Menyingkap Serba-Serbi Mobil Hidrogen—Kelebihan, Kekurangan, hingga Harganya

Pesatnya kemajuan teknologi yang semakin canggih ikut berimbas pada perkembangan otomotif. Kini, motor dan mobil konvensional mulai ditinggalkan. Posisinya saat ini sedang digeser oleh mobil listrik, mobil hibrida, hingga perkembangan terbarunya—mobil hidrogen.

Diketahui, sejumlah produsen kendaraan kian gencar membuat dan menguji kendaraan dengan bahan bakar hidrogen, termasuk Toyota, Nissan, dan Hyundai. Dan layaknya mobil listrik serta mobil hibrida, mobil hidrogen pun ramah lingkungan.

Tertarik untuk membeli mobil hidrogen? Berikut sejumlah ulasan mengenai plus minus mobil hidrogen yang perlu diketahui, lengkap beserta cara kerja dan informasi harganya.

Baca Juga: Mobil Listrik: Rekomendasi, Kisaran Harga dan Tips Perawatannya

Mobil Hidrogen adalah Varian dari Mobil Listrik

Mobil Masa Depan

Mobil hidrogen sejatinya merupakan salah satu varian dari electric car. Sederhananya, mobil listrik yang tersedia saat ini dibagi ke dalam empat jenis, yakni mobil listrik murni, hybrid, plug-in hybrid, dan hidrogen. Berikut kilasan ikhtisarnya.

Varian

Penjelasan

Battery Electric Vehicle (BEV)

Mobil listrik murni berbasis baterai. Beroperasi sama sekali tanpa bahan bakar minyak (BBM), dan bergantung sepenuhnya pada daya dari baterai lithium-ion. Perlu diisi ulang di stasiun pengisian ulang listrik ataupun dari rumah.

Hybrid Electric Vehicle (HEV)

Mobil Hibrida/hybrid car yang juga disebut parallel hybrid/standard hybrid merupakan mobil listrik dengan bahan bakar yang baterainya tidak perlu diisi ulang. 

Dual sistemnya adalah mesin pembakaran (ICE) dan motor traksi listrik. Teknologi ini menggabungkan kombinasi sumber energi listrik serta bahan bakar minyak (BBM) untuk beroperasi.

Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV)

Mobil listrik yang juga perpaduan baterai dan bahan bakar. Namun pembedanya adalah, PHEV ini bisa juga diisi ulang daya baterainya alias di-charge (plug-in), seperti mobil listrik murni (BEV).

Ringkasnya, PHEV mendapat tenaga dari bensin, biodiesel, dan baterai. Biasanya bisa beroperasi dalam mode seluruhnya listrik (all-electric), serta hybrid mode; yaitu bersamaan menggunakan daya listrik dan bensin.

Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV)

Juga disebut sebagai kendaraan Zero Emission atau Fuel-Cell Vehicle (FCV). Menggunakan sumber energi hidrogen sepenuhnya dengan sistem sel bahan bakar. 

Cara kerjanya mirip dengan BEV, namun terdapat sistem yang mengkonversi energi kimia pada fuel-cell untuk menjadi listrik. Menggunakan mobil hidrogen, pengendara dapat mengucapkan selamat tinggal pada kepulan asap polusi. Karena reaksi kimia dari kendaraan ini hanyalah uap air.

Kelebihan Mobil Hidrogen

Mobil hidrogen dan mobil hibrida yang gabungan dengan daya listrik mempunyai sejumlah kelebihan dan kekuatan sebagai berikut.

  1. Green Mobility dan Rendah Emisi

    Mobil hidrogen memiliki plus minusnya tersendiri. Dari segi kekuatannya, mobil hidrogen mendukung terwujudnya green mobility (mobilitas hijau) yang ramah lingkungan dan rendah bahkan nol emisi. 

  2. Bebas Polusi Udara, Suara, dan Visual

    Bebas polusi, mobil hidrogen bersuara lebih halus dan tidak menimbulkan kebisingan yang berisik. Mobil hidrogen juga tak mengeluarkan kepulan asap di udara yang dapat mengganggu saluran pernapasan hingga penglihatan/visual bagi para pengendara.

  3. Lebih Hemat Energi dengan Biaya Operasional Lebih Murah

    Mobil hidrogen didukung dengan sumber energi berlimpah, sehingga tepat untuk menggantikan bahan bakar minyak. Dengan sumber energi yang berlimpah, maka biaya operasi sehari-hari pun jadi lebih hemat dan lebih murah ketimbang harga bahan bakar minyak. Selain itu, perawatan sehari-harinya pun terhitung lebih mudah dan minim biaya.

  4. Lebih Bertenaga dan Hasilkan Performa Terbaik

    Di samping hemat energi, mobil hidrogen disebut lebih kuat dan bertenaga dibanding mobil konvensional berbahan bakar minyak. Hidrogen mengandung energi lebih tinggi serta efisiensi pembakaran yang lebih baik. 

    Alhasil, akselerasinya bisa lebih baik dan responsif. Selain itu, performanya pun lebih baik. Mobil hidrogen menawarkan pengalaman transportasi yang lebih nyaman, efisien, berkelanjutan (sustainable), mudah digunakan, dan meningkatkan gaya hidup (lifestyle) penggunanya. 

  5. Hemat Waktu karena Pengisian Bahan Bakar Lebih Cepat

    Tak perlu charging baterai seperti mobil listrik, pengisian bahan bakar mobil hidrogen sama cepatnya layaknya kendaraan konvensional dengan BBM. Untuk mobil hidrogen yang masih hybrid, pengisian daya selama 15 menit sudah mampu mengisi baterai 80%. Bandingkan dengan mobil listrik yang butuh waktu beberapa jam agar dapat terisi penuh.

Kekurangan Mobil Hidrogen

  1. Harga Masih Kurang Bersahabat

    Mobil hidrogen memang ramah lingkungan. Tapi sayang untuk saat ini harganya belum ramah di kantong. Mobil hidrogen dibanderol lebih mahal ketimbang electric car dan mobil konvensional. Hal itu disebabkan oleh biaya produksinya yang memang mahal. 

    Teknologi masih dikembangkan untuk distribusi hidrogen dan sistem penyimpanannya. Faktor ini pula yang membuat harga jualnya jadi kurang bersahabat. 

    Selain itu, infrastruktur stasiun pengisian bahan bakar hidrogen masih terbilang sedikit. Sebagai contoh, di Inggris, hanya terdapat 11 titik pengisian. Sementara di California, ada 40 titik. Hal ini dapat menyulitkan dan membatasi jangkauan penggunaan mobil hidrogen.

  2. Belum Umum di Kalangan Masyarakat

    Karena masih terbilang baru, adalah wajar jika mobil hidrogen belum umum digunakan masyarakat. Sehingga pangsa pasarnya pun masih kalah populer dibandingkan mobil bahan bakar fosil. 

    Di samping harganya yang kurang merakyat, pemahaman masyarakat awam pun masih kurang terkait teknologi hidrogen. Sebagai akibatnya, konsumen ragu untuk membelinya. Alhasil, diperlukan literasi dan sosialisasi terlebih dahulu perihal mobil hidrogen agar masyarakat dapat bertransisi sepenuhnya.

Baca Juga: Mengenal Mobil Mewah Mulai dari Jenis, Harga, dan Rekomendasi

Prinsip Kerja dan Cara Mobil Hidrogen Beroperasi

Bagaimana mobil hidrogen beroperasi? Mobil hidrogen menggunakan bahan bakar khusus yang disebut hydrogen fuel (bahan bakar hidrogen). Bahan bakar ini tanpa emisi dan digunakan sebagai pembangkit listrik bersama oksigen melalui proses reaksi kimia tertentu.

Tak seperti bahan bakar fosil seperti bensin misalnya, hidrogen merupakan energi sekunder yang bisa diciptakan melalui pembusukan minyak bumi, gas alam, batu bara, serta air. Produksinya memang belum bebas sepenuhnya dari emisi CO2, namun setidaknya diklaim lebih ringan ketimbang BBM untuk mobil konvensional.

Sederhananya, mobil hidrogen menghasilkan listriknya sendiri dengan bantuan gas hidrogen. Itulah alasannya mengapa mobil jenis ini mempunyai sejumlah tabung untuk menampung gas hidrogen (seperti tangki bensin di mobil konvensional).

Mobil hidrogen mendapat energi listriknya melalui hasil proses elektrokimia hidrogen dan udara. Reaksi kimia yang terjadi pada kumpulan fuel cells ini kemudian menghasilkan listrik. Energi listrik inilah yang dapat menggerakkan motor listrik untuk membuat mobil hidrogen berfungsi.

Harga Mobil Hidrogen

Mobil hidrogen dibanderol lebih mahal ketimbang mobil konvensional dan mobil listrik. Sebagai contoh, mobil hidrogen Toyota Mirai yang dijual di Cina berada di angka Rp1,6 miliar – Rp1,7 miliar.

Saat ini, umumnya mobil hidrogen di seluruh dunia masih berada di angka 50.000 – 100.000 Dollar AS, yang setara dengan Rp700 juta – Rp1 miliar. Bandingkan mobil listrik secara global yang dijual seharga 30.000 – 70.000 Dollar AS, atau sekitar Rp400 juta – Rp1 miliar.

Sebagai kontras, harga mobil konvensional umumnya sekitar 15.000 – 50.000 Dollar AS (setara Rp200 juta – Rp700 juta). Harga bervariasi tergantung spesifikasi dan merek mobilnya.

Dunia Persiapkan Transisi Sepenuhnya ke Penggunaan Mobil Hidrogen

Sejak beberapa waktu lalu, industri otomotif Uni Eropa masih mempersiapkan diri untuk beralih dari mobil bahan bakar fosil ke listrik. Produksi kendaraan konvensional dengan bahan bakar bensin atau diesel akan diakhiri. Dan sebagai gantinya, dunia akan beralih menggunakan mobil listrik, mobil hibrida, dan mobil hidrogen yang lebih ramah lingkungan.

Untuk saat ini, sejumlah produsen mengungkapkan mobil hidrogen memang masih terlalu mahal untuk diproduksi secara massal, termasuk menurut Honda. Diketahui, Honda bahkan sampai menutup beberapa pabrik mobil hidrogen dan menghentikan produksinya.

Meski begitu, beberapa produsen ternama lainnya seperti Hyundai, Toyota, Lexus, Volvo Trucks, Audi, Volkswagen (VW), BMW, Nissan, Kia, Mercedes, dan deretan otomotif Cina, meyakini prospek cerah mobil hidrogen.

Para insinyur mereka telah melakukan sejumlah perhitungan. Menurut perhitungan tersebut, mobil hidrogen tak hanya akan menjadi game changer dan berkembang kian pesat, tapi juga lebih murah ketimbang mobil listrik berbasis baterai.

Mereka percaya bahwa mobil hidrogen akan memainkan peranan penting dalam transportasi global masa depan. Bahkan mereka memprediksi, mobil berbahan bakar hidrogen akan menjadi pilar mobilitas masa depan. 

Mobil Hidrogen Jadi Bagian dari Roadmap Otomotif Indonesia

Saat ini Indonesia pun tengah menuju era kendaraan listrik yang menggunakan baterai. Selain itu, mobil hidrogen pun turut dihadirkan. Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan, teknologi kendaraan berbahan bakar hidrogen ikut masuk dalam peta jalan (roadmap) industri otomotif nasional Republik Indonesia.

Rencananya, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI) menetapkan, kendaraan berbasis listrik akan digunakan sebanyak 20% di tahun 2025. Langkah ini dilakukan untuk mengoptimalkan upaya efisiensi teknologi Internal Combustion Engine (ICE), Hybrid, dan Plug-in Hybrid. Teknologi fuel cell berbasis hidrogen juga termasuk ke dalamnya.

Sebagai informasi, pemerintah menargetkan peningkatan produksi kendaraan listrik 600.000 unit di tahun 2030, agar konsumsi BBM berkurang hingga 3 juta barrel. Dengan demikian, emisi karbon dioksida (CO2) dapat ditekan hingga 1,4 juta ton dan emisi GRK (Gas Rumah Kaca) sebesar 29%.

Pemerintah Indonesia juga berencana untuk menghentikan penjualan mobil konvensional bermesin diesel dan bensin di tahun 2050 mendatang. Ditargetkan, Indonesia sudah mesti memasuki emisi nol (Net Zero Emission/NZE) atau net zero carbon di tahun 2060 nanti.

Dengan dilarangnya kendaraan konvensional, maka mobil listrik dan mobil hidrogen diprediksi akan semakin populer di kalangan masyarakat. Dengan begitu, seperti disampaikan oleh Kemenperin, Indonesia dapat menjadi negara yang sanggup ikut andil dalam kemajuan dan persaingan global, baik di ranah otomotif, teknologi energi terbarukan, maupun keramahan lingkungan.

Baca Juga: 15 Istilah Otomotif Penting yang Harus Diketahui Setiap Pemilik Kendaraan