i diantara keduanya”.

Pahami Urutan Haji dan Doa-doa

Demikianlah informasi terkait urutan, tata cara, serta doa yang akan diajarkan pada saat manasik haji. Dengan adanya manasik haji, calon jemaah akan diajarkan praktik haji dalam skala kecil dan ringan. Nah, calon jemaah wajib memahami urutan yang diajarkan saat manasik serta menghafal doa-doa dalam prosesi ibadah haji.

Adapun, petugas haji akan mengerahkan dan membimbing, serta memberi buku panduan yang bisa dipelajari calon jemaah haji. Semoga informasi pada artikel ini dapat menambah pengetahuan, serta bermanfaat bagiyang hendak menunaikan ibadah haji.