Switching Reksadana: Tujuan, Keuntungan Hingga Cara Pengalihan Dana
Reksadana merupakan salah satu instrumen investasi yang dipilih banyak orang terutama kalangan anak muda yang baru pertama kali terjun di dunia investasi. Mengingat, investasi reksadana ini akan dikelola oleh manajer investasi.
Hal ini tentunya, memudahkan investor pemula dalam berinvestasi dan tak perlu khawatir dalam menangani risiko investasi. Produk investasi yang ditawarkan reksadana pun sangat beragam dan masing-masing memiliki keunggulan. Jadi, investor hanya tinggal memilih produk reksadana sesuai kebutuhan atau tujuan dari investasi yang dilakukan.
Selain transaksi jual dan beli, pada produk reksadana juga terdapat transaksi lain, yaitu pengalihan atau investor lebih sering menggunakan istilah switching reksadana.
Bagi kamu yang baru saja ingin berinvestasi di reksadana, sebaiknya pahami terlebih dahulu apa itu switching reksadana, kenapa dilakukan, apakah ada keuntungannya dan sebagainya. Dengan begitu, investasi reksadana yang kamu jalankan bisa memberikan keuntungan yang optimal.
Simak ulasannya berikut ini yang telah dirangkum dari berbagai sumber.
Apa Itu Switching Reksadana?
Switching Reksadana
Mengutip dari idxchannel.com, pengertian switching reksadana adalah tindakan pengalihan saldo dalam satu produk reksadana ke produk reksadana yang lain. Misalnya saja, kamu memiliki investasi di produk reksadana pendapatan tetap, kemudian dananya di switch atau dialihkan ke reksadana pasar uang.
Jadi, pengalihan dana ini hanya bisa dilakukan dengan kelas aset berbeda yang telah dikelola oleh satu manajer investasi tercatat.
Adapun aturan yang perlu diperhatikan ketika ingin melakukan switching reksadana. Pada Peraturan OJK Nomor 23 /POJK.04/2016 Tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, ketentuan pengalihan reksa dana diperjelas.
Berdasarkan pasal 19, transaksi pengalihan hanya dapat dilakukan antara reksa dana yang dikelola manajer investasi yang sama. Selain itu, perpindahannya dilakukan pada hari yang sama pula dengan ketentuan dana penjualan reksa dana yang lama wajib dipindahkan reksa dana baru maksimal 4 hari kerja berikutnya.
Baca Juga: Produk Reksadana: Kenali Jenis, Kelebihan dan Kerugiannya
Pentingnya Switching Reksadana
Switching reksadana ini penting dilakukan bagi setiap investor. Kenapa? Berikut alasannya yang perlu diketahui dari bisnis.com, antara lain:
1. Menyesuaikan Profil Risiko
Sebelum membeli produk reksadana, investor sangat disarankan untuk mengenal atau mengetahui profil risiko pada diri sendiri. Setelah itu, barulah investor bisa memilih produk reksadana yang sesuai dengan profil risiko pada saat itu.
Umumnya, investor pemula yang masih terbatas dengan wawasan investasi termasuk profil risiko yang konservatif. Alhasil, produk reksadana yang dipilih adalah reksadana berisiko rendah. Berjalannya waktu dengan adanya peningkatan profil risiko, investor bisa menyesuaikan kembali dengan switching pada produk reksadana lain.
Berikut profik risiko reksadana:
Konservatif |
Menghindari adanya risiko, menginginkan investasi yang aman, imbal hasil cenderung stabil |
Moderat |
Memiliki tujuan finansial jangka menengah, memilih produk reksadana yang returnnya fluktuatif dan berisiko menengah |
Agresif |
Menyukai tantangan atau risiko tinggi karena sudah memiliki ilmu investasi yang mumpuni, menginginkan return yang tinggi. |
2. Perbaiki Portofolio Reksadana Sebelumnya
Setiap investor pastinya akan melakukan pengecekan portofolio investasi secara berkala termasuk di instrumen reksadana ini.
Apabila terdapat kinerja produk reksadana ada yang mengalami penurunan, investor berhak untuk melakukan switching ke reksadana lain agar investor terhindar dari kerugian atau mendapatkan keuntungan yang diharapkan.
3. Memanfaatkan Momentum
Ketika kamu sedang menganalisa kondisi pasar, kemudian ada produk reksadana yang sedang menguat, maka kamu harus memanfaarkan momen tersebut dengan melakukan switching ke produk reksadana tersebut. Hal ini tentunya akan memperoleh keuntungan yang lebih maksimal.
4. Mengamankan Keuntungan
Produk reksadana A yang kamu pilih itu, tak selamanya menguntungkan. Sebab, setiap instrumen akan mengalami koreksi investasi tergantung dari kondisi pasar, perekonomian nasional dan lainnya.
Maka dari itu, jika kamu mengetahui produk reksadana A akan mengalami penurunan, segera amankan keuntungan yang telah kamu peroleh dengan switching ke reksadana lain yang memiliki peluang profit besar.
Atau, switching ini perlu kamu lakukan jika produk reksadana yang dipilih telah mencapai target profit dan kamu alihkan ke produk reksadana yang berisiko rendah.
5. Diversifikasi Investasi
Hanya mengandalkan satu produk investasi, hanya membuat kamu memiliki risiko kerugian yang tinggi. Untuk meminimalisir berbagai risiko investasi reksadana, maka lakukan diversifikasi investasi dengan switching ke produk reksadana yang lain menjadi solusi yang tepat.
Jadi, investor tak perlu khawatir jika produk reksadana mengalami penurunan meski sesaat karena ada reksadana lain yang memberikan profit maksimal.
Tujuan dan Keuntungan Switching Reksadana
Switching Reksadana
Dari pengertian tersebut, switching reksadana memiliki tujuan untuk memindahkan saldo investor dengan cepat. Investor tak perlu lagi harus menjual produk, kemudian menunggu dana cair atau membeli produk reksadana yang lain.
Dengan begitu, ada keuntungan yang bisa investor dapatkan dari melakukan switching reksadana, antara lain:
- Transaksi lebih cepat
- Tidak perlu menunggu dana cair untuk membeli produk reksadana lagi
- Bisa mendapat keuntungan maksimal
- Biaya lebih rendah atau dikenakan sekali biaya yang ditentukan oleh manajer investasi
Daftar Produk Reksadana yang Bisa Dilakukan Switching
Ada beberapa produk reksadana yang bisa kamu switching, antara lain:
Daftar Produk Reksadana |
Ketentuan |
Majoris Asset Management |
Semua produk |
Avrist Asset Management |
Switching dari reksadana campuran ke semua jenis reksadana |
Sucorinvest Asset Management |
Switching dari reksadana campuran ke semua jenis reksadana |
Schroder Investment Management Indonesia |
· Semua produk kecuali Reksadana Schroder 90 Plus Equity Fund dan Schroder Dana Likuid Syariah. · Switching harus dilakukan sesama jenis reksadana campuran |
Bahana TCW Investment Management |
Semua produk kecuali Reksadana ABF Indonesia Bond Index Fund, Bahana Primavera 99 Kelas G dan Bahana Likuid Syariah Kelas G. |
Sinarmas Asset Management |
Semua produk kecuali Reksadana Simas Syariah Unggulan |
BNI Asset Management |
· Semua produk kecuali Reksadana BNI-AM Dana Lancar Syariah. · Produk BNI Dana Likuid hanya bisa di switch ke: o BNI-AM Indeks IDX30 o BNI AM Dana Pendapatan Tetap Syariah Ardhani o BNI-AM Mahogany · BNI AM Dana Pendapatan Tetap Syariah Ardhani dan BNI-AM Mahogany hanya bisa di switch ke BNI AM Dana Likuid |
Manulife Aset Manajemen Indonesia |
· Semua produk kecuali jenis reksadana pasar uang |
Batavia Prosperindo Aset Manajemen |
· Reksadana Batavia Dana Saham · Reksadana Batavia Dana Saham Syariah |
Danareksa Investment Management |
· Semua produk |
Baca Juga: Investasi Reksadana Saham, Pengertian, Keuntungan dan Kerugiannya
Cara Switching Reksadana
Berikut ini cara switching reksadana pada umumnya, yaitu:
- Buka aplikasi investasi yang kamu gunakan untuk berinvestasi reksadana
- Masuk ke portofolio reksadana
- Pilih produk reksadana yang ingin di switch
- Klik “Alihkan” atau “Switch”
- Pilih produk reksadana yang menjadi tujuan switching
- Masukkan jumlah unit yang ingin dialihkan
- Baca term & condition
- Lakukan konfirmasi dengan klik bagian ceklis
- Pilih “Submit”
- Masukkan kode verifikasi
- Ikuti arahan selanjutnya.
Lakukan Switching Reksadana di Waktu yang Tepat
Melakukan switching reksadana memang disarankan agar dana plus keuntungan reksadanamu aman. Akan tetapi, kamu juga tidak boleh melakukan switching terlalu seringa tau di sembarangan waktu. Idealnya, pengalihan reksadana ini perlu dilakukan pada saat tujuan investasi yang sudah direncanakan sebelumnya sudah tercapai, memperbaiki portofolio dan lainnya.
Baca Juga: Pilihan Reksadana yang Bagus untuk Pemula