Karier Marina Budiman, Pengusaha yang Masuk Daftar 10 Perempuan Terkaya Asia Tenggara
Marina Budiman ialah salah satu pengusaha wanita paling kaya di Indonesia. Menurut Forbes, total kekayaannya kini mencapai 1,5 miliar Dollar AS (kurang lebih Rp21,48 triliun). Itulah sebabnya ia menduduki peringkat ke-30 dalam daftar orang terkaya Republik Indonesia versi Forbes tahun 2021.
Marina Budiman dijuluki sebagai Ratu Data, mengingat pencapaiannya yang mendirikan perusahaan penyedia layanan internet pertama di tahun 1994 silam. Kemudian bersama Otto Toto Sugiri, Marina Budiman mendirikan PT DCI Indonesia di tahun 2011 lalu.
Wanita kelahiran 1961 ini sebelumnya mempelajari Ekonomi dan Keuangan (Strata-1) di University of Toronto. Meski berlatar belakang pendidikan Ekonomi dan Keuangan yang lengkap dengan cita-cita menjadi bankir, nyatanya Marina mempunyai ketertarikan tinggi terhadap ranah teknologi.
Belakangan, pesatnya kemajuan dan perkembangan teknologi yang disukainya itu pun membuka jalan bagi Marina untuk tak hanya berkarya, tapi juga berjaya dengan banyak kekayaan.
Baca Juga: Profil Dewi Kam, Pebisnis Wanita Terkaya Se-Asia Tenggara dari Indonesia
Sempat Bercita-cita Menjadi Seorang Bankir
Marina Budiman (Sumber: swa.co.id)
Pernah berangan-angan menjadi bankir, Marina kemudian bekerja sebagai account officer di PT Bank Bali pada tahun 1985. Di sinilah awalnya perjalanan karier Marina Budiman bersinggungan dengan Otto Toto Sugiri.
Selama bekerja di sana, Marina Budiman dipercaya menjalankan proyek dan tugas-tugas yang berkenaan dengan instalasi software perusahaan. Di saat itulah Marina menyadari besarnya peran dan peluang teknologi dalam berbisnis.
Selain itu, Marina sempat juga bekerja di PT Sigma Cipta Caraka pada tahun 1989. Kala itu, ia didapuk menjadi manajer proyek dan terus bertahan hingga tahun 2000.
Kemudian pada tahun 2000, Marina menjadi Chief Financial Officer di PT Sigma Cipta Caraka. Yang terjadi selanjutnya, Telkom Indonesia lantas mengakuisisi PT Sigma Cipta Caraka di tahun 2008.
Sehingga setelahnya, Marina pun beralih posisi menjadi Sales and Delivery Director hingga tahun 2010.
Karier yang Meroket Bersama DCI Indonesia
Beralih ke tahun 2016, Marina lantas dipercaya untuk menduduki posisi Presiden Komisaris DCII yang didirikannya bersama para rekan. Hingga memasuki 2021, DCI Indonesia sukses melantai di bursa saham.
Penawaran saham perdananya ternyata mendapat sambutan hangat oleh publik dan pelaku pasar. Dan ini mencakup Salim Group yang belakangan diketahui telah meningkatkan porsi kepemilikannya terhadap perusahaan (naik dari 3% kini menjadi 11%).
Dengan keberuntungan yang berpihak, harga saham DCI Indonesia kemudian melonjak jauh hingga ke angka Rp59.000. Dapat dipastikan, peningkatan yang signifikan tersebut akhirnya membayar kerja keras para pendirinya selama puluhan tahun. Padahal sebelumnya, nilainya hanya Rp525.
Di tahun 2021, DCI Indonesia sukses berkembang sebagai perusahaan pusat data Tier IV yang pertama di wilayah Asia Tenggara. Alhasil, karier Marina Budiman, Otto Toto Sugiri, dan rekanan mereka pun menjadi semakin moncer.
Baca Juga: Bisa Ditiru, Begini Strategi Bisnis Hendy Setiono Kembangkan Kebab Turki Baba Rafi
Mencapai Puncak Kesuksesan dengan DCII
Sebagai operator pusat data yang paling besar di Tanah Air, DCI Indonesia memiliki pangsa pasar yang lebih dari 50%. Bahkan faktanya, DCI Indonesia telah berkembang menjadi salah satu perusahaan publik yang diketahui paling berharga dalam negeri.
Karena pesatnya pertumbuhan digital di Indonesia, alhasil perusahaan ini mengalami kenaikan income yang mencapai 81%. Adapun peningkatan keuntungan atau labanya telah menembus hingga ke angka 57% dalam waktu beberapa tahun terakhir.
DCI Indonesia sendiri mempunyai begitu banyak pelanggan. Terutamanya adalah 134 perusahaan finansial serta 44 perusahaan sektor telekomunikasi.
Kemudian ada pula sejumlah perusahaan e-commerce yang paling besar di wilayah Asia yang menjadi pelanggan DCI Indonesia.
Mempunyai Dua Sumber Income Terbesar
Dua sumber pendapatan terbesar Marina Budiman ialah Indonet dan DCI Indonesia. Marina mendirikan Indonet, atau PT Indointernet Tbk (EDGE) pada tahun 1994 bersama rekannya, Otto Toto Sugiri. Namun, duet Marina dan Otto ini tak hanya berhenti sampai di situ saja.
Bersama rekanan lainnya yang bernama Han Arming Hanafia, Marina dan Otto lantas mendirikan PT DCI Indonesia di tahun 2011. Perusahaan inilah yang lantas membuat Marina Budiman dan Otto Toto Sugiri sukses meraup pundi-pundi kekayaan.
Seperti diketahui, Marina Budiman mempunyai setidaknya 26,27% saham di DCI Indonesia. Kepemilikan ini menjadi yang kedua terbesar setelah nama Otto Toto Sugiri. Adapun di Indonet, Marina memegang kepemilikan saham 3,85%.
Mendapat Julukan “Ratu Data” karena Kiprahnya
Selama lebih dari dua dasawarsa berkarier di sektor perbankan, bisnis, dan teknologi, Marina Budiman semakin menyadari akan pentingnya teknologi digital. Menurutnya, pasar lokal belum dimaksimalkan secara optimal di bidang ini.
Pasalnya, kapasitas pusat data di Tanah Air sendiri masih kalah bila hendak dibandingkan dengan para negara tetangga. Keadaan ini jugalah yang membuatnya mendirikan Indonet serta DCI Indonesia.
Sehingga tak heran jika banyak pihak yang menyebut Marina Budiman sebagai Ratu Data, mengingat perjalanan karier serta bidang yang digelutinya sekian lama.
Pelayanan Infrastruktur Pusat Data Cloud Kelas Dunia
Bahkan, nama DCII dewasa ini menjadi semakin tersohor dan jadi sorotan hingga ke wilayah Asia Tenggara. Melansir website resminya, DCII menjadi perusahaan penyedia data center yang bertujuan untuk memicu pasar komunitas bisnis.
DCII terus menyediakan service kelas dunia seputar infrastruktur pusat data cloud, operator, serta jejaring yang andal. Terus berekspansi, DCII masih menambah dan meningkatkan pelayanannya secara maksimal, dan ini mencakup ketersediaan gedung tambahan yang berdaya 300 MW.
Di samping itu, DCI Indonesia juga tak hanya menjaga aset berharga para pelanggannya. Tapi juga mengedepankan ketersediaan keamanan data setiap saat.
Salah Satu Pengusaha Wanita Terkaya Tanah Air
Deretan nama orang-orang terkaya di Indonesia umumnya didominasi oleh kaum Adam. Sehingga tak banyak nama perempuan yang bisa menjadi bagian di dalamnya.
Namun sejak 2021, nama Marina Budiman telah masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya di Republik Indonesia. Seperti layaknya Dewi Kam, nama Marina Budiman memang terbilang pendatang baru di dalam daftar prestisius tersebut.
Karena sebelumnya, daftar itu hanya diisi oleh dua orang nama pengusaha perempuan seperti Kartini Muljadi dan Arini Subianto. Namun kini, dengan jumlah kekayaan bersih yang membuat publik berdecak kagum, nama Marina Budiman pun sukses mengambil bagian dalam list tersebut.
Rekam jejak kariernya juga tak pelak jadi sorotan. Sehingga, dari yang tadinya namanya jarang terdengar, kini Marina Budiman jadi semakin dikenal luas di kalangan masyarakat.
Perempuan Terkaya Ke-10 di Asia Tenggara
Dan di tahun 2023 ini, nama Marina Budiman berada di peringkat ke-10 dalam daftar wanita terkaya di Asia Tenggara versi Forbes. Nama Marina masuk ke dalam daftar bergengsi tersebut bersama Dewi Kam di peringkat pertama, yang juga berasal dari Indonesia.
Sementara perempuan terkaya di Asia Tenggara lainnya adalah Somurai Jaruphnit dari Thailand, Teresita Sy-Coson dan Elizabeth Sy yang asal Filipina, dan Thi Phuong Thao Nguyen dari Vietnam.
Daftar tersebut juga diisi oleh Shu Ping dari Singapura, serta tiga bersaudara Diana Teh Li Shing, Lillian Teh Li Ming, dan Lillyn Teh Li Hua dari Malaysia. Dengan kekayaannya yang ditaksir menembus angka Rp21 triliun, Marina Budiman menjadi orang terkaya ke-44 di Republik Indonesia.
Selain itu, nama Marina Budiman juga menduduki peringkat ke-2405 orang terkaya di dunia tahun 2023 menurut Forbes.
Pandai Melihat Peluang Tersembunyi yang Menguntungkan
Dalam wawancara dengan sejumlah media terkemuka, Marina menceritakan perjalanan kariernya. Betapa ia menemukan bahwa peranan teknologi sangatlah besar dalam proses perkembangan bisnis apapun.
Melansir CNN, Marina beranggapan bahwa teknologi sangat membantu ekspansi dan kemajuan sebuah bisnis. Ia berpendapat bahwa ranah teknologi tak akan pernah terasa membosankan sehingga menyenangkan untuk diulik dan digali.
Menyadari fakta tersebut membuatnya melihat peluang teknologi dan bisnis yang pada hakikatnya terus berkesinambungan dan tak dapat dipisahkan. Bersama rekan-rekannya, Marina pun mencetuskan Indonet yang peranannya sangat besar dalam ranah industri teknologi digital dalam negeri.
Pada tahun 1994 lalu, Indonet telah menjadi perusahaan penyedia layanan akses internet yang pertama di Indonesia. Tentunya hal ini tak hanya mencetak sejarah saja, tapi juga mendatangkan banyak manfaat dan kemajuan di berbagai bidang dan lapisan kehidupan masyarakat.
Itulah ulasan perjalanan karier Marina Budiman, salah satu pengusaha wanita paling tajir di Indonesia yang prestasinya cemerlang.