Riset: Gegara Pandemi, 44% Pekerja Lepas di RI Pinjam Uang demi Bertahan Hidup
Cermati.com, Jakarta – Dampak Covid-19 memang nyata. Bukan hanya merenggut korban jiwa, tapi juga telah memporak-porandakan ekonomi hampir seluruh negara, termasuk Indonesia.
Sejumlah sektor usaha goyang akibat pandemi corona. Pengusaha rugi besar, pekerja pun kena getahnya. Banyak pekerja dirumahkan, gaji dipotong, sampai PHK massal. Kondisi tersebut dirasakan pegawai tetap maupun kontrak.
Bagaimana nasib pekerja lepas atau freelance? Lebih parah lagi. Penghasilan mereka turun drastis selama wabah Covid-19. Sebut saja pengemudi taksi dan ojek online, penjual online, kurir pengiriman, penyedia layanan rumah tangga, dan lainnya.
Dampak keuangan pekerja lepas akibat pandemi ini tersaji dalam laporan Indonesia Spotlight September 2020. Berjudul The Digital Hustle: Gig Worker Financial Lives Under Pressure.
Laporan tersebut dirilis Flourish Ventures. Perusahaan modal ventura global ini bekerja sama dengan 60 perusahaan riset dan platform pekerja lepas lokal, Sampingan telah mensurvei 586 pekerja lepas di seluruh Indonesia pada Juni dan Juli 2020.
Terdiri dari 221 pengemudi taksi dan ojek online, 191 penyedia layanan rumah tangga (Asisten Rumah Tangga/ART, salon, dan pijat), 109 penjual online, dan 65 kurir pengiriman. Penasaran dengan hasil riset tersebut? Berikut ulasannya.
Baca Juga: Tips Milenial Lancar Jaya Bayar Cicilan Utang saat Resesi
Penghasilan Turun Drastis di Masa Pandemi
Pekerja lepas mengeluhkan penghasilan mereka anjlok selama pandemi
Laporan Flourish Ventures menyebut:
- Dari 586 pekerja lepas atau freelance itu, 86% responden mengaku mengalami penurunan pendapatan selama wabah corona.
- Di mana 79%-nya kini berpenghasilan kurang dari USD 100 per bulan. Jika dihitung pakai asumsi rupiah 14.700 per USD, maka di bawah Rp 1,5 juta.
- Dibedah lebih dalam, terdapat kenaikan signifikan jumlah pekerja lepas yang berpenghasilan kurang dari Rp 1 juta (USD 0 – 70), yakni menjadi 55% dari sebelumnya 8%.
- Sedangkan yang berpenghasilan USD 200 ke atas atau sekitar Rp 2,94 juta, jumlahnya anjlok dari 43% menjadi hanya 5% saja di periode Juni atau Juli.
- Jumlah pekerja lepas berpenghasilan USD 100 – 200 (Rp 1,47 juta – Rp 2,94 juta) merosot menjadi 16%.
- Dan yang berkisar antara Rp 1,03 juta – Rp 1,47 juta, jumlah pekerjanya juga turun lebih dalam menjadi 24% di periode pertengahan tahun ini.
Hidup di Ujung Tanduk, Uang Gak Cukup 1 Minggu
Uang gak cukup buat hidup 1 minggu
Masih dari laporan Indonesia Spotlight, bahwa 58% responden pekerja lepas mengaku tidak dapat menutup biaya hidup selama sebulan tanpa pinjaman uang bila mereka kehilangan mata pencaharian.
- Bila terpaksa harus kehilangan sumber penghasilan, sebanyak 30% pekerja lepas hanya sanggup bertahan hidup kurang dari 1 minggu dari sisa uang tanpa meminjam.
- 28% responden mampu bertahan 1 minggu, tapi tidak 1 bulan
- Yang dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga selama 1 bulan, tapi tidak 3 bulan ada sebanyak 25% responden
- Sebanyak 11% mengaku dapat bertahan 3 bulan, tapi tidak 6 bulan, dan
- Yang bisa lebih dari 6 bulan ada sebanyak 5%.
Biaya Makan Dipangkas demi Atasi Krisis Keuangan
Biaya makan dipangkas demi atasi krisis keuangan
Pekerja lepas yang terdampak dari Covid-19 mencari cara agar keluar dari krisis keuangan ini. Paling banyak dari mereka memilih langkah:
- 66% responden mengambil langkah memangkas pengeluaran. Anggaran yang dipotong paling besar adalah makanan sebesar 37%. “Dari yang tadinya bisa makan 3 kali sehari, sekarang cuma 1-2 kali sehari,” kata salah seorang pekerja lepas yang menjadi responden survei ini. Disusul anggaran lainnya 21% dan pengeluaran rumah tangga 19%.
- 66% pekerja lepas memilih menggunakan tabungan mereka untuk mengatasi persoalan keuangan ini
- Tapi 61% pekerja berupaya mencari pekerjaan baru atau sampingan untuk mendapatkan penghasilan tambahan
- Sementara jumlah pekerja yang mengambil langkah meminjam uang sebanyak 44%
- Dan 43% pekerja lepas lainnya memutuskan menjual atau menggadai barang berharga mereka.
Baca Juga: Tetap Tenang, Begini Cara Kelola Uang di Kala Resesi Ekonomi
Ramai-ramai Cari Lowongan Kerja Baru
Mencari pekerjaan baru untuk mendapat penghasilan layak
Kalau pandemi berlanjut, para pekerja lepas ini akan mencari pekerjaan baru. Semata-mata demi mendapatkan penghasilan lagi.
- 16% pekerja lepas berencana mencari pekerjaan baru sebagai staf administrasi di kantor
- 13% memilih pekerjaan apa saja
- 13% berencana bekerja jarak jauh atau sesuai permintaan
- Pekerja lepas yang ingin bekerja sebagai pelayan rumah tangga 11%
- Sebanyak 10% pekerja ingin beralih menjadi penjual online
- 10% lainnya bekerja di bagian pengiriman.
Bermimpi Lunasi Utang dan Beli Rumah
Bermimpi lunasi utang dan membeli rumah
Bila para pekerja lepas tersebut mendapatkan pekerjaan baru atau setidaknya penghasilan kembali normal, 81% dari mereka ingin sekali punya tabungan pensiun.
Dalam jangka pendek, tujuan keuangan pekerja lepas ini adalah:
- Menabung untuk biaya hidup diri sendiri dan keluarga
- Melunasi utang
- Mencari pekerjaan lain dengan gaji lebih baik lewat peningkatan keahlian dan keterampilan
Target jangka panjangnya:
- Menabung untuk diri sendiri dan keluarga
- Membeli rumah
- Melunasi utang.
Jalankan Hidup Hemat
Ekonomi Indonesia diambang resesi. Kondisi ini akan berdampak pula pada finansialmu. Jika tidak pintar-pintar mengatur gaji, kamu akan dilanda paceklik keuangan.
Untuk itu, segera cek kembali rencana belanjamu. Coret rencana pengeluaran yang tidak penting atau masih bisa ditunda. Mulai hidup berhemat, agar keuanganmu selamat.
Baca Juga: Orang Indonesia Ternyata Paling Doyan Belanja Se-ASEAN, Ini Buktinya