Penjual Cerdas, Begini Cara Tentukan Harga Jual Produk di E-Commerce Biar Untung
Sekarang ini semakin banyak orang yang mencoba peruntungannya dengan berjualan online. Bukan hanya sebatas di media sosial saja, tapi tak sedikit penjual online yang terjun langsung ke berbagai e-commerce, mulai dari Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, Blibli dan masih banyak lagi.
Selain memberikan kualitas produk terbaik, ternyata harga jual juga menjadi penentu produk tersebut bisa laris di marketplace atau tidak. Namun sayangnya, persaiangan dagang yang ketat membuat penjual langsung mencantumkan harga produk yang murah.
Memang dengan harga produk yang murah, dagangan akan cepat laris manis. Akan tetapi, jualan di e-commerce ada berbagai ketentuan yang harus dipahami penjual terkait produk jualan, yaitu biaya dan layanan e-commerce yang harus ditanggung penjual.
Jika hal tersebut tidak diperhatikan dengan benar, maka keuntungan setiap produk bisa saja terpangkas oleh biaya dan layanan e-commerce bahkan penjual bisa juga mengalami kerugian karena penghasilan dari e-commerce justru minus.
Untuk itu, hindari mengira-ngira harga produk. Sebaiknya, penjual harus menghitung harga produk dengan bijak agar produk bisa bersaing dan penjual bisa mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan rencana.
Bagi kamu penjual pemula yang ingin dagang di e-commerce, berikut ini ada beberapa cara dalam menentukan harga jual produk di e-commerce biar untung. Simak ulasannya!
Cara Menentukan Harga Jual Produk di E-Commerce
1. Hitung Biaya Produksi atau Barang Jadi
Hitung biaya produksi atau barang jadi
Sebelum menentukan keuntungan, penjual harus menghitung berapa besar biaya produksi terlebih dahulu. Jika barang yang kamu jual merupakan hasil dari produksi sendiri seperti hijab, baju, aksesoris dan sebagainya, maka biaya yang harus dihitung mulai dari harga bahan, biaya pembuatan yang termasuk jasa jahit atau perlengkapan tambahan lainnya seperti benang, lem, karet, pita atau sablon, plastik dan sebagainya.
Agar tidak ada yang tertinggal mengenai biaya produksi, sebaiknya kamu list di buku catatan. Dengan begitu, biaya produksi akan lebih terperinci dan bisa mendapatkan jumlah yang tepat.
Beda halnya jika kamu seorang reseller yang langsung membeli barang jadi. Kamu tidak perlu menghitung biaya produksi secara detail. Kamu hanya perlu mengitung berapa harga per pcs dari harga barang yang kamu beli secara grosir serta ongkos perjalanan.
2. Input Markup Produk
Setelah mengetahui total biaya produksi atau barang jadi, selanjutnya yang kamu lakukan adalah markup atau menaikkan sekian persen dari total biaya produk. Misalnya saja jika total biaya produksi per 1 produk Rp7 ribu, kamu bisa markup hingga 25%.
Jadi, Rp7 ribu + (Rp7 ribu x 25%) =
Rp7 ribu + Rp 1.750 = Rp 8.750 (harga per 1 produk setelah markup)
Banyak manfaat yang akan diperoleh penjual dengan melakukan markup dari total biaya produk atau barang jadi. Misalnya saja, jika harga barang mentah seperti bahan kain atau aksesoris sedang naik.Dengan begitu, kamu tidak perlu menaikkan harga jual produk karena harga naik bahan sudah tercover dengan markup tersebut.
Selain itu, jika harga barang mentah sedang stabil atau tidak naik, maka biaya markup ini tentunya bisa kamu jadikan keuntungan tambahan atau dialihkan ke pos dana darurat jualan.
Baca Juga: Hindari 8 Kesalahan Menulis Deskripsi Produk saat Jualan di Toko Online
3. Upah Jasa Kerja
Upah jasa kerja
Kebanyakan penjual pemula yang melibatkan orang untuk membantu penjualannya, seperti jasa produksi atau admin, penjual membayar upah mereka dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan.
Padahal, keuntungan penjualan masuk ke kantong penjual sebagai reward setelah berhasil menjualkan banyak produk dan keuntungan tersebut bisa diolah lagi menjadi barang jualan yang baru.
Maka dari itu, agar keuntungan tidak terganggung, kamu perlu memasukkan upah pekerja disetiap produk yang kamu jual. Misalnya untuk upah atau gaji admin Rp2,5 juta per bulan. Maka hitunggannya:
Jika punya produk yang dijual 500 pcs, jadi:
Rp2,5 juta : 20 hari kerja = Rp125.000 per hari
Rp125.000 : 500 pcs = Rp250,-
Jadi, upah pekerja admin per 1 produk mendapatkan Rp250
Sementara, biaya produk setelah ditambahkan upah jasa, ialah:
Rp8.750 + Rp250,- = Rp9.000
4. Tambahkan Keuntungan Sekian Persen
Setiap penjual memiliki hak untuk memperoleh keuntungan dari penjualannya. Kamu bisa dengan bebas menentukan berapa besaran keuntungan yang akan diperoleh dari setiap produk jualannya. Misal, setelah markup biaya produk Rp9 ribu, kamu bisa mengambil keuntungan 50%, 60% atau lebih dari 70%.
Jika keuntungan yang diambil 60%, maka perhitungan
Rp9.000 + (Rp9.000 x 60%) =
Rp9.000 + Rp5.400 = Rp 14.400
Jadi, harga produk setelah ditambahkan keuntungan adalah Rp14.400
Baca Juga: Tips Jualan Online di TikTok Biar Bisnis Viral dan Banjir Orderan
5. Ketahui dan Masukkan Biaya dan Layanan E-Commerce
Ketahui dan masukkan biaya admin dan layanan pada produk jualan
Jangan terburu-buru untuk mencantumkan harga jual produk di e-commerce. Kamu perlu mengetahui biaya dan layanan yang diberikan e-commerce dan biaya tersebut ditanggung penjual. Jika biaya dan layanan e-commerce tidak dimasukkan ke harga produk, maka imbasnya keuntungan kamu akan terpotong.
Agar hal ini tidak terjadi, kamu perlu menambahkan biaya dan layanan yang diberlakukan e-commerce pada setiap produk yang kamu jual. Sebelum itu, ketahui beberapa biaya admin dan layanan di e-commerce, antara lain:
SHOPEE
- Non-Star
Penjual di Shopee akan dikenakan biaya admin dan layanan jika telah berhasil menyelesaikan pesanan mencapai minimal 100 total pesanan. Biaya admin Shopee Non-Star sekitar 1,6%.
Selain itu, layanan program Gratis Ongkir XTRA Non-Star 4% atau 3% untuk produk dalam kategori Elektronik, Komputer & Aksesoris, Handphone & Tablet, Kamera, Video, Drone, Logam Mulia, Makanan & Minuman, Kesehatan, dan Hobi & Koleksi.
- Star dan Star+
Biaya admin final yang dikenakan ke Penjual Star & Star+ adalah sebesar 2% atau 1,25% untuk produk dalam kategori Elektronik, Komputer & Aksesoris, Handphone & Tablet, Kamera, Video, Drone, Logam Mulia, Makanan & Minuman, Kesehatan, dan Hobi & Koleksi.
Selain itu, layanan program Gratis Ongkir XTRA Star dan Star+ adalah 3,6% atau 2.5% untuk produk dalam kategori Elektronik, Komputer & Aksesoris, Handphone & Tablet, Kamera, Video, Drone, Logam Mulia, Makanan & Minuman, Kesehatan, dan Hobi & Koleksi.
TOKOPEDIA
- Power Merchant 1,25%
- Power Merchant PRO 1,5%
Jadi, harga jual produk yang bisa kamu pasang di e-commerce adalah
Harga jual produk = Harga produk sebelumnya + (harga produk sebelumnya x biaya admin dan layanan)
Rp14.400 + (Rp14.400 x 1,6%) =
Rp14.400 + Rp230,4,- = Rp14.630,4
Survei Harga Pasaran Produk
Memang biaya admin dan layanan yang diberikan terlihat hanya sekian perak rupiah saja per 1 produknya. Akan tetapi, jika jumlah produk terjual banyak maka biaya dan layanan ini juga semakin banyak. Cari tahu terlebih dahulu biaya dan layanan di setiap marketplace. Setelah itu, kamu hitung harga jual produk dengan benar. Pastikan juga harga jual produk yang kamu tentukan sesuai dengan harga pasaran produk sehingga bisa bersaing dengan penjual yang lain.
Baca Juga: 5 Aplikasi Edit Foto ini Bikin Feed Instagram Jualan Makin Menarik