Mengenal SMARTER dan Penerapannya pada Tujuan Keuangan
SMARTER adalah pengembangan dari penentuan tujuan yang smart. Istilah yang satu ini semakin populer selama beberapa tahun belakangan. Metode SMARTER adalah sebuah sistem yang unik dan seringkali dihubungkan dengan tujuan keuangan yang dimiliki oleh seseorang.
Sedangkan tujuan keuangan sendiri merupakan sebuah visi atau target yang akan dicapai di dalam keuangan pada masa yang akan datang. Misalnya, keinginan untuk membeli rumah baru, keinginan untuk memiliki mobil sport, keinginan untuk berlibur ke Eropa, dan yang lainnya.
Berbagai tujuan keuangan ini pada umumnya memiliki peluang untuk bisa dicapai, meskipun hal ini biasanya tidak selalu mudah. Inilah alasan mengapa penting untuk merencanakan dan mengatur strategi yang tepat sejak awal, di mana metode SMARTER adalah salah satu “alat” yang bisa digunakan untuk mencapai berbagai tujuan di dalam keuangan.
Baca Juga: 5 Pertimbangan Penting saat Ingin Mengajukan Pinjaman
Yang Dimaksud dengan SMARTER Adalah?
SMARTER adalah Metode untuk Merencanakan Keuangan
Berbagai tujuan keuangan tentu tidak akan tercapai dengan baik, jika hanya dibuat sebagai tujuan/ wacana semata. Keinginan untuk berlibur ke Eropa tidak akan bisa diwujudkan, jika tidak ada dana yang memadai untuk kebutuhan yang satu ini. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa sangat penting untuk membuat rencana keuangan yang smart untuk mewujudkannya.
SMARTER adalah sebuah pengembagan dari berbagai tujuan yang bersifat smart. Metode SMARTER adalah metode yang disusun berdasarkan sejumlah elemen pendukung di dalamnya, antara lain: specific, measurable, attainable, relevant, time specific, evaluate, revise. Berbagai elemen inilah yang diharapkan bisa membuat tujuan bisa dicapai dengan cara yang maksimal.
Penjelasan dari masing-masing elemen di dalam SMARTER adalah seperti berikut ini:
-
Specific (Spesifik)
Elemen pertama dari metode SMARTER adalah spesifik. Di dalam tujuan keuangan, rencana yang disusun haruslah spesifik dan tidak bisa hanya bersifat umum semata. Misalnya, saya ingin sukses. Kata sukses sendiri merupakan kata sifat yang tidak spesifik dan hal ini tidak bisa masuk ke dalam SMARTER.
Tujuan spesifik merupakan tujuan yang sangat jelas, tidak memiliki arti ambigu dan juga tidak menimbulkan ketidakjelasan. Tujuan yang seperti ini bisa dibuat dengan pemahaman serta informasi yang jelas terkait dengan tujuan keuangan yang akan dibuat itu sendiri. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan metode 5W, yakni:
- Who (siapa), Siapa saja orang yang akan terlibat?
- What (apa), Apa saja yang ingin dicapai?
- Where (dimana), Dimana tujuan tersebut bisa dimulai?
- Why (mengapa), Mengapa saya memerlukan tujuan keuangan ini?
- Which (yang mana), Yang mana tujuan keuangan yang saya inginkan?
- Which (yang mana), Apa saja syarat untuk mencapainya?
-
Measurable (Terukur)
Tujuan keuangan juga haruslah terukur. Artinya, variabel ini harus memiliki kriteria maupun indikator yang bisa digunakan untuk mengukur pergerakan/ kemajuan pada tujuan yang akan dicapai tersebut. Kemajuan-kemajuan yang terjadi di dalam tujuan ini tentu tidak akan terlihat, jika hal tersebut tidak dapat diukur.
Jika tujuan keuangan tidak bisa diukur, maka sudah jelas tujuan itu tidak dapat dikelola dengan baik, dan hal ini akan mempengaruhi keseluruhan tujuan keuangan tersebut di masa mendatang. Ukuran akan selalu memiliki peranan penting dalam pengelolaan tujuan keuangan, bahkan untuk tujuan keuangan yang paling sederhana sekalipun.
Tujuan keuangan yang terukur pada umumnya bisa menjawab beberapa pertanyaan, seperti:
- How Many (berapa banyak), Berapa banyak dana yang akan diperlukan untuk untuk memenuhi tujuan keuangan?
- How (bagaimana), Bagaimana saya mengetahui jika tujuan keuangan tersebut sudah tercapai dengan baik?
-
Attainable (Bisa tercapai)
Tujuan keuangan harus dibuat dengan realistis dan bisa dicapai dengan baik. saat seseorang sudah memahami sebuah tujuan keuangan yang dianggap penting, maka yang bersangkutan harus segera mencari cara untuk bisa mewujudkan tujuan keuangan tersebut. Sebuah tujuan keuangan yang bisa dicapai haruslah bisa menjawab pertanyaan berikut:
- How (bagaimana), Bagaimana tujuan keuangan ini akan bisa dicapai?
-
Relevant (Relevan)
Tujuan keuangan yang akan direncanakan juga haruslah relevan dengan berbagai hal, antara lain: waktu, sumber daya yang dikeluarkan, dan juga pengorbanan untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini akan membuat tujuan keuangan lebih mudah untuk dicapai dengan baik.
Misalnya: saya menginginkan sebuah mobil yang mewah saat belum memiliki sebuah rumah pribadi (masih mengontrak). Tujuan keuangan yang satu ini tentu sesuatu yang tidak realistis, sebab memiliki sebuah rumah akan lebih penting, jika dibandingkan dengan membeli sebuah mobil mewah.
Tujuan keuangan dikatakan relevan, jika bisa menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
- What (apa), Apakah tujuan keuangan ini sudah didukung dengan penghasilan yang memadai?
- What (apa), Apakah tujuan keuangan ini sudah didukung dengan skill dan pengalaman mumpuni?
- What (apa), Apakah saya punya waktu yang cukup untuk mencapai berbagai tujuan keuangan ini?
-
Time - Specific (Waktu yang Spesifik)
Tujuan keuangan yang disusun haruslah punya target waktu yang jelas. Hal ini akan membuat tujuan keuangan bisa lebih mudah untuk disusun berdasarkan tingkat urgensinya. Artinya, berbagai tujuan keuangan yang mendesak harus didahulukan, sedangkan yang lainnya bisa dicapai kemudian.
Tujuan keuangan dengan waktu yang spesifik harus bisa menjawab pertanyaan berikut ini:
- When (kapan), Kapan tujuan keuangan yang dibuat tersebut harus dipenuhi?
-
Evaluate (evaluasi)
Tujuan keuangan juga harus bisa dievaluasi, sehingga tujuan keuangan tersebut bisa tercapai dengan baik. Inilah alasan mengapa tujuan keuangan harus disusun dengan rencana yang bisa diimplementasikan dan sekaligus dievaluasi, jika sewaktu-waktu tujuan keuangan tersebut membutuhkan perubahan.
Dalam proses mencapai tujuan keuangan yang telah disusun, seseorang perlu melakukan evaluasi terhadap berbagai hal yang sudah dijalankan dalam tujuan keuangan tersebut, termasuk menyesuaikannya dengan rencana awal. Evaluasi sendiri merupakan langkah yang bisa membantu tercapainya tujuan keuangan dengan sukses.
-
Revise (revisi)
Tujuan keuangan juga harus bisa direvisi, agar tujuan tersebut bisa dicapai dengan baik. Proses setelah menentukan tujuan keuangan adalah menyusun rencana keuangan, di mana rencana keuangan ini akan disusun berdasarkan berbagai data yang ada dan juga asumsi di dalam keuangan itu sendiri.
Di dalam prakteknya, setiap proses maupun strategi yang akan dicapai di dalam tujuan keuangan berpeluang untuk direvisi, sebab bisa saja proses tersebut tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan sejak awal.
Baca Juga: Pelunasan KPR Lebih Awal vs Nyicil Sampai Lunas, Untung Mana?
Contoh Tujuan Keuangan yang SMARTER
Gunakan Metode SMARTER untuk Menyusun Tujuan Keuangan
Saat tujuan keuangan disusun dengan SMARTER, maka peluang tercapainya tujuan keuangan tersebut akan semakin besar. Hal ini tentu akan membuat kondisi keuangan menjadi lebih baik kedepannya. Salah satu contoh tujuan keuangan yang SMARTER adalah seperti yang ada di bawah ini:
Tujuan keuangan yang saya miliki saat ini adalah membiaya pendidikan (kuliah) 2 orang anak saya di tahun 2035 (12 tahun mendatang), di mana biaya pendidikan yang dibutuhkan sebesar Rp600.000.000,-
Strategi saya untuk memenuhi dana tersebut adalah dengan menginvestasikan dana sebesar Rp15 juta per tahun dalam bentuk reksadana, di mana potensi keuntungan yang bisa didapatkan adalah sebesar 10%.
Berdasarkan contoh di atas bisa terlihat bagaimana tujuan keuangan SMARTER ini memenuhi semua elemen, yakni:
- Spesifik, yakni memenuhi dana pendidikan anak di tahun 2035 nanti.
- Terukur, jumlahnya jelas sebesar Rp600 juta.
- Bisa tercapai, dengan menggunakan instrumen investasi reksadana.
- Waktu terukur, dana ini dibutuhkan di tahun 2035 (12 tahun yang akan datang), sehingga ada waktu 12 tahun untuk mempersiapkannya.
- Evaluasi, tujuan keuangan ini bisa dievaluasi secara berkala, misalnya setiap 6 bulan atau 1 tahun.
- Revisi, tujuan keuangan ini juga sewaktu-waktu bisa direvisi, sesuai dengan strategi yang dibutuhkan untuk mencapainya dengan baik.
Pahami dan Gunakan SMARTER dalam Tujuan Keuangan
SMARTER adalah sebuah pengembangan dari berbagai tujuan yang bersifat smart. Metode SMARTER adalah sesuatu yang unik dan terdiri dari beberapa elemen pendukung yang berbeda-beda dan bisa berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Pahami masing-masing elemen SMARTER dan terapkan dengan baik di dalam tujuan keuangan, agar tujuan tersebut bisa tercapai dengan baik.
Baca Juga: Tips Mengelola Keuangan Keluarga Pasca Perceraian