Keliru dan Tak Sesuai Fakta, Ini 15 Mitos Bitcoin yang Masih Sering Dipercaya Orang

Tidak dapat dipungkiri jika kehadiran mata uang crypto atau cryptocurrency seperti Bitcoin memiliki pro dan kontra di mata dunia. Banyak orang yang menganggap jika kemunculan uang digital tersebut sebagai inovasi hebat di dunia finansial dan menggandrunginya. Namun, tidak sedikit pula orang yang masih takut dan menghindari investasi crypto karena masih percaya dengan sederet mitos Bitcoin yang sebenarnya telah terbantahkan. 

Memang, di awal peluncurannya, Bitcoin kerap dihubungkan dengan aktivitas negatif di dunia maya. Mitos Bitcoin yang buruk lainnya pun terus bermunculan dan menimbulkan stigma negatif di masyarakat. 

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, manfaat mata uang crypto tersebut telah berkembang pesat dan mulai ramai dijadikan sebagai instrumen investasi serta trading yang menjanjikan. Mitos Bitcoin yang membuat citra buruk di masyarakat pun lama kelamaan terbantahkan. 

Lalu, apa saja 15 mitos Bitcoin yang keliru dan tak sesuai fakta yang masih sering dipercaya orang? Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasan berikut ini.

Mitos-Mitos Bitcoin

Bitcoin

1. Jadi Alat Transaksi Kejahatan

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, awal kemunculan Bitcoin identik dengan hal negatif seperti tindak kriminal di internet. Hal ini dikarenakan sifat aset crypto yang terdesentralisasi membuat identitas pemiliknya tidak bisa diketahui.

Faktanya, transaksi Bitcoin yang sifatnya pseudonim tak 100 persen anonim atau tidak bisa diketahui pemiliknya. Setiap transaksi Bitcoin tercatat di blockchain secara transparan untuk publik. Hal ini tentu menyulitkan pelaku kriminal untuk beroperasi menggunakan mata uang ini tanpa diketahui jejaknya. 

2. Tak Mempunyai Nilai Intrinsik

Mitos Bitcoin lainnya adalah banyak orang percaya jika aset tersebut tak mempunyai nilai intrinsik dan hanya berdasarkan spekulasi. Sebenarnya, nilai intrinsik dari aset ini dilihat dari fungsinya sebagai uang terdesentralisasi serta biaya mining atau penambangannya. 

Seperti yang kamu tahu, Bitcoin memiliki mekanisme konsensus yang disebut proof of work. Di mana dengan mekanisme konsensus tersebut, penambang bisa mendapatkan imbalan ketika berhasil memecahkan teka-teki matematika pada sistem transaksinya. Karena alasan ini pula sejumlah negara mulai meresmikan Bitcoin menjadi alat pembayaran pada sejumlah jenis transaksi. 

3. Jadi Aset untuk Menggelapkan Pajak

Selain itu, Bitcoin juga pernah menjadi perbincangan hangat di masyarakat karena bisa digunakan untuk menghindari pajak. Sebenarnya, kebijakan tentang pajak Bitcoin ini disesuaikan dengan aturan di setiap negara. 

Sebagai contoh, Amerika Serikat menganggap mata uang crypto ini sebagai aset bernilai pajak selayaknya uang atau harta kekayaan lainnya. Sementara di Swiss, kepemilikan crypto tak termasuk sebagai objek pajak. Dalam kata lain, mitos Bitcoin ini tidak sepenuhnya benar karena pengenaan pajak pada Bitcoin menyesuaikan dengan ketentuan negara yang bersangkutan.

4. Tak Ada Jaminan Keamanan

Selain itu, mitos Bitcoin lainnya adalah tak ada jaminan keamanan pada aset tersebut, seperti risiko peretasan dan pencurian. Padahal, hingga saat ini, belum pernah terjadi aksi peretasan pada jaringan Bitcoin dan masalah double spend pada transaksinya juga sudah diatasi melalui catatan blockchain yang tak dapat diubah.

Akan tetapi, risiko peretasan tidak bisa dijamin pada sistem keamanan bursa crypto sebagai wadah memperoleh Bitcoin. Jika penyedia layanan tersebut lengah, peretas bisa saja memanfaatkan celah untuk meretas private key dan menguras habis aset crypto di dalamnya. Namun, dari jaringan Bitcoin sendiri, keamanannya terjamin dari risiko peretasan atau semacamnya. 

5. Nilainya Bisa Meletus Sewaktu-Waktu

Nilainya yang terus melambung tinggi memunculkan mitos gelembung Bitcoin yang bisa saja meletus sewaktu-waktu. Hal ini memang sempat terjadi beberapa kali seperti pada tahun 2014 dan 2021. Tapi, meski pernah mengalami bubble burst, nilai Bitcoin terbukti mampu bangkit bahkan hingga mencapai harga tertinggi barunya melebihi 1 miliar rupiah dan menjadi bukti kekuatan aset tersebut. 

6. Instrumen Investasi Bodong

Kamu tentu pernah mendengar kabar adanya penawaran koin crypto baru yang sebenarnya merupakan modus investasi bodong yang merugikan banyak orang. Dianggap sama oleh orang awam, praktik penipuan tersebut menyeret pula nama Bitcoin sebagai instrumen investasi bodong. 

Kenyataannya, setiap aset crypto baru tak memiliki kaitan apa pun dengan Bitcoin. Malahan, Bitcoin merupakan salah satu aset crypto terbesar dan terpercaya saat ini yang tidak mungkin bisa dijadikan sebagai modus investasi palsu karena nilainya yang terlampau tinggi.

7. Mempunyai Skema Ponzi

Mitos Bitcoin paling umum lainnya adalah aset tersebut mempunyai skema ponzi di mana investor bergantung dengan investor lain agar bisa memperoleh keuntungan. Salah besar, nilai Bitcoin tak bergantung pada individu maupun entitas tertentu. Faktanya, Bitcoin mendapatkan nilainya dari fungsi dan transparansi teknologinya dalam menciptakan jaringan transaksi terdesentralisasi bagi para penggunanya.

8. Terlalu Rumit dan Berisiko

Bagi orang awam, Bitcoin memang terkesan rumit dan berisiko dijadikan sebagai aset investasi atau trading. Namun, jika sudah mulai mempelajari aset tersebut, Bitcoin sebenarnya tidak terlalu kompleks dipahami. Bahkan, saat ini ada banyak platform investasi crypto di smartphone yang mudah diakses dan dirancang untuk bisa dijangkau oleh pengguna dari semua kalangan. 

9. Penggunaannya Membahayakan Lingkungan

Mitos tentang Bitcoin yang keliru lainnya adalah klaim jika penggunaan aset tersebut membahayakan lingkungan karena daya energi untuk mining yang sangat besar. Proses mining aset ini memang menggunakan sistem komputer tingkat tinggi yang mengonsumsi tenaga listrik cukup besar. 

Namun, hal ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sistem keuangan konvensional yang membutuhkan energi besar, seperti penggunaan uang kertas dan koin. Di samping itu, inovasi baru juga terus dilakukan dan berhasil memunculkan solusi mining Bitcoin ramah lingkungan dengan penggunaan energi lebih terjangkau. 

10. Harganya Stagnan Sejak Lama

Ada pula mitos Bitcoin di masyarakat yang menganggap jika harga dari aset crypto tersebut stagnan dan tak berkembang sejak lama. Misalnya, tidak sedikit orang yang meyakini jika nilai aset ini tak akan bisa melampaui rekor tertingginya di tahun 2017. Faktanya, nilai Bitcoin masih terus menguat dan berhasil meraih rekor tertinggi yang baru pada tahun 2024, serta masih bisa terus bertumbuh ke depannya. 

11. Volatilitas Terlalu Tinggi untuk Fungsi Praktikal

Selain itu, ada pula yang meyakini jika Bitcoin selamanya tidak akan bisa memiliki fungsi praktikal karena volatilitas harganya terlalu tinggi. Pada kenyataannya, nilai aset crypto ini diperkirakan akan lebih stabil di masa depan dan bisa diadopsi sebagai alat pembayaran. Hal ini dibuktikan dengan penerimaan aset crypto sebagai alat pembayaran resmi di sejumlah negara dan institusi tertentu. 

12. Nilainya Dikendalikan Entitas Tertentu

Beberapa orang takut investasi atau trading Bitcoin karena menganggap jika nilainya dikendalikan oleh entitas tertentu, misalnya perusahaan atau individu. Padahal, aset ini didesain agar menjadi aset terdesentralisasi dan tak bisa dikendalikan oleh pihak tertentu. Keputusan terkait regulasi dan perkembangannya pun dibuat komunitas penggunanya sehingga mampu menguntungkan semua pihak. 

13. Kalah Saing dengan Altcoin

Sebagai mata uang crypto pertama yang hadir di tahun 2009, banyak orang berspekulasi jika takhta Bitcoin akan segera dikalahkan dengan altcoin atau aset crypto lain. Namun, hingga saat ini, BTC masih merajai dunia crypto dan belum ada aset lain yang bisa menyalip harganya. Kepercayaan serta popularitas Bitcoin juga masih terbangun dan diyakini tidak akan mudah digantikan koin crypto lain dalam waktu dekat. 

14. Transaksinya Mahal dan Lambat

Dulu, proses transaksi Bitcoin dikenal lama serta membutuhkan biaya tinggi. Untungnya, saat ini masalah tersebut telah diatasi dengan peningkatan kapasitas dan teknologi pada jaringannya. Untuk sekarang, melakukan transaksi Bitcoin hanya membutuhkan waktu beberapa menit serta biaya yang lebih terjangkau disesuaikan dengan prioritas penggunanya.

15. Investasi Bitcoin Adalah Judi

Mitos Bitcoin yang terakhir adalah banyak orang yang masih menganggap investasi di instrumen tersebut hanya berlandaskan spekulasi dan judi. Faktanya, potensi keuntungan investasi di aset ini bisa dimaksimalkan melalui analisis, riset, dan kemampuan membaca pasar yang cermat. Walaupun risikonya memang tak bisa sepenuhnya dihilangkan, tapi investasi Bitcoin dianggap masih menjanjikan dalam jangka panjang asal memahami industri dan teknologinya. 

Ketahui Kebenaran Mitos Bitcoin agar Tak Selamanya Tenggelam dalam Kesalahan

Popularitas Bitcoin yang melejit beberapa tahun belakangan ini nyatanya tidak bisa menepis sejumlah mitos negatif yang menyelimutinya. Padahal, tidak sedikit mitos Bitcoin terbukti keliru dan tak sesuai fakta. Jadi, cari tahu dulu kebenaran dari mitos seputar aset crypto ini agar tak menjerumuskanmu ketika ingin terjun berinvestasi atau trading Bitcoin.