Calon Pengantin Perlu Tahu, Ini 6 Pelajaran Penting Dibalik Pernikahan
Apakah alasan utama yang membuat Anda memutuskan untuk menikah? Bisa jadi macam-macam. Misalnya, larut dalam afeksi, bisa menatap wajah tampan atau cantiknya setiap hari, melakukan segala hal bersama-sama. Tapi pada kenyataannya, tidak begitu.
Bukannya ingin mengatakan bahwa pernikahan tidak akan sesuai dengan harapan. Anda bisa meraih harapan-harapan kalian berdua. Tapi mungkin, menjalani kehidupan pernikahan bisa jadi tidak sesempurna bayangan ataupun juga ekspektasi Anda.
Tanpa disadari Anda juga akan merasakan level up. Bahkan justru inilah yang membuat pernikahan Anda bertumbuh dengan begitu kuat. Karena Anda akan menyadari bawah ada pelajaran-pelajaran penting dibalik sebuah pernikahan seperti pada ulasan berikut ini!
Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!
1. Ketidaksempurnaan
Ketidaksempurnaan
Tipe standar yang dicari kebanyakan orang adalah sebagai berikut. Wanitanya cantik, bertubuh sintal, penyayang. Sementara prianya tampan, atletis, mapan. Mungkin itu juga adalah standar kesempurnaan Anda. Tapi, pada saat ditinjau dari segala sisi, tidak ada orang yang sesempurna itu.
Memang, rasa cinta tidak hanya bangkit dari segi fisik saja. Banyak faktor lain yang juga bisa membuat seseorang menetapkan pilihan. Tapi ketika segala kekurangannya mulai terungkap sedikit demi sedikit, apakah Anda siap menghadapinya?
Pelajaran pertama, menerima ketidaksempurnaan. Anda dan pasangan tetap harus mempertahankan cinta. Meski, muncul –bahkan banyak- hal dari diri masing-masing yang tidak sesuai bayangan. Lebih baik lagi, jika Anda berdua malah dapat saling mengisi kekurangan tersebut.
Seperti dikutip dari Intisari, Gal Szekely, seorang pakar pernikahan mengatakan, “Awalnya, Anda akan memiliki mimpi dan fantasi tentang pasangan yang dapat memenuhi semua kebutuhan Anda. Namun, seiring berjalannya waktu Anda akan menyadari juga. Bahwa, pasangan Anda tidak sempurna,”
Lebih lanjut, pendiri Couple Center, terapi pasangan di California, Amerika Serikat tersebut menjelaskan. Bahwa, dalam pernikahan kita dapat belajar untuk tidak terlena dengan angan-angan semu. Melainkan, menjalani kenyataan yang kita hadapi.
2. Memegang Komitmen
Hal ini sering diungkapkan baik pakar, maupun mereka yang telah menjalani pernikahan sekian lama. Bahwa, tahun pertama bagai masa-masa ujian bagi pasangan yang baru menikah. Karena baik Anda dan pasangan mulai menunjukan siapa kalian sebenarnya.
Kekecawaan, juga amarah dapat terpercik pada fase ini. Karena kemungkinan, berbagai kekurangan yang telah kita bahas pada poin sebelumnya terungkap. Ujung-ujungnya, emosi mulai turut dilibatkan.
Wajar, hal itu memang biasa terjadi pada sebagian besar orang. Tahun pertama merupakan masa transisi dari dua kehidupan yang dipersatukan. Anda dan pasangan harus mengerti dan menghadapi segala sesuatunya dengan sabar.
Ini adalah fase dimana komitmen Anda diuji. Ingat, for better or for worse. Anda membuat janji ini bukan untuk orang lain. Tapi diri Anda sendiri. Percayalah, setelah melalui semua itu, Anda dan pasangan akan menjadi lebih kuat. Dan kedepannya, semua akan menjadi lebih baik lagi.
Baca Juga: Mau Nikah, ini 7 Tips Cerdas Memilih Wedding Organizer
3. Melewati Krisis
Dunia berputar. Kadang di bawah, kadang di atas. Jadi, ancaman krisis juga bisa datang setiap waktu. Mungkin, hubungan Anda dan pasangan baik-baik saja. Tapi kemudian, ada krisis yang datang dari luar. Bisa jadi, usaha atau pekerjaan yang tidak berjalan semestinya. Alhasil keuangan rumah tangga mengalami kendala.
Jika masalah ini tidak diatasi dengan segera dan baik, maka tak bisa dipungkiri kalau krisis ekonomi dalam keluarga akan datang menghampiri. Dalam kondisi seperti inilah, banyak pasangan yang lebih memilih untuk berpisah karena krisis ekonomi. Padalah, apapun masalah yang dihadapi dalam rumah tangga pastinya ada solusi sebagai jalan keluarnya.
4. Kebahagiaan
‘Kebahagiaan datang dari diri Anda sendiri’. Mungkin ungkapan tersebut familiar untuk Anda. Begitu juga dalam pernikahan. Pasangan Anda hadir untuk melengkapi kebahagiaan. Bukan untuk selalu membahagiakan Anda.
Jika memang itu harapan Anda, semuanya tidak akan berjalan dengan seimbang. Tidak seharusnya kebahagiaan Anda ditentukan oleh kehadiran orang lain. Mungkin lebih tepatnya, Anda berdua akan saling berbagi kebahagiaan.
Anda dan pasangan adalah tim. Ketika salah satu tengah down, yang lain harus mampu stand up, saling menguatkan. Syukuri semua yang berhasil Anda raih bersama dengan pasangan. Jangan sering membandingkan diri dengan orang lain. Belum tentu mereka sebahagia Anda berdua.
Baca Juga: Jadi Simbol Pernikahan, Ini Tips Memilih Cincin Nikah Sesuai Bujet
5. Ego
Ego
Pernikahan bukan sesuatu yang dilakukan untuk mewujudkan segala impian Anda. Jadi, bukan berarti semuanya harus berjalan sesuai kehendak Anda sendiri. Pada kenyataannya, Anda dan pasangan harus saling melayani.
Sebelumnya, kita sudah membahas bahwa ini adalah ‘permainan’ tim. Ibaratnya tim olahraga. Kalian adalah pelatih yang berstrategi, kapten yang memimpin, sekaligus pemain yang megaplikasikannya. Jadi, tidak boleh ada yang merasa paling penting. Keduanya harus memiliki peran yang sama.
Kubur ego Anda dalam-dalam. Mampu membawa rumah tangga menuju kebahagiaan bersama-sama akan menjadi kebanggan tersendiri untuk Anda dan pasangan.
6. Menjalankan Visi dan Misi
Tentunya, Anda dan pasangan harus mampu untuk menyatukan visi dan misi. Agar dapat menentukan arah dan apa yang ingin Anda dan pasangan raih, kalian harus membicarakannya terlebih dahulu. Hal ini dapat diungkapkan saat kalian memutuskan untuk menikah.
Baik Anda dan pasangan sebaiknya mengungkapkan segala harapan yang ingin untuk diwujudkan. Dari sini, akan terlihat. Apakah Anda dan pasangan memiliki visi dan misi yang sama. Atau malah, menyatukannya. Inilah juga yang akan menguatkan kalian untuk mengarungi bahtera rumah tangga.
Harmonisasi akan terwujud. Karena, Anda dan pasangan telah menetapkan tujuan. Keinginan memegang teguh komitmen juga semakin kokoh. Menjalankan visi dan misi akan menguatkan hubungan dan kebahagiaan bersama akan terwujudkan.
Jalin Komunikasi yang Kuat
Menikah bukanlah sebuah finish line. Justru, kehidupan baru dengan segala dinamikanya baru saja dimulai. Ingat, ini bukan lagi masalah romantisme. Tapi sesuatu harus dijalani dengan penuh tanggung jawab. Ibaratnya, Anda dan pasangan telah memilih berlayar dalam satu kapal. Satu-satunya cara untuk menempuh gelombang dan badai agar mencapai tujuan adalah, dengan mengendalikan kapal bersama-sama. Komunikasi yang kuat menjadi kunci dalam sebuah hubungan pernikahan. Dengan komunikasi, masalah apapun yang dihadapi akan selesai karena menemukan jalan yang terbaik.
Baca Juga: Lebih Hemat, Ini 7 Biaya Nikah di Era New Normal