Umum Terdengar, Apa Sih Fakta di Balik 12 Mitos Pinjaman Ini?

Ketika membicarakan soal pinjaman atau utang, banyak orang pasti langsung merasa skeptis dan menganggapnya sebagai hal yang harus dihindari. Bukan tanpa alasan, mengajukan pinjaman atau kredit memang acap kali memiliki stigma yang buruk di masyarakat. 

Hal tersebut didukung pula oleh banyaknya mitos pinjaman yang kerap menjadi momok bagi orang-orang yang ingin mengajukannya. Belum lagi mitos yang sebenarnya tak sesuai dengan fakta di lapangan, membuat banyak orang salah kaprah serta hanya memicu ketakutan saat ingin mengajukan pinjaman.

Nah, untuk kamu yang ingin tahu apa saja 12 mitos pinjaman yang umum terdengar dan faktanya, simak penjelasan berikut ini. 

  1. Skor Kredit dan Penghasilan Adalah Syarat Pinjaman Diterima

    Mitos pinjaman pertama yang pasti pernah kamu dengar sebelumnya adalah syarat pengajuan pinjaman diterima hanyalah skor kredit dan penghasilan yang dimiliki nasabah. Sebenarnya, mitos ini tidak sepenuhnya salah karena penyedia pinjaman umumnya mempertimbangkan kedua faktor tersebut dalam memberi persetujuan terhadap pengajuan calon nasabahnya. 

    Namun, selain skor kredit dan besarnya penghasilan, ada beragam faktor lain yang mampu mempengaruhi potensi pinjaman diterima atau tidak. Beberapa di antaranya adalah kelengkapan berkas dan dokumen persyaratan yang diminta, ketentuan aset yang dijadikan jaminan, dan sebagainya. 

    Jika ada satu saja syarat yang tak terpenuhi, pengajuan pinjaman kemungkinan besar akan ditolak. Oleh karena itu, pastikan untuk memahami dulu apa saja syarat dan ketentuan layanan kredit yang ingin diajukan, serta pastikan semuanya mampu dipenuhi. 

  2. Tak Ada Lagi Kesempatan Pinjaman Saat Pengajuan Ditolak

    Tidak jarang seseorang akan langsung menyerah mengajukan pinjaman saat pengajuannya di salah satu layanan ditolak. Hal ini dikarenakan mereka percaya mitos pinjaman jika sekali ditolak, pengajuan kredit tidak akan pernah diterima, meski diajukan di layanan yang berbeda. 

    Mitos ini tentu saja tidak tepat karena setiap layanan kredit memiliki syarat dan ketentuan yang berbeda. Dalam kata lain, bisa jadi pengajuan pinjamanmu yang ditolak di satu layanan akan diterima di layanan lain. Selayaknya dengan mitos pertama, kamu perlu memahami persyaratan pinjaman dan mampu memenuhi semuanya agar pengajuannya tak berakhir dengan penolakan. 

  3. Berutang Hanya Berdampak Buruk

    Anggapan lainnya yang sering kali dipercaya masyarakat awam adalah utang hanya memberi dampak buruk bagi keuangan. Bahkan, kata utang saja secara otomatis dianggap memiliki konotasi negatif, dan orang yang menanggung utang dilabeli sebagai hal yang tabu atau aib.

    Tapi, tahukah kamu jika tidak semua utang itu tergolong sebagai hal yang buruk? Tergantung kebutuhan, utang malah bisa menjadi cara untuk mengatasi masalah finansial dan mampu meningkatkan tingkat kekayaan seseorang. 

    Kondisi tersebut biasa disebut sebagai utang produktif yang diajukan untuk meraih keuntungan atau hal yang produktif di masa depan. Contoh utang produktif sendiri cukup banyak, seperti menambah modal bisnis dan membeli perangkat untuk urusan pekerjaan. Yang penting, kelola tanggungan utang agar berada di tingkat yang wajar dan tak sampai terlalu berat membebani keuangan.

  4. Hanya Bisa Ajukan 1 Pinjaman Saja

    Selain itu, ada pula mitos di mana seseorang hanya bisa mengajukan 1 pinjaman saja di 1 waktu. Misalnya, ketika sedang menanggung utang KPR, kamu tidak bisa mengajukan kredit paylater atau pinjaman online. 

    Mitos ini tentu tidak benar karena seseorang dapat menanggung lebih dari 1 tagihan kredit sekaligus. Dalam catatan, beban cicilannya masih mampu dijangkau keuangan. Juga, syarat pengajuan pinjaman kedua biasanya lebih rumit karena ada pengecekan skor kredit dan kemampuan finansial yang ketat. 

  5. Hanya Pinjam di Lembaga Terbesar Saja

    Karena ketakutan pada layanan pinjaman bodong, beberapa orang hanya percaya untuk mengajukan kredit di lembaga besar saja. Bahkan, tidak sedikit di antaranya yang menganggap jika pengajuan kredit di layanan ternama memiliki potensi disetujui lebih besar. 

    Faktanya, hal tersebut tak memiliki keterkaitan sama sekali. Baik lembaga kecil atau besar, keduanya mempunyai prosedur khusus dalam menyetujui pengajuan pinjaman calon nasabahnya, seperti catatan keuangan dan skor kredit. Selain itu, dalam hal layanan, tidak jarang lembaga kecil menawarkan bunga kredit kompetitif demi bisa menggaet calon nasabah baru dan tidak kalah dengan layanan terkemuka. 

  6. Pinjaman Online Pasti Tidak Aman

    Jika melihat berita di surat kabar atau media sosial, pinjaman online kerap ditakuti karena marak penipuan dan layanan ilegal. Beredarnya kasus dari oknum tak bertanggung jawab tersebut membuat citra perusahaan fintech penyedia pinjaman online yang kredibel dan legal menjadi buruk serta tidak dipercaya masyarakat. 

    Sebenarnya, pinjaman online terbilang aman asal diajukan di lembaga resmi dan terpercaya. Beberapa cirinya adalah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK, identitas perusahaan jelas, tarif bunga dan biaya layanan transparan, dan sebagainya. Jadi, jangan anti dengan pinjaman online, terlebih jika kamu mencari layanan yang mudah diakses dan diajukan. 

  7. Banyak Biaya Tersembunyi di Pinjaman Online 

    Melanjutkan mitos sebelumnya, tidak sedikit orang juga mempercayai jika pinjaman online banyak membebankan biaya tersembunyi pada nasabahnya. Mitos ini tentu tidak sesuai dengan kenyataan karena layanan pinjaman online resmi pasti menjelaskan segala ketentuannya secara jelas dan transparan, termasuk biaya yang dibebankan pada nasabah. 

    Informasi ini pun bisa diakses melalui aplikasi atau situs resmi pinjaman online langsung oleh semua orang. Jadi, cermati ketentuan terkait biaya layanan tersebut agar tak merasa terjebak saat mengajukan pinjaman online. 

  8. Skor Kredit Tak Terpengaruh Pinjaman

    Mitos yang satu ini, tidak hanya banyak dipercaya, tapi juga salah besar dengan yang terjadi di lapangan. Ketika mengajukan pinjaman apa pun secara legal, baik di bank, fintech, atau lembaga resmi lain, catatan kreditnya akan mempengaruhi skor kredit yang dimilikinya. Jadi, pastikan untuk disiplin membayar cicilan pinjaman tepat waktu agar tak memperburuk skor kredit hingga berisiko menyulitkanmu mengajukan pinjaman di masa depan. 

  9. Tingkat Bunga Tak Pengaruhi Cicilan

    Selanjutnya, sebagian orang percaya jika tingkat bunga tak memberi pengaruh terhadap beban cicilannya. Penyebabnya tidak lain karena bunga tinggi biasanya diberikan pada pinjaman dengan tenor panjang yang membuat nominal cicilannya lebih kecil. Sebaliknya, bunga rendah dibebankan pada pinjaman dengan tenor pendek di mana nominal cicilannya lebih besar. 

    Padahal, jika dihitung total keseluruhan dana yang harus dikembalikan, pinjaman dengan bunga tinggi tentu jauh lebih besar dibanding bunga rendah. Tapi, kembali lagi, sesuaikan tenor dengan nominal cicilan yang mampu dijangkau keuangan agar terhindar dari risiko gagal bayar. 

  10. Tak Ada Alternatif Lain Selain Pinjaman

    Ketika dihadapkan dengan masalah keuangan, tidak sedikit orang langsung mencari solusinya dengan mengajukan pinjaman sebagai satu-satunya alternatif. Padahal, ada banyak opsi lain yang bisa dilakukan untuk menyiasati hal tersebut, seperti pegadaian, menjual barang tak terpakai, hingga menyiapkan dana darurat. Jadi, pertimbangkan dulu alternatif lain sebelum memutuskan untuk mengajukan pinjaman dan pilih opsi yang terbaik sesuai kebutuhanmu. 

  11. Pasti Butuh Jaminan

    Mitos lainnya, banyak orang masih menganggap jika mengajukan pinjaman harus disertai dengan aset berharga sebagai jaminannya. Untungnya, saat ini telah hadir layanan kredit yang tak memerlukan jaminan, yaitu Kredit Tanpa Agunan atau KTA. Layanan ini bisa menjadi alternatif bagi kamu yang ingin mengajukan pinjaman tapi tak mempunyai aset berharga sebagai agunannya. 

  12. Bunga dan Tenor Tidak Fleksibel

    Mitos pinjaman yang terakhir adalah bunga dan tenor yang ditawarkan tidak fleksibel alias susah disesuaikan dengan keinginan nasabah. Faktanya, kamu bisa memilih sendiri bunga dan tenor sesuai kebutuhan, misalnya 3 bulan, 6 bulan, hingga di atas 1 tahun. 

    Namun, pahami jika tingkat bunga dan tenor umumnya saling berkaitan. Misalnya, jika ingin mendapatkan tenor yang panjang, bunga yang dibebankan biasanya lebih tinggi, pun sebaliknya. 

Pahami Fakta di Balik Mitos Pinjaman agar Tak Keliru Memanfaatkannya

Dari 12 mitos pinjaman di atas, beberapa di antaranya mungkin pernah kamu dengar atau bahkan masih dipercaya hingga sekarang. Nah, karena sudah mengetahui fakta dibaliknya, kamu tentu bisa lebih tepat memanfaatkan pinjaman sesuai kebutuhan dan kondisi keuangan, bukan?