Seru! Ternyata Begini Lika-Liku Perjalanan Karir Vino G. Bastian sebelum Jadi Aktor Besar
Nama Vino G. Bastian tentu sudah tak asing lagi bagi penikmat film Tanah Air. Pemilik nama lengkap Vino Giovanni Bastian ini memang sudah malang melintang sebagai aktor dan model sejak tahun 2004 lalu.
Padahal dulunya ia sama sekali tak pernah bermimpi untuk sukses besar sebagai aktor. Dengan karir yang gemilang, pria kelahiran Jakarta, 24 Maret 1982 ini juga telah menorehkan segudang prestasi.
Aktingnya yang handal telah mengantarkannya membintangi sejumlah film seperti Buya Hamka, Chrisye, Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 & 2 serta 212 Warrior (judul alternatif Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212).
Tak hanya itu saja. Aktingnya pun berhasil meraih apresiasi prestisius. Salah satunya, Vino memenangkan penghargaan Pemeran Utama Pria Terbaik dari Festival Film Indonesia 2008 untuk aktingnya dalam Radit dan Jani.
Ia juga berhasil membawa pulang Pemeran Pria Utama Terfavorit dalam ajang Indonesian Movie Actors Awards 2018 untuk aktingnya dalam film Chrisye.
Berawal dari Kecintaannya pada Seni
Vino G Bastian tidak pernah menyangka jika dirinya akan menjadi seorang aktor dengan karir yang gemilang. Sebab semuanya berawal dari kecintaannya terhadap seni semata.
Sebagai aktor, kini Vino tampak percaya diri dan easy going. Namun siapa yang mengira jika Vino kecil dulunya sulit bergaul dan juga pemalu.
Vino merupakan putra bungsu dari Bastian Tito dan Hj. Herna Debby. Sang ayah, Bastian Tito, merupakan penulis cerita silat yang dikenal lewat karyanya, seri Wiro Sableng.
Jelas bahwa darah seniman sudah menurun dari sang ayah. Sejak masih duduk di bangku SMP-SMA, Vino sudah bermain musik dan menjadi drummer. Kendati demikian, Vino tetap berprestasi dan selalu masuk ranking 10 besar di sekolahnya.
Ketertarikannya ke dunia seni dan industri hiburan sempat dilarang keras oleh sang ayah. Hal itu semata-mata dikarenakan almarhum ayahnya ingin Vino fokus menyelesaikan dulu pendidikannya.
Namun tak disangka-sangka, hobinya bermain musik dan menabuh drum itu mengantarkan Vino menjadi model Majalah Hai. Sejak saat itu, Vino pun menerima banyak tawaran seperti bintang iklan, fashion show dan bintang video klip. Meski begitu, saat berusia 5 tahun, Vino sudah pernah menjadi bintang iklan untuk produk susu.
Baca Juga: 8 Tokoh yang Bisa Kamu Jadikan sebagai Sumber Inspirasi Kesuksesanmu
Membintangi Film-Film Besar
Kemunculan Vino perdana di layar lebar bermula dari film 30 Hari Mencari Cinta (2003). Ia juga membintangi Catatan Akhir Sekolah (2004) dan Cinta Silver (2005).
Di tahun 2006, Vino melakoni film Foto Kotak dan Jendela serta Pesan dari Surga. Kemudian di tahun 2007, ia membintangi Tentang Cinta, Coklat Stroberi dan Badai Pasti Berlalu.
Memasuki tahun 2008, Vino yang merupakan suami dari aktris Marsha Timothy ini membintangi Radit dan Jani. Di tahun yang sama, ia juga bermain dalam In the Name of Love.
Adapun di tahun 2009, ia kembali melakoni Punk In Love, Serigala Terakhir dan The Police. Menyusul di tahun 2010, Vino beradu akting dalam film Satu Jam Saja.
Ayah dari Jizzy Pearl Bastian ini juga bermain dalam Rumah dan Musim Hujan (2012). Dan pada tahun 2013, Vino menjadi lakon dalam film Air Mata Terakhir Bunda, Tampan Tailor, Madre, Mika serta Cinta/Mati.
Sedangkan di tahun 2014, ia membintangi 3 Nafas Likas dan Tabula Rasa. Dalam Tabula Rasa, Vino juga merupakan Associate Producer.
Tahun 2015, Vino bermain dalam film Rock N Love serta Toba Dreams. Sementara itu, di tahun 2016 ia membintangi Talak 3, Super Didi, Bangkit! hingga Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1.
Kemudian di tahun 2017, ia kembali memerankan Kasino dalam Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2. Ia juga memerankan almarhum Chrisye dalam film Chrisye.
Selain itu, Vino juga kembali hadir dalam Super Didi 2 (2017), 212 Warrior sebagai Wiro Sableng dan tak ketinggalan Buya Hamka (2019) sebagai pemeran utamanya.
Sempat Menjajal Sinetron
Meski lebih berfokus di layar lebar, namun Vino juga pernah membintangi sejumlah sinetron di layar kaca. Kemampuan aktingnya semakin terasah, terbukti dengan kepiawaiannya dalam memerankan berbagai karakter yang beragam.
Mulai dari sinetron Arini (2010), Arini 2 (2011), Calon Bini (2011) hingga Hanya Tuhanlah yang Tahu (2013), semua pernah ia lakoni untuk menghibur pemirsa layar kaca.
Baca Juga: Jadi Artis Populer di Indonesia, Iqbaal Ramadhan Tetap Prioritaskan Pendidikan
Vino dan Wiro Sableng
Meski awalnya tak berniat untuk memerankan Wiro Sableng yang kisah aslinya ditulis oleh almarhum sang ayah, namun nyatanya Vino mengambil peran tersebut.
Film ini memang diangkat dari buku cerita silat yang legendaris, yakni Wiro Sableng: Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212. Film ini tercatat menjadi film Indonesia pertama yang bekerjasama dengan Fox International Productions. Seperti diketahui, Production House sendiri merupakan anak perusahaan dari 20th Century Fox yang kenamaan.
Karena tingginya antusias masyarakat, film yang melibatkan hingga 977 kru ini tayang lebih awal dari waktu yang dijadwalkan. Selain itu, film yang bergenre action/ adventure/ comedy ini juga melibatkan Chan Man Ching. Sosok ini merupakan koreografer yang mendukung aksi aktor Jackie Chan di film-film laganya. Alhasil, adegan silat yang ditampilkan pun jadi lebih berkualitas.
Tak hanya menampilkan Vino G. Bastian, film yang disutradai oleh Angga Dwimas Sasongko tersebut juga diramaikan oleh Yayan Ruhian (juga bermain dalam John Wick), Sherina Munaf hingga Fariz Alfarazi.
Ingin Membuat Film Sendiri
Kini Vino sudah mengecap sukses di dunia akting. Berbagai karakter peran juga sudah pernah dilakoninya. Meski begitu, selama meniti karirnya, masih ada satu cita-citanya yang belum direalisasikan, yakni membuat film sendiri.
Ia menyampaikan, entah sebagai produser atau pun sutradara, Vino ingin suatu saat membuat filmnya sendiri. Ia menyadari cita-cita besarnya butuh waktu dan akan memakan proses yang tak bisa dibilang instan.
Itulah sebabnya ia mesti menepis dulu tawaran yang datang. Hal ini semata-mata dilakukannya demi hasil yang terbaik. Baginya, saat ini ia masih belum cukup siap.
Ia mengakui dirinya masih harus belajar banyak. Jika materi sudah tepat dan dananya sudah tersedia, ia pun akan segera beraksi mewujudkan cita-citanya itu.
Keseimbangan dalam Meraih Sukses
Berkiprah di industri perfilman telah membuat Vino berhasil menjadi salah satu aktor dengan bayaran termahal di Indonesia. Per tahun 2009 saja, Vino sudah dihargai tarif sebesar Rp 250 juta per filmnya.
Dan kini, ia tak menyangkal meski pendapatannya naik turun, namun mencari nafkah sebagai aktor membuatnya meraup banyak keuntungan.
Baginya, menjaga keseimbangan antara sikap realistis dan idealis adalah salah satu kunci untuk sukses. Demikian juga dengan berfokus. Ia menambahkan, Tuhan selalu memberi jalan bagi hamba-Nya yang fokus dalam bekerja, setuju?
Baca Juga: Ge Pamungkas, Cita-cita Jadi Menteri Malah 'Dijebak' Jadi Selebriti