Serba Inovatif, Begini Sepak Terjang Nadiem Makarim Sebagai Pengusaha dan Mendikbud
Nadiem Makarim dikenal sebagai salah satu pendiri Gojek yang kini menjabat sebagai menteri di Kabinet Indonesia Maju. Selain dipercaya untuk menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI di usia muda, pria kelahiran tahun 1984 ini juga merupakan inovator dan pengusaha sukses.
Popularitasnya kian meroket di kalangan generasi milenial dan masyarakat. Inovasi serta usaha yang dibuatnya seakan-akan langsung mengubah tatanan dan kebiasaan masyarakat. Terutamanya dalam penggunaan alat transportasi sehubungan dengan kemutakhiran teknologi dewasa ini.
Sejak kesuksesannya bersama Gojek hingga terpilih menjadi Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. telah mengenyam banyak pengalaman berharga yang mengesankan.
Baca Juga: 7 Perusahaan Startup Lokal yang Terkenal di Dunia
Bukan dari Keluarga Pengusaha
Gojek yang didirikannya tak hanya menuai sukses di Tanah Air. Platform yang satu ini juga menjadi penyedia jasa dengan basis daring dan beroperasi di Vietnam, Thailand, serta Singapura. Nadiem diketahui menjabat sebagai CEO perusahaan transportasi tersebut sejak tahun 2010 hingga 2019.
Meski bersinar sebagai entrepreneur, namun rupanya Nadiem tak berasal dari keluarga pengusaha. Hanya Nadiemlah yang menjajal ranah bisnis dan mendulang terobosan hebat.
Seperti diketahui, bungsu dari tiga bersaudara ini ialah putra dari Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. Sang ayah yang berdarah Arab-Minang diketahui berprofesi sebagai pengacara dan aktivis.
Sedangkan ibunya kini produktif menjadi penulis lepas. Sang ibu yang berdarah India ialah putri dari salah satu tokoh perintis kemerdekaan RI yaitu Hamid Algadri.
Punya Fondasi Akademis yang Kuat
Lahir di Singapura, masa sekolah Nadiem dihabiskannya berpindah-pindah antara Jakarta dan Singapura. Ia juga berhasil menyelesaikan pendidikan SMA di Singapura.
Kemudian pada tahun 2002, ia menempuh pendidikan di Amerika Serikat, tepatnya di Universitas Brown. Di sana, ia memilih jurusan Hubungan Internasional. Ia juga pernah ikut serta dalam exchange student di London School of Economics.
Memasuki tahun 2006, Nadiem berhasil menjadi sarjana. Selang tiga tahun setelahnya, ia mengikuti program pascasarjana di Harvard Business School (Universitas Harvard, Boston) dan menjadi Master of Business Administration (MBA).
Mendapat Penghargaan Nikkei Asia Prize
Pada pertengahan tahun lalu, Nadiem Makarim berhasil mendapat penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24. Penghargaan tersebut diraihnya berkat terobosannya lewat aplikasi Gojek, dan ia menjadi tokoh masyarakat paling muda yang berhasil memboyong apresiasi ini.
Seperti diketahui, Nikkei Asia Prize adalah penghargaan bagi organisasi maupun individu yang sudah memberi kontribusi bagi masyarakat. Khususnya dalam hal pengembangan kawasan serta menciptakan masa depan yang lebih baik lagi di wilayah Asia.
Nikkei Asia Prize sendiri mempunyai tiga kategori, yaitu Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Inovasi Ekonomi dan Bisnis, dan juga Budaya dan Masyarakat. Ia terpilih karena dinilai sanggup memberikan inovasi di bidang ekonomi bisnis skala Asia.
Aplikasi yang digarapnya dinilai menjadi katalis dari pertumbuhan ekonomi Asia, sehingga memudahkan keseharian para penggunanya. Selain itu, keberadaan Gojek juga dianggap telah mampu meningkatkan pendapatan mitranya.
Masuk dalam The Bloomberg 50
Pada tahun 2018, nama Nadiem Makarim masuk dalam The Bloomberg 50. Sebagaimana diketahui, list ini berisikan nama dari 50 inovator dan tokoh yang sepak terjangnya telah mendatangkan perubahan pada lanskap bisnis global berdasarkan suatu taktik yang terukur dalam waktu setahun.
Selain itu, The Bloomberg 50 juga terdiri dari para business leader dengan pengaruh paling besar di sejumlah bidang industri keuangan, hiburan, teknologi dan politik, dengan pencapaian fenomenal setiap tahunnya.
Baca Juga: 5 Fakta GoJek Dalam Membangun Perekonomian Masyarakat
Pernah Didaulat Sebagai Asian of The Year
Nadiem juga pernah menjadi orang Indonesia yang pertama mendapat penghargaan Asian of The Year dari The Strait Times. Apresiasi bergengsi ini berhasil diraihnya berkat kinerja Gojek yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan di sektor informal.
Asian of The Year ini dianugerahkan kepada kelompok dan atau individu yang memberi kontribusi signifikan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di Asia dan negaranya sendiri.
Berdasarkan sejarahnya, sejumlah tokoh besar dunia yang pernah mendapat penghargaan ini ialah Presiden Myanmar (Thein Sein) di tahun 2012, Perdana Menteri Jepang (Shinzo Abe), dan Presiden China (Xi Jinping) di tahun 2013.
Pada tahun 2014, Narendra Modi selaku Perdana Menteri India berhasil mendapat penghargaan ini. Sedangkan di tahun 2015, penghargaan ini jatuh ke tangan Lee Kuan Yew selaku Perdana Menteri Singapura.
Raih Penghargaan Raja Entrepreneur
Ada banyak prestasi yang berhasil dicapai Nadiem. Pencapaian selanjutnya ialah penghargaan The First Asean Entrepreneur Award yang didapatkannya dari The World Knowledge Forum di Seoul tahun 2016.
Lagi-lagi ia berhasil meraih penghargaan yang satu ini berkat kiprah perusahaan teknologi yang dirintisnya. Sejak eksistensinya, Gojek yang inovatif telah menjadi angin segar dan melesat dengan sangat cepat. Gojek berhasil menerobos market yang ketika itu sedang lesu.
Membawa Gojek Menjadi Decacorn
Nadiem tak hanya membawa Gojek menjadi perusahaan Unicorn. Dengan valuasi sebesar 10 miliar Dollar AS (kurang lebih Rp140 triliun), Gojek berhasil menjadi perusahaan startup pertama yang mendapatkan status Decacorn.
Saat ini, hanya segelintir perusahaan startup di dunia yang berhasil meraih status Decacorn dan kebanyakan dari mereka berasal dari benua Amerika. Sehingga dengan segala inovasi dan pencapaiannya, Indonesia boleh bangga terhadap Gojek yang merupakan hasil karya anak bangsa.
Jadi Mendikbud di Kabinet Indonesia Maju
Berkat kiprahnya yang sukses sebagai inovator dan pengusaha, Nadiem Makarim diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju. Dengan total kekayaan yang mencapai Rp1,23 triliun pada tahun 2019 lalu, Nadiem kini dihadapkan dengan tantangan baru sebagai seorang menteri.
Sejak menjabat menteri, ia mencanangkan sejumlah kebijakan Merdeka Belajar yang salah satunya yakni menghapuskan Ujian Nasional (UN). Demi meningkatkan pengembangan dalam bidang pendidikan tanah air, ia telah menyiapkan sejumlah terobosan dalam kebijakannya.
Selain pengamalan Pancasila dan pendidikan karakter yang lebih diprioritaskan, Nadiem juga hendak memotong seluruh regulasi yang sekiranya hanya menghambat terobosan serta peningkatan investasi.
Ia juga menginisiasikan penguatan teknologi dengan lebih merata, baik untuk daerah terpencil dan juga kota-kota besar. Dengan begitu, semua pihak diharapkan akan meraih dukungan dan kesempatan yang sama dan setara dalam kegiatan belajar mengajar.
Berani Berbeda Meski Timbulkan Pro Kontra
Suami dari Franka Franklin ini telah menjadi teladan yang baik di sepanjang kariernya. Mengawali kariernya sebagai konsultan manajemen McKinsey & Company di ibukota, Nadiem juga dikenal sebagai co-founder Zalora.
Selain itu, ayah dari Solara Franklin Makarim ini juga pernah bekerja untuk Kartuku dan menjadi Chief Innovation Officer di sana. Berbekal ilmu akademis serta sejumlah pengalaman yang dimilikinya, ia pun berhasil membangun Gojek dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan sejumlah inovasinya.
Sebuah inovasi akan melahirkan inovasi-inovasi lainnya. Seperti yang dilakukan sosok Nadiem Makarim, inovasinya dalam menciptakan lapangan pekerjaan dan kemudahan bertransportasi dapat membuat banyak pihak menciptakan inovasi lain.
Pada akhirnya, langkah tersebut dapat membantu peningkatan kesejahteraan hidup manusia di pelbagai bidang yang berguna bagi kemajuan bangsa secara keseluruhan.
Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Kamu Tiru untuk Sukses dari CEO Go-Jek