Survei APJII: Mayoritas Orang RI Merasa Data Pribadinya di Internet Aman
Zaman now bisa dibilang ‘jajanan’ paling wajib adalah kuota internet. Kalau kuota sampai habis, mati gaya deh. Gak bisa update status, stalking akun Instagram mantan pacar, main game online, apalagi bikin video Tiktok.
Ya, internet sudah menjadi kebutuhan utama setiap orang. Terlebih di masa pandemi ini, hampir semua aktivitas dilakukan dari rumah. Sekolah, bekerja, hingga berbelanja, serba online.
Online membutuhkan jaringan internet. Tanpa internet, perangkat seperti HP dan laptop Anda tidak dapat bekerja. Paling hanya bisa digunakan untuk layanan dasar, seperti telepon dan SMS.
Cermati.com kali ini akan membedah laporan survei internet dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dalam kurun waktu 2019 sampai kuartal II-2020.
Menggunakan 7.000 sampel yang tersebar di seluruh Indonesia. Teknik pengumpulan data melalui wawancara (kuesioner).
Baca Juga: Ngeri Penipuan Online Berkedok Unggah Foto Selfie dan KTP, Kenali 7 Cirinya
Pengguna Internet di RI Capai 196,7 Juta Orang
Pengguna internet di RI hampir 200 juta orang
Menurut laporan APJII, jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 196,7 juta orang sepanjang 2019 hingga kuartal II-2020.
Angka tersebut setara dengan 73,7% dari total penduduk Indonesia sebanyak 266,91 juta jiwa. Pengguna internet terbesar ada di Jawa sebesar 56,4%. Terbanyak tinggal di Jawa Barat sebanyak 35,1 juta orang.
Disusul Jawa Tengah sebanyak 26,5 juta pengguna dan Jawa Timur sebanyak 26,3 juta pengguna internet. Sedangkan DKI Jakarta tercatat sebanyak 8,9 juta orang.
- Sebanyak 95,4% pengguna terhubung internet dari HP atau ponsel pintar setiap hari
- Sebanyak 97,1% pengguna lebih memilih pakai paket data atau kuota dari operator seluler untuk terhubung internet
- Sosial media jadi alasan penggunaan internet paling banyak oleh 51,5% pengguna
- Dalam sebulan, sebanyak 29,4% pengguna menghabiskan uang Rp 75-100 ribu untuk kuota internet.
Ini Marketplace Favorit dan Produk yang Sering Dibeli saat Belanja Online
Produk fesyen paling banyak dicari saat belanja online
Selama pandemi, transaksi belanja online naik pesat. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, jumlah transaksi e-commerce meningkat hampir dua kali lipat di tengah pandemi Covid-19. Dari 80 juta transaksi di 2019 menjadi 140 juta transaksi hingga Agustus 2020.
Survei APJII mengungkap, tiga produk yang paling sering dibeli saat belanja online, antara lain:
- Yang membeli produk fesyen dan kecantikan sebanyak 25% pengguna
- Disusul produk rumah tangga sebanyak 6,5% orang
- Produk elektronik sebanyak 6,4% pengguna.
Sementara marketplace atau situs jual beli online yang paling sering dikunjungi (frekuensi tiga kali lebih dalam seminggu atau sebulan) untuk belanja online, adalah:
- Shopee paling sering digunakan buat belanja online 27,4% pengguna
- Lazada sebanyak 14,2% orang
- Tokopedia sebanyak 5,2% pengguna.
Masyarakat doyan belanja online karena beberapa alasan. Ini tiga alasan terbanyak:
- Harga jauh lebih murah dipilih 15,2% pengguna
- Belanja bisa dilakukan di mana saja 13,2% pengguna
- Lebih cepat dan praktis sebanyak 10,3% pengguna.
Sementara cara pembayaran yang paling banyak digunakan untuk belanja online, terbesar masih lewat COD sebanyak 27,5% pengguna. Diikuti cara pembayaan transfer ATM 13,4% pengguna, dan mobile banking sebanyak 5,7% orang.
Bukan cuma doyan belanja. Uang yang dihabiskan masyarakat untuk belanja online pun terbilang cukup besar dalam sebulan.
- Sebanyak 1,9% pengguna menghabiskan duit Rp 1 juta lebih sampai Rp 2 juta
- Sebanyak 6,7% menggelontorkan Rp 500 ribu-Rp 1 juta
- Namun paling banyak atau 41,4% pengguna mengeluarkan uang kurang dari Rp 500 ribu untuk belanja online.
Baca Juga: 25 Situs Populer untuk Anda yang Gemar Belanja Online
57,8% Masyarakat Merasa Data Pribadinya di Internet Aman
Mayoritas pengguna merasa aman terhadap data pribadinya di internet
Penggunaan internet semakin meluas, di seluruh sektor maupun merambah ke semua kalangan.
Namun dunia maya tak luput dari kejahatan siber atau digital. Banyak modus yang dipakai penjahat atau hacker untuk mengelabui korban.
Jika tidak berhati-hati, kamu bisa masuk perangkapnya. Tidak hanya datamu yang dicuri, tetapi juga saldo rekening maupun kartu kredit dibobol.
Berdasarkan survei APJII, mayoritas masyarakat merasa aman menyebarkan data pribadi di internet meski ada kejahatan siber yang menghantui.
- Sebanyak 57,8% masyarakat menyatakan data pribadinya di internet aman
- Sebanyak 17,7% orang ragu-ragu
- Yang menyebut tidak aman sebanyak 9% pengguna
- Dan 15,1% masyarakat mengaku tidak tahu
Begitupun dengan aktivitas transaksi secara daring. Sebagian besar masyarakat masih percaya melakukan transaksi, seperti membeli barang, bayar tagihan, transfer uang lewat internet.
- Sebanyak 68,7% pengguna mengaku aman
- Yang menyebut tidak aman 5,3% orang
- Menjawab tidak tahu dan tidak menjawab masing-masing 23,9% dan 2,1%.
Gunakan Internet dengan Bijak
Dengan internet, siapapun dapat mengakses banyak hal, termasuk konten dan informasi tanpa batas. Maka, bijaklah dalam menggunakan internet.
Pakai internet untuk hal-hal positif, seperti mengunjungi situs-situs yang memuat konten bermanfaat, gabung di forum atau komunitas untuk bertukar ilmu dan pengalaman.
Jika mengakses media sosial, sebaiknya tidak mengganggu jam belajar atau jam kerja. Dilarang mem-bully, memprovokasi, menuliskan konten berbau SARA maupun ujaran kebencian.
Baca Juga: Awas Tertipu! Ini Modus Pencurian Data via Penjualan Online dan Cara Mencegahnya