Strategi Bisnis "Delivery" Online pada Usaha Kuliner

KOMPAS.com - Delivery online atau layanan pengantaran pesanan, terutama untuk produk kuliner pernah berada di puncak kejayaannya di masa pandemi.

Kebijakan pembatasan sosial atau social distancing membuat banyak restoran atau tempat kuliner membatasi pesanan makan di tempat, sehingga hanya boleh take away atau pesan untuk dibawa pulang. Hal ini pun membuat masyarakat kemudian beralih menggunakan layanan online delivery  untuk mengantarkan pesanan makanan mereka.

Namun, seiring kondisi yang sudah mulai membaik dan normal kembali, masyarakat pun jadi lebih suka beli makanan langsung di tempat, sehingga membuat keberadaan online delivery  tampak kurang diminati.

Lantas bagaimana caranya agar bisnis online delivery  produk kuliner tetap eksis dan mampu bertahan, sementara peminatnya berkurang? Dilansir dari Cermati.com, berikut ini ada beberapa strategi yang bisa dilakukan.

1. Tingkatkan Layanan dengan Penuh Inovasi

Saat ini masyarakat cenderung lebih pemilih dan hanya menggunakan satu aplikasi saja untuk belanja online. Biasanya mereka akan memilih aplikasi yang bisa memberikan banyak keuntungan.

Inilah mengapa, pemilik bisnis harus terus berinovasi supaya masyarakat tetap setia dan memilih layanan jasa yang ditawarkan. Inovasi bisa dilakukan mulai dari segi pelayanan, harga dan kemudahan-kemudahan lainnya yang berbeda dari kompetitor.

2. Melakukan Segmentasi Pasar

Perubahan yang terjadi akibat pandemi membuat perilaku masyarakat dalam berbelanja secara online juga turut berubah.

Meskipun pandemi telah usai, namun kemudahan yang diperoleh dari belanja online sudah mengubah perilaku sebagian besar masyarakat. Hal ini yang membuat peluang online delivery  pada usaha kuliner masih tetap bagus.

Salah satu strategi yang bisa dilakukan untuk mendorong performa bisnis online delivery adalah dengan melakukan segmentasi. Ini merupakan langkah untuk memilah-milah calon konsumen tertarget ke dalam sebuah kategori yang lebih spesifik.

Salah satunya dengan membuat sebuah segmen waktu pengiriman secara khusus. Sebagai contoh ambil di antara waktu sarapan dan makan siang, atau bisa juga di antara waktu makan siang hingga makan malam.

Pilih waktu yang tepat terutama ketika pekerja kantoran sedang ingin ngemil atau makan tapi tak bisa pergi meninggalkan tugasnya, sehingga mereka lebih memilih memesan makanan dengan layanan online delivery.

Baca juga: Mau Pintar Bisnis Online? Kenali Istilah Ini 

3. Berikan Promo Secara Terbatas

Strategi selanjutnya yang tak kalah efektif untuk mendukung bisnis online delivery  usaha kuliner yakni dengan memberikan penawaran menarik atau promo. Penawaran ini bisa berupa diskon, reward atau bahkan cashback dan lain sebagainya.

Jangan asal memberikan penawaran promo pada calon konsumen. Karena langkah ini bisa jadi kurang efektif jika tidak dilakukan dengan penuh strategi. Salah satunya dengan menetapkan durasi promo secara terbatas hanya di waktu tertentu saja.

Ambil sebagai contoh, promo hanya diberlakukan di jam-jam malam atau jam tertentu saja. Misalnya, potongan 10 persen khusus di jam 10.00 - 22.00 WIB, atau cashback 10 persen untuk pembelian minimal Rp100.00.

4. Tawarkan Layanan Ekstra

Selanjutnya strategi yang cocok digunakan di bisnis online delivery adalah memberikan pelayanan ekstra. Layanan ini bisa diberikan di waktu-waktu tertentu, misalnya di saat jam sibuk.

Pasalnya, ada beberapa konsumen yang tak keberatan mengeluarkan biaya lebih besar demi layanan tertentu. Asalkan pesanan yang sudah dipesan sampai tepat waktu atau bahkan lebih cepat.

Namun, tak sedikit juga konsumen yang ingin berhemat meskipun proses pengantaran pesanan memerlukan waktu lebih lama. Hal ini karena tak sedikit orang yang takut keluar membeli makanan ketika sudah malam hari, sehingga mereka akan memilih layanan online delivery untuk mengantarkan pesanan makanannya.